Chapter 4 Best Priority

698 110 1
                                    


Seungwan pernah belajar mengenai kejiwaan saat ia SMA dulu. Saat ia masih ada di Toronto. Gurunya mengatakan bahwa ansietas adalah basic dari orang yang mengalami gangguan jiwa. Semua orang membutuhkan stress. Stress menuntut manusia untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Dan semua orang tidak bisa menentukan stressor seperti apa yang akan menimpa mereka.


Seungwan juga tahu bahwa respon stress manusia ada dua. Adaptif dan maladaptif-Positif dan negative. Manusia harus mengendalikan pikiran dan hati mereka sehingga mereka bisa mengeluarkan respon positif dari stress yang mereka terima. Seungwan tahu persis beberapa hari ini ia mengalami stress karena berita-berita yang memuat namanya dan nama Min Yoongi. Tak ada artikel yang tidak menyebut namanya. Semua foto-foto yang diupload oleh Instagram official milik Red Velvet selalu dikomentari dengan menyeret namanya. Bahkan di foto grub mereka, foto para member, foto yang sudah diupload bertahun-tahun lalu. Semua membicarakannya.

Teori yang dikatakan gurunya bahwa manusia harus mengendalikan pikiran dan hati mereka supaya mengeluarkan respon positif dari stress ternyata hanya mudah diucapkan sebagai teori. Bukti nyatanya Seungwan tidak bisa mempraktekannya saat ini. Kegiatannya berhari-hari ini hanyalah menyendiri di dalam kamar. Memandangi ponselnya dengan wajah murung. Menangis sesenggukkan sampai kelelahan.


Managernya kelimpungan mengurusi Seungwan. Bahkan keempat membernya kebingungan; tidak pernah melihat sosok Seungwan yang ceria semurung ini. Maka hanya kekhawatiranlah yang tampak di wajah keempat member berhari-hari ini. Mereka terpaksa mengcancel beberapa jadwal latihan mereka untuk persiapan konser serta memundurkan jadwal rekaman single Jepang terbaru mereka.

Seulgi mengetuk pintu kamar Seungwan pagi itu. Sama seperti pagi di beberapa hari ini, tak pernah absen salah satu member mengetuk kamar Seungwan untuk melihat keadaan gadis itu.


Seungwan mendongak, ia melihat Seulgi di ambang pintu, tersenyum padanya. Ia berjalan masuk dan duduk di depan Seungwan.

"Bagaimana hari ini?" tanya Seulgi.

"Lebih baik." Ucap Seungwan.

Seulgi tersenyum kecil. Tahu Seungwan berbohong padanya.

"Sudah memutuskan apa yang akan kau katakan pada perusahaan?"

Seungwan mengulum bibirnya, kemudian mengangguk. "Yura-unnie sudah bertanya padaku seminggu ini. Aku tidak bisa mengelak lagi." Katanya kemudian.

Manager mereka selama ini memang sudah tahu Seungwan berkencan dengan Yoongi. Tidak seperti Yoongi yang tidak mau memberi tahu managernya, bahkan awalnya tidak ada member BTS yang tahu. Seungwan masih ingat bagaimana akhirnya semua member BTS mengetahuinya. Jisoo memberitahu Jin dan Jungkook diberi tahu Yerim. Belakangan Seungwan tahu kalau Namjoon dan yang lainnya sudah menduga bahwa Yoongi sedang jatuh cinta; tingkahnya berbeda, ia selalu memegangi ponsel, lebih sering tersenyum sendiri dan malas-malasannya berkurang. Seungwan tahu Yoongi memang tipe orang yang tidak suka bercerita. Kepribadiannya sangat tertutup bahkan kepada keenam sahabatnya sendiri. Itulah mengapa manager merekapun belum tahu bahwa Yoongi berkencan; atau mungkin sekarang Yoongi sudah memberi tahu, Seungwan menebak yakin.

Ketika manager Seungwan tahu, bukan berarti perusahaan langsung tahu. Para manager biasanya lebih mengerti dan lebih dekat dengan artisnya dibanding dengan petinggi perusahaan. Itulah mengapa perusahaan tetap harus mengonfirmasikan segala sesuatu ke artisnya. Selama ini Seungwan mengulur waktu. Seminggu lamanya, memohon pada Yura-unnie untuk jangan memberitahu apapun pada perusahaan. Seungwan yakin sekali Yoongi sudah mengiyakan hubungan mereka ke perusahaannya. Jika Seungwan juga mengiyakan, maka hancur sudah karir mereka. Perusahaan tidak akan berpikir dua kali untuk mengonfirmasi hubungan keduanya.


Seungwan tak pernah berharap baik perusahaannya dan perusahaan Yoongi membayar uang untuk menutup mulut mereka. Tidak setelah mereka membayar banyak uang untuk membungkam media mengenai hubungan Jungkook dan Yerim, dan berakhir percuma. Semua orang tetap membenci mereka bersama kendati kedua perusahaan sudah membantah, penjualan album yang menurun drastis dari target awal, tiket konser yang dikembalikan, pemboikotan fansign, fansite-fansite yang closedown, bahkan para fans enggan menyebut nama Yeri dan Jungkook di fanchant mereka.

Benar. Dunia memang sekejam itu untuk mereka berdua.

"Aku tahu kau memutuskan yang terbaik." Kata Seulgi menyadarkan Seungwan.

Seungwan mengangguk. Ia sudah memutuskan yang terbaik. "Kau sangat hebat, Seulgi-ya."

Seulgi menggeleng tak setuju. "Aku menghancurkan semuanya."

Seungwan meringis. Tidak setuju. "Bukan salahmu. Kau sudah memutuskan yang terbaik."

Seulgi mengangguk lemah. "Terbaik." Ujarnya sarkas.

Seulgi hendak meninggalkan Seungwan ketika ia menyadari sesuatu, ia membulatkan kedua matanya, "Seungwan-ah, kau benar-benar memutuskan yang terbaik 'kan???"

Seungwan tersenyum. Ia mengangguk dengan yakin.

Seulgi menyipitkan kedua matanya, "Sungguh?"

Seungwan mengangguk lagi. Lalu ia tiba-tiba berkata, "Aku baru merasa bahwa aku lebih lemah darimu, Seulgi-ya."

"Apa maksudmu-"

"Aku juga lebih lemah dari Yerim." Kata Seungwan.

Seulgi menggeleng tidak setuju. "Kita semua kuat, Seungwan-ah. Kita semua kuat."

But I am not strong enough. Batin Seungwan.

Seungwan benar-benar baru menyadari akhir-akhir ini. Bahwa ia tidak sekuat yang ia kira. Ia lebih lemah dari Seulgi, ia lebih lemah dari Yerim, dan perkataan Joohyun kemarin tidak benar sama sekali. Yerim berhasil melewati waktu-waktu sulitnya ketika beritanya dan Jungkook muncul ke permukaan. Walaupun ia harus jatuh sakit dan diopname di Rumah Sakit, walaupun Seungwan dengar Jungkook harus mengonsumsi obat anti depresan.

Setidaknya keduanya berhasil. Mereka bertahan untuk satu sama lain. Seulgi, walaupun akhirnya hubungannya dengan Jimin kandas, tapi ia cukup kuat dan berani mengambil langkah untuk mengonfirmasi bahwa berita dating itu hanyalah bualan. Seulgi cukup kuat memilih salah satu yang terpenting bagi kehidupannya.

Bukannya seperti Seungwan. Yang tak tahu harus berkata apa. Yang tak bisa memutuskan akan mengonfirmasi apa. Yang tidak bisa memilih antara Yoongi atau karirnya. Yang tidak bisa hidup tanpa keduanya. Yang tidak bisa bediri di satu pendirian sehingga semuanya bisa diselesaikan.

Seungwan bisa menangis semalaman hanya karena memikirkan betapa besarnya ia mencintai Yoongi. Seperti tidak ada manusia lain yang bisa menggantikannya. Tapi semuanya begitu sulit. Besar akibat Seungwan berkencan dengan Yoongi sebesar cintanya pada Yoongi. Tak bisa ditawar, Seungwan harus memilih salah satu dari keduanya.

"Ponselmu berbunyi terus Seungwan-ah." Kata Seulgi membangunkannya dari lamunan.

Seungwan mengerjapkan matanya, melihat nama 'Yoongi's' terpampang di ponselnya.

"Aku percaya kau sudah memutuskan yang terbaik, wan. Dua minggu mendiamkan Yoongi kukira sudah cukup. Kalian perlu bicara." Kata Seulgi tersenyum.

Seungwan tersenyum tipis, kemudian dia mengangguk, mengangkat panggilan Yoongi.

Ia sudah memutuskan yang terbaik dan ia berharap ia tak akan menyesal.


.
.
.

Rewrite the Stars [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang