H+1 SBS Gayo, 26 Desember 2018
“Min Yoongi?” panggil Senji. Yoongi mendongak dari ponselnya, dengan gerakan halus menutupi layar ponselnya dari Senji.
Senji menghela nafasnya, manager grub yang sedang naik daun, BTS, itu mengerutkan dahinya. Ia bersandar ke ambang pintu dengan agak kesal, melipatkan kedua tangannya di depan dada, ia berkata, “Bukankah akhir-akhir ini kau terlalu sibuk dengan ponselmu?”
Yoongi berdehem, ia menyimpan ponselnya kemudian berdiri. “Ibuku baru saja menelpon.” Kata Yoongi, sudah pasti berbohong. Ia berjalan keluar dari waiting room yang khusus diperuntukkan grubnya. Melewati Senji yang masih kesal dan penasaran, Yoongi meninggalkan Senji, menuju ke backstage.
Keenam temannya sudah menunggu disana. Seakan tahu alasan keterlambatannya, maknae line tersenyum kecil. Seokjin dan Hoseok tidak mempermasalahkan, tapi Yoongi melihat wajah Namjoon yang masam.
Yoongi menghampiri Namjoon, ia menepuk bahu Namjoon sebagai tanda permintaan maaf. Dua orang staff memasangkan mic beserta earpiece pada Yoongi, kemudian Namjoon mendekati Yoongi.
“Sebaiknya hyung katakan saja pada Senji-hyung semuanya.” Kata Namjoon berbisik.
“Kau sudah mengatakan itu sebanyak lima belas kali, Namjoon. Dan aku tetap mengatakan tidak. Perusahaan tidak akan menerima kabar itu.” balas Yoongi.
“Kau tidak bisa terus menerus diam-diam pergi untuk menemuinya. Bersembunyi untuk menghubunginya sampai lupa waktu. Kalau Senji-hyung tahu, dia akan menoleransimu. Memberimu waktu lebih banyak untuk bertemu dengannya. Sehingga kau tidak perlu terlalu banyak menghubunginya.” Kata Namjoon panjang lebar. “Lagipula Wendy juga pasti memberi tahu pada managernya—“
“Jangan sebut-sebut dia disini.” Kata Yoongi agak gusar. Matanya nyalang melihat ke sekitarnya. “Banyak jurnalis mencari mangsa disini.”
Namjoon menghela nafasnya. “Kau tahu persis cepat atau lambat perusahaan akan mendengar hal ini, hyung. Aku tidak mau perusahaan mendengar bukan dari mulutmu sendiri.”
“Tidak ada yang akan membicarakan ini.” Ujar Yoongi tenang.
“Banyak orang sudah membicarakannya, kalau kau mau peduli.” Ujar Namjoon. “Semua orang membicarakannya bahkan para penggemar.”
Yoongi berdecak. “Apa lagi sekarang?”
“Acara gayo kemarin.” Kata Namjoon agak khawatir. “Aku tidak tahu bagaimana rasanya jatuh cinta tapi itu membuatmu terlihat bodoh, hyung.”
Yoongi memberikan Namjoon tatapan membunuh. Kemudian Namjoon buru-buru menelan salivanya.
“Matamu mengikutinya kemana-mana. Kalau kau menyadari itu—“
“That’s right!” itu suara Jin. Dengan ceria ia bergabung dengan mereka berdua. “Kau mengikutinya dimana saja, di awal acara ketika semua orang berkumpul, saat kita tampil, bahkan di tempat duduk kita. Ingat ‘kan jarak tempat duduk kita dengan Red Velvet jauh sekali—dan kepalamu tetap saja melihat kearahnya. Aku heran kenapa lehermu belum patah.” Tambah Jin.
“Tapi aku sangat mengerti perasaanmu.” Ujar Jin sambil menaikkan satu alisnya.
“Yang ini berbeda, hyung.” Kata Namjoon. “Orang-orang menyukaimu dengan Jisoo. Tapi tidak dengan Yoongi-hyung dan Wen—dengan dia.”
Yoongi menghela nafasnya yang entah sejak kapan menjadi berat.
Yang dikatakan Namjoon benar. Yoongi membatin dalam hati. Sejak awal dia berkencan dengan Son Seungwan, Wendy dari girl group Red Velvet, tepat satu tahun lalu, Yoongi tahu dia mempertaruhkan segalanya. Karir musiknya, reputasi grubnya dan juga nama baik perusahaan.
Yoongi tak bisa membantah bahwa musik adalah hidupnya. Bernyanyi adalah impiannya. Dan menjadi bagian dari group BTS merupakan sebuah anugerah untuknya. Tapi terlepas itu, dia harus menerima konsekuensinya. Kehilangan masa mudanya, mempersempit waktu privasinya, menjadi robot dengan doppingnya dan juga, merelakan hatinya.
Perusahaan tempatnya bernaung tidak pernah mengatakan bahwa ia dan teman-temannya tidak boleh berkencan. Yoongi juga tahu perusahaan Seungwan-pun begitu. Kedua agensi itu mengikuti aturan main agensi pada umumnya. Mengijinkan artisnya berkencan setelah tiga tahun debut mereka. Yoongi sudah menginjak tahun debutnya yang keenam dan Seungwan kelima. Semua sah-sah saja.
Hanya saja, ada beberapa hal yang menghambat dan tidak bisa Yoongi, dan bahkan perusahaan kendalikan: para penggemarnya. Yoongi pikir semuanya akan baik-baik saja. Sama seperti apa yang terjadi pada Seokjin dan Jisoo tahun lalu. Yoongi berharap semua orang dapat menerimanya: sama seperti penggemarnya dan juga penggemar grub Blackpink mendukung Jin dan Jisoo satu sama lain. Yoongi pikir.
Tapi semuanya berantakan. Bahkan sebelum agensinya tahu apa kebenarannya. Bahkan sebelum semua orang terdekatnya tahu.
Oktober 2018. Korean Popular Culture and Arts. Semua orang membicarakannya. Semua kamera menyorotinya. Bagaimana mata Yoongi tak bisa melepas pandangannya dari sosok Seungwan. Bagaimana kepalanya selalu mengarah ke sosok dimana Seungwan berada. Bagaimana senyum Yoongi yang merekah bangga ketika Seungwan menerima penghargaan.
Kemudian rumor dating mulai bermunculan.
Dan Seungwan yang mendapat hujatan.
.
.
.
.Hello this is padfootblack09.
Welcome to my new book but my old story. I just want to repost here from my oneshoot collection because this story is too long and it isn't even a oneshoot, but a chaptered. Wkwk.
I hope you enjoy this. I LOVE YOU
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite the Stars [COMPLETE]
Fanfiction"We are hopeless after all..." Wendy . . . . Repost my own story from my oneshoot collection book.