18 Oktober (Last Chapter)

47 3 1
                                    


00.15
JUNGKOOK membelokkan mobil memasuki apartemennya.

"Maaf, aku tidak mengerti," jawab Jungkook pada pertanyaan So Ay

Ia menatap sangat bingung pada semua yang wanita itu katakan. Ia tahu masa lalu Jungkook hanya dalam beberapa menit pertemuan mereka. Ia bahkan mengatakan tentang Siaurin dan cinta pertamanya.

Semua yang dikatakan wanita itu membuat Jungkook merasa takut pada insting perempuan. Namun, wanita itu menanggapi pertanyaan Jungkook dengan senyuman lembut.

"Kau jelas tidak mengingatku. Itu terjadi lima belas tahun yang lalu." Ia kembali duduk di kursinya di samping Jungkook. "Tapi, aku tidak akan melupakan anak laki-laki dengan kepala berperban yang membuat Siaurin mau mengikuti seluruh proses pengobatan itu."

Jungkook berusaha memutar kembali ingatannya saat itu. Saat ia dirawat cukup lama karena luka bom dikepalanya. Namun, tidak satu pun nama Siaurin berputar dalam memorinya.

Jungkook pun menggeleng. "Kurasa kau salah. Selama di rumah sakit, aku hanya mengenal___"

"Amay," potong So Ay cepat. "Ya, itu nama kecil Siaurin. Semua rekan ibu dan ayahnya memanggilnya Amay karna ia sangat terlihat manis dan matanya yang indah."

Apa?

Jungkook pun sontak membelalak. "Maaf?"

So Ay tersenyum dan menatap Jungkook hangat. "Jadi ternyata ini wajah yang tertutup perban saat itu."

Ucapan So Ay membuat Jungkook tidak bisa berkata-kata. Semua potongan kenangan yang sebagian besar masih teringat dengan baik itu berputar sangat cepat dalam kepalanya.

Gadis kecil cengeng yang yang tidur disamping tirainya, yang diganggunya setiap saat, yang menemaninya menjalani proses pergantian perban yang sangat menyakitkan itu, yang memanggil-manggil namanya setiap kali ia menangis merindukan orang tuannya dan membuatnya merasa tidak kesepian, yang membuatnya tidak merasa sangat menyedihkan karena ada orang lain bernasib sama dengannya, dan yang harus Jungkook tinggalkan secara tiba-tiba saat gadis itu menjalani operasi karena neneknya jatuh sakit setelah mendengar kabar kematian orang tuanya.

Gadis itu adalah Siaurin.

Oh Tuhan.
Dia adalah Siaurin!

Jungkook diam-diam mencari Amay selama lima tahun sejak memutuskan menetap di LA. Ia masih memikirkan anak perempuan itu dan sedikit-banyak berharap mereka bisa kembali berteman. Namun, informasi yang didapatkannya dari rumah sakit tempat dirawatnya saat itu tidak pernah cukup.

Namun, ternyata gadis itu telah bersamanya sepanjang waktu.

Jungkook telah menemukannya dan bodoh sekali ia tidak mengenalinya.

Jungkook kembali membayangkan wajah gadis itu dalam ingatannya.

Bibirnya.
Hidungnya.
Pipinya yang merona.
Dan matanya.
Oh Tuhan!
Mata itu.

Bagaimana mungkin Jungkook bisa melupakannya?

Siaurin mempunyai mata yang membuat Jungkook langsung menyukainya bahkan sejak kali pertama melihatnya.

Mata gadis itu memang sangat indah. Sorot yang tidak pernah ditemukannya pada orang lain.

Jernih. Ambisius. Dan hangat.

"Kau mengenalinya sekarang?" tanya So Ay menyadari perubahan sikap Jungkook.

Jungkook menoleh menatapnya dan menggeleng. Ia hanya bisa menjawab pendek untuk semua ingatan yang tengah memenuhi kepalanya sekarang, "Aku tidak mungkin bisa melupakannya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

171 HOURS(REMAKE) : BTS Jungkook [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang