Part 5

2 0 0
                                    

Author pov

Satu minggu berlalu. Tanpa terasa hari ini adalah awal Sita memasuki sekolah barunya.

Ia sedang menyiapkan segala keperluannya. Kebetulan juga, awal Sita masuk sekolah bertepatan dengan bulan ramadhan.

Dan biasanya disekolah Sita yang sekarang itu, selalu melaksanakan pesrom selama 2 minggu.

Sita berjalan gontai menuju ruang keluarga. Disana sudah ada kedua orang tuanya, juga kakak perempuannya dan suaminya.

Mereka menggelengkan kepala melihat sikap Sita pagi hari ini.

"Kamu kenapa lemes gitu?" tanya kakaknya.

"Aku rasa gak akan sanggup deh kak buat ngejalani hari-hari kedepannya disekolah nanti" ucap Sita lemes.

"Jangan mudah mengambil kesimpulan. Kamu kan gak akan tau apa yang terjadi disekolah nanti, mungkin aja kamu akan dapet temen baru yang akan buat kamu betah disana, atau kamu akan merasa nyaman dan menyukai pelajaran-pelajaran yang ada diskeolah nanti, atau mungkin juga nanti kamu ketemu sama seseorang yang buat kamu betah disana" ucap kakaknya dengan tersenyum menggoda diakhir kalimatnya.

"Duh, itu mustahil kak. Mungkin temen baru aku bisa dapatkan. Tapi untuk menyukai mata pelajarannya, gak mungkin banget kak. Apalagi aku denger ada bahasa arabnya, duh. Aku jamin, pasti tiga tahun kedepan aku bakal pusing tujuh keliling. Dan ketemu seseorang, apa coba maksudnya. Pacar?? Bisa-bisa langsung dapet sanksi aku kalo sampek ketahuan punya pacar" ucap Sita ngoceh panjang kali lebar.

"Udah dulu ngocehnya, sekarang kamu berangkat sekolah dulu. Ntar keburu telat" ucap ibu.

"Males ah bu, pasti gak asik. Asal ibu tau aja, temen-temen aku yang lain belum masuk sekolah. Masak hanya sekolah MA aja yang masuk, kan gak adil" Sita terus mengoceh.

"Terus mau kamu apa? Pindah sekolah? Atau berhenti sekolah? Sedangkan ibu sudah membayar uang sekolah kamu selama 3 tahun kedepan. Belum aja sehari kamu menjalani, sudah mau membuat ibu kecewa dengan penolakan kamu ini?" ucap ibunya sedikit kesal.

Sita kaget melihat ibunya marah dengan tingkahnya sendiri. Sita merasa menyesal karna sudah mengeluh di hari pertamanya sekolah, padahal ia sendiri belum tau apa yang akan terjadi kedepannya.

Sita hanya menunduk, tidak berani menatap keluarganya terutama sang ibu.

"Sudah, sudah. Sita, kita berangkat sekarang. Agar kamu tidak telat" ucap yang ayah menengahi.

"Bu, aku berangkat ya" pamit Sita sambil mencium tangan ibu dan kakaknya.

"Hati-hati dijalan" ucap ibunya.

****

Hanya butuh waktu 10 menit untuk sampai di sekolah Sita. Akhirnya Sita dan ayahnya sampai disekolah.

Sita segera turun dan motor ayahnya, dan berpamitan.

"Nanti pulang sekolah, ayah langsung jemput. Semangat sekolahnya" ucap sang ayah tersenyum.

"Iya yah" ucap Sita berusaha membalas senyuman sang ayah.

Setelah ayahnya berlalu dari hadapannya, Sita langsung membalikkan badan menghadap gerbang sekolah yang terbuka lebar.

"Apa iya aku bakal betah 3 tahun sekolah disini?" ucap Sita dalam hati.

"Kalo aku mundur gitu aja tanpa mencoba, pasti bakal ngecewain ibuk sama ayah" Sita masih berdiam diri ditempatnya. Setelah cukup lama melamun, Sita menghela nafasnya dan berjalan memasuki sekolah.

AKHIR DARI SEBUAH PENANTIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang