Sudah hampir 2 bulan semenjak Saki bekerja di Rabbit House. Selain kerjanya yang cekatan di kafe, ia terkadang membantu Takahiro di Bar-time, selain itu ia juga sering memasak untuk Master dan Takahiro.
"Saki-kun, besok Kafe akan tutup" kata Master malam itu
''. . . . EEH?! Ke-kenapa?! Meski Rabbit House masih memiliki masalah pengunjung, keuangan kita bukannya masih stabil?! Apa Master sudah menyerah?!" Saki sempat berdiri dari meja makan dan menaikkan suranya "bukan begitu... aku cuma mau pergi ke tempat teman lamaku besok, selain itu kau belum pernah mengambil istirahat 2 bulan ini, mengambil Istirahat itu juga penting" mendengar hari ini Saki bernafas lega "Takahiro, kau juga tak perlu bekerja besok" Takahiro menganggukan kepalanya.
"hmm... liburan ya? meski dibilang begitu, tak tau harus bagaimana" kata Saki sambil mencuci piring selepas makan malam "besok ada bazar di alun-alun kota, kalau mau kita bisa pergi bersama" ajak Takahiro
"jadi Takahiro-san mengajakku kencan nih?" gurau Saki
"eh? ya... kalau dibilang begitu..." Takahiro sedikit kebingungan
"hihi, kalau begitu aku menantikannya, ya" tawa Saki
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Takahiro-san, maaf menunggu~" kata Saki seusai bersiap-siap dari kamarnya kepada Takahiro yang menunggu dibawah "baiklah, ayo berangkat" karena mereka rencananya sarapan diluar, tanpa menunggu lebih lama lagi mereka pun berangkat dari Rabbit House.
rencana hari ini adalah Sarapan di kafe teh outdoor, lalu melanjutkan ke bazar sampai saat makan siang lalu makan siang disana, kembali pulang saat sore, dan makan malam dirumah. Saki sangat menikmati sarapan disana, set teh serta menu sarapan yang cukup mengenyangkan perut tapi tetap tak begitu berat sangat cocok dengan seleranya, Takahiro pun juga sangat menikmatinya, meski biasanya minum kopi terkadang teh juga bagus menurutnya. Mereka berbincang cukup lama tentang berbagai hal, mulai dari pekerjaan, kota bingkai kayu, masa sekolah masing-masing, sedikit tentang Takahiro ketika militer dan rivalitasnya dengan Sersan Tedeza sampai jadi sahabat, keluarga Hoto yang sangat dekat dengan Saki, bahkan tentang musik dan musisi yang mereka sukai. Setelah selesai sarapan, mereka beranjak menuju bazar.
"waah~ jadi ini bazar kota bingkai kayu?" Saki takjub dengan bazar ini, sangat banyak penjual dan kedai-kedai makanan yang menggugah selera, selain itu banyak juga barang bekas yang dijual, tak hanya barang bekas ada pula barang-barang unik entah dari mana asalnya.
"arara? Kafuu-san?" seorang perempuan berpakaian tradisional Jepang nampak menyapa Takahiro "ooh, Ujimatsu-san kebetulan sekali, sedang belanja?" Takahiro menyapanya balik
"iya, keperluan anak sekaligus pesanan ibu... ah omong-omong maafkan ibuku yang tak bisa akrab dengan Master Rabbit House" jawabnya
"ah.. tak usah dipikirkan, Ayahku lah yang terkadang kurang sopan, mohon maaf" balas Takahiro
"ara? Kafuu-san tidak sendirian rupanya?" perempuan itu menyadari Saki yang berada di sebelah Takahiro "iya, biar kuperkenalkan, ini Saki-san pegawai Rabbit House yang baru...Saki-san, ini Ujimatsu-san, anak pemilik Amausaan"
"namaku Ujimatsu Chidori, salam kenal" sapa Chidori
"aku Saki, salam kenal juga Ujimatsu-san~" jawab Saki
"panggil aku Chidori juga tak apa kok" berbeda dengan ibunya, Chidori nampak sangat ramah, setelah itu mereka sedikit berbincang hingga....
"Kafuu-san ternyata sudah punya kekasih ya? Kapan-kapan kalau sedang kencan mampirlah ke Amausaan~ aku akan kasih diskon deh~" kata Chidori
"y-yaa aku aka pertimbangkan" jawab Takahiro
Dari kejauhan terdengar suara perempuan memanggil "Chidori~ sudah ditunggu ibumu" perempuan itu berrambut pirang panjang sedikit ikal di ujungnya "iya~ kalau begitu aku pamit dulu ya, Saki-san kapan-kapan mampirlah ke Amausaan~" Saki mengangguk dan tersenyum "iya, nanti aku sempatkan~"
setelah berpisah dengan Chidori, Saki dan Takahiro melanjutkan mengelilingi bazar, mereka belanja berbagai hal juga, salah satunya Saki membeli beberapa alat dan buku sulap, sepertinya ia tertarik dengan hal itu. semakin siang, bazar makin penuh beberapa kali mereka menabrak orang. "uaa" Saki sempat nyaris terbawa arus manusia sampai....
"berpegangan lah..." Takahiro menggenggam tangan Saki "te-terima kasih..." Saki sedikit menoleh dan tersipu
"agar tidak terpisah... lebih baik seperti ini dulu" Takahiro juga sedikit tersipu, dan berusaha tetap mempertahankan nada tenangnya "unn...." Saki hanya mengangguk....sekilas, ia terlihat tersenyum.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"huft, akhirnya bisa duduk" mereka duduk di bangku dekat alun-alun setelah membeli makanan. Sambil duduk Saki melihat tangannya yang sekarang sudah tak digenggam Takahiro
"Saki-san? tidak dimakan, rotinya?" tanya Takahiro yang melihat Saki sedikit bengong
"ah.. unn, selamat makan....mmm~~ enak" Saki yang terlepas dari lamunannya melahap roti yang mereka beli di bazar untuk makan siang tadi
setelah makan mereka mulai berbincang-bincang
"Takahiro-san, tadi... saat Chidori-chan menyangka kita kekasih... kau tidak menyankalnya ya" Saki memulai pemicaraan tersebut dengan senyum yang sedikit tersipu
"itu... kalau aku menyangkalnya hanya akan jadi panjang... jadi..." Takahiro kehilangan sifat cool-nya kali ini
"selain itu tadi, saat dikeramaian... kau menggenggam tanganku.... kau bahkan tak melepasnya sampai kita kemari" kali ini Saki sedikit menutup mulutnya yang tak bisa menahan senyum
"ma-maaf kalau tidak sopan" kata Takahiro dengan gugup
"hihi, Takahiro-san yang biasanya tenang dan cool bisa tersipu seperti ini juga ya~" Saki tertawa kecil "tapi...." lanjutnya
"aku tak keberatan kok, kalau itu Takahiro-san..." senyuman Saki yang lembut, ditambah wajahnya yang sedikit memerah
"omong-omong, Takahiro-san, tadi pagi kau bilang kau suka jazz ya?" Saki mengalihkan topiknya kearah musik "ya, meski tak terlalu jago, aku juga suka menyanyikan beberapa lagu" jawab Takahiro yang sedang mengembalikan ketenangannya
"kalau begitu, sesampainya dirumah.... bisa menyanyikan satu lagu untukku?" tanya Saki. Takahiro pun tersenyum dan mengangguk setuju.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sesampainya di Rabbit House, Takahiro mengeluarkan pemutar musik miliknya dan memainkan sebuah lagu.
Kimi to Swinging Night by Kafuu Takahiro (CV: Hayami Sho)
Writer's note: lagunya beneran ada, kalau mau... cari sendiri ya tehe~ >w<)9 pingin saya upload di YT takut kena kopirek >3<)/ karena Wattpad cma bisa Copy URL ke YT doang Videonya
KAMU SEDANG MEMBACA
Gin-iro no Spoon [Silver Spoon]
Fiksi Penggemar"Ibu... sekarang aku dikelilingi oleh orang-orang baik....karena itu...." Rabbit House, kafe biasa di kota bingkai kayu didalamnya menyimpan banyak cerita kali ini adalah cerita tentang seorang diva, menyanyi di bar time dengan sepenuh hati, untuk...