Part 1

19 2 0
                                    

Sita pov

Namaku Ayu Sita Anggraeni. Orang-orang sering memanggilku Sita. Aku mempunyai seorang kakak perempuan bernama Andhini Aprilianti. Kami anak dari pasangan Ahmad dan Lilik Suhartini. Keluarga kami bukanlah golongan orang yang kaya raya. Ayahku bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan ibuku hanya sebagai ibu rumah tangga.

Umurku saat ini 16tahun dan akan memasuki bangku SMA. Hari ini adalah pengumuman kelulusan untuk murid kelas 9 SMP. Aku berharap agar lulus dengan hasil yang sangat memuaskan dan lebih mudah untuk memilih sekolah selanjutnya.

Aku sudah siap dengan pakaian batikku. Karna sesuai dengan informasi yang tersebar di grup kelas, bahwa pengumuman hari ini seluruh siswa dan siswi memakai batik.

"Bu, aku berangkat dulu ya" ucapku berpamitan kepada ibu.

"Diantar ayah kan?" tanya ibu.

"Iya, ayah udah nunggu di depan. Do'ain ya bu, semoga hasilnya memuaskan" ucapku meminta do'a kepada ibu.

"Ibu selalu berdo'a yang terbaik untuk kamu. Sudah sana berangkat, nanti keburu telat" ucap ibu.

Aku keluar rumah dengan perasaan yang tidak tenang, yang berada dalam fikiranku dari tadi malem hanya masalah kelulusan hari ini. Aku takut jika hasilnya tidak memuaskan.

"Sudah siap? Gak ada yang ketinggalan?" tanya ayah saat melihatku keluar dari rumah.

"Sudah yah, gak ada barang yang dibawa kok. Hanya membawa handphone untuk menghubungi ayah saat pulang nanti" jawabku.

"Ya sudah, ayo naik. Biar gak telat" ucap ayah.

Akupun menaiki motor ayah. Selama perjalanan menuju sekolah, aku terus memanjatkan do'a dalam hati. Sekitar 15 menit, aku sampai di sekolah.

"Nanti pulang jam berapa?" tanya ayah saat aku sudah turun dari motor.

"Belum tau yah. Kalau pengumumannya cepat terlaksana, pulang nya juga cepet. Nanti kalau sudah selesai, aku pasti langsung telfon ayah kok" ucapku.

"Ya sudah, ayah berangkat ke kantor ya. Jangan lupa hubungi ayah nanti" ucap ayah dan akupun berpamitan kepada ayah sebelum ia melajukan motornya menuju kantor.

Aku berjalan menuju gerbang sekolah dan langsung menuju kelasku yang berada di lantai dua. Saat dikoridor kelas 8, ada yang memanggilku dari arah belakang. Ternyata dia adalah sahabatku Intan Novita Rosdiana. Yang biasa dipanggil Vita.

"Sitaaa" teriaknya dari arah belakang ku. Akupun menoleh menatapnya.

"Pagi-pagi udah teriak aja Vit" ucapku sambil terkekeh.

"Habisnya aku manggil kamu dari arah gerbang tadi, tapi kamu gak noleh sama sekali. Jadi aku teriak deh" ujarnya sedikit kesal.

"Serius? Maaf deh, aku gak denger loh" ucapku kepadanya.

"Iya iya, lain kali pasang tu kuping. Biar gak budek kalau dipanggil orang" ucap Vita.

"Iya Vita sayang. Udah yuk, kita lanjut ngomong dikelas ku aja. Gak enak diliatin sama adek kelas" ucapku sambil menggandeng tangannya menuju kelasku.

Aku dan Vita memang berbeda kelas. Persahabatan kami bermula dari kelas 8. Karna setiap awal tahun ajaran baru, semua kelas akan diroling. Agar siswa-siswi dapat saling mengenal. Kebetulan waktu naik kelas 8 aku sekelas dengan Vita. Awalnya kami berteman biasa, tapi keakraban kami bertambah dekat karna ayah Vita ternyata teman sekantor ayahku.

****

Skip

Saat ini aku dan Vita sudah berada dikelasku. Kami membahas tentang sekolah yang akan kami tempuh selanjutnya.

"Jadi lanjut kemana Sit?" tanya Vita.

"Aku juga bingung Vit. Pengennya sih ke sekolah SMK, kalau udah lulus mudah dapet kerja. Tapi aku juga pengen lanjut di SMA, karna aku lebih suka pembelajaran berupa materi bukan praktek" ucapku pada Vita.

"Ikuti apa kata hatimu" jawab Vita.

"Hmm, kamu sendiri lanjut kemana?" tanyaku pada Vita.

"Aku sih rencana mau lanjut ke sekolah yang deket rumah. Tapi, aku ragu mau sekolah disana. Banyak yang bilang, disana itu peraturannya ketat banget. Aku takut gak betah. Jadi aku putusin buat sekolah di SMKN 1 Bondowoso" jelas Vita.

"Memangnya deket rumahmu ada sekolah? Kok aku baru tau?" tanyaku.

"Pernah tau sekolah MAN Bondowoso gak?" Vita balik bertanya.

"Pernah denger, tapi sampai sekarang gak tau dimana tempatnya" jawabku dengan cengiran.

"Hadeh, kudet banget sih sahabatku. Sekolah itu deket dari rumahku tau, ntar kalau kamu main ke rumah aku tujukin tempatnya" ucapnya.

"Gak perlu, kan aku gak sekolah disana" jawabku.

"Iya juga sih" ucap Vita.

"Kira-kira hasilnya gimana ya Vit?" tanyaku pada Vita dengan perasaan yang masih gelisah.

"Apapun hasilnya, terima aja. Yang penting kita udah usaha sebelumnya. Yakin aja, hasilnya pasti baik kok" jawab Vita berusaha menenangkan perasaanku.

"Semoga saja" ucapku

"Daripada kamu gelisah, mending temenin aku yuk. Kita ke kantin, aku belum sarapan" ucapnya sambil beranjak dari duduknya dan menarik tanganku keluar kelas.

Kami berjalan menuruni tangga untuk menuju kantin. Saat tiba dilantai pertama, kami bertemu dengan adek kelas. Lebih tepatnya, dia sahabatku dari kecil. Namanya Hofidatul Wilda.

"Pada mau kemana?" tanya Hofi.

"Mau ke kantin, nemenin Vita sarapan. Kamu mau ikut?" tanyaku.

"Boleh deh, kebetulan aku lagi boring dikelas" jawabnya.

Kamipun berjalan menuju kantin. Setibanya kami dikantin, Vita langsung menuju tempat bu Dwi dan memesan makanan untuk kami bertiga. Sedangkan aku dan Hofi mencari tempat untuk duduk.

Tak lama kemudian, Vita datang dengan nampan yang berisi makanan.

"Makanan sudah datang" ucap Vita dengan hebohnya.

"Biasa aja kali kak, heboh banget" ucap Hofi terkekeh.

"Hehe,, udah ayo makan. Ntar keburu bel masuk" ucap Vita. Kamipun sarapan makan dalam keadaan hening.

Setelah sarapan kami habis, bel masukpun berbunyi. Kami bertiga kembali menuju kelas masing-masing.

"Nanti pulang jam berapa kak?" tanya Hofi.

"Mungkin lebih cepat dari adek kelas. Soalnya kelas 9 hanya masuk untuk mengambil hasil kelulusan. Setelahnya kami diperbolehkan pulang" jawabku.

"Owh, ya udah. Semoga hasilnya baik kakak-kakakku" ucapnya. Yang kami balas dengan anggukan. Setelahnya kamu berpisah di depan tangga.

AKHIR DARI SEBUAH PENANTIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang