Part 2

11 0 0
                                    

Aku dan Vita berjalan menaiki tangga menuju lantai dua. Sesampainya dilantai dua, aku dan Vita berbeda arah. Vita menuju kelasnya yang berada disebelah kanan tangga dan aku menuju kelasku yang berada disebelah kiri tangga.

Aku memasuki kelas dan ternyata teman sekelasku sudah pada berkumpul didalam. Aku langsung menuju bangku ku, disana ada Dhika yang sudah duduk manis dengan novel yang selalu dibawa.

"Hai Dhik" sapaku.

"Hai, darimana aja? Baru dateng?" tanya Dhika mengalihkan pandangannya dari novel dan menatapku.

"Aku udah dateng dari tadi kok, tapi langsung ke kantin sarapan bareng Vita dan Hofi" ucapku.

"Owh, kirain kamu telat" ucapnya.

"Setelah ini, mau lanjut kemana" tanyaku.

"Mau lanjut di SMKN 4 Bondowoso, aku mau mengambil jurusan TJA (Teknik Jaringan Akses)" jawabnya. "Kamu sendiri mau lanjut kemana?" lanjutnya.

"Aku masih bingung" ucapku.

"Ikuti apa kata hatimu, jangan utamakan omongan orang. Karna kalau omongan orang itu tidak sesuai pilihan hatimu. Hasilnya gak akan baik, karna itu bukan murni pilihanmu sendiri. Bicarakan sama orang tuamu. Masih ada waktu untuk memikirkannya, pendaftaran sekolah baru dibuka setelah lebaran kok" ucapnya tersenyum padaku.

"Iya, makasih buat nasehatnya" jawabku yang diangguki olehnya.

Author pov

Tak lama kemudia, kelas menjadi hening dan sedikit tegang. Karna Bu Ani selaku wali kelas 9C, memasuki kelas dengan membawa hasil kelulusan.

"Asslamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap Bu Ani memberi salam.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab mereka kompak.

"Baik anak-anak, sebelum saya membagikan hasil kelulusan. Saya ingin meminta maaf kepada kalian. Mungkin selama saya menjadi wali kelas kalian, saya mempunyai kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja" ucapnya dengan perasaan sedih.

"Saya merasa, baru kemarin kita akrab seperti ini. Tapi sekarang kita harus berpisah. Saya harus lepas kalian, demi melanjutkan cita-cita kalian. Semoga ilmu yang kalian dapat selama di SMP ini tidak sia-sia ya" lanjutnya membuat mereka terharu.

"Bu, saya mewakili teman-teman semua juga ingin meminta maaf. Mungkin selama kami menjadi murid didik ibu, kami melakukan banyak kesalahan. Mungkin kami sering mengabaikan ibu saat manasehati kami. Terimakasih atas semua didikan yang ibu berikan kepada kami selama ini" ucap Dina selaku ketua kelas.

"Ibu sudah memaafkan kalian, semoga kalian bisa menjadi orang yang sukses dikemudian hari dan berubah menjadi lebih baik lagi" ucap Bu Ani.

"Baik, saya akan membagikan hasil kelulusan kalian. Saya panggil menurut nomer absen ya" lanjut Bu Ani.

Satu persatu murid maju kedepan untuk menerima hasilnya. Setelah semua menerimanya, mereka membuka amplop yang mereka terima. Dan hasilnya, semua murid lulus dengan hasil yang sangat memuaskan.

Senyum bahagia tak lepas dari wajah Sita. Dia sangat bersyukur, karna do'anya terkabul. Dia senang, karna tidak membawa pulang hasil yang mengecewakan untuk orang tuanya.

"Baiklah, sekarang kalian diperbolehkan untuk pulang lebih dulu dari adek kelas kalian" ucap Bu Ani mengakhiri dan mengucapkan salam.

Murid 9C mulai meninggalkan kelas. Mereka pulang dengan perasaan bahagia. Karna hari ini mereka sudah resmi melepas seragam putih-birunya dan siap menyambut seragam putih abu-abunya.

****

Setelah keluar dari kelasnya, Sita berjalan menuju kelas Vita. Dia berdiri di depan pintu kelas 9B. Matanya dari tadi menjelajahi kelas itu, mencari Vita.

"Cari siapa Sit?" tanya Della teman sekelas Vita yang kebetulan ingin keluar kelas.

"Eh, itu del. Aku mencari Vita, apa dia sudah pulang?" tanya Sita.

"Oh Vita, dia masih di dalam tu. Masuk aja ke dalam" ucapnya.

"Hmm gitu ya, bisa tolong panggilkan? Aku gak enak kalau masuk kedalam, teman sekelasmu masih banyak yang belum keluar" ucap Sita dengan malunya.

"Tunggu sebentar ya" ucapnya sambil menoleh kedalam kelas. "Vitaaaaaa, dicari sama Sita nih. Cepet keluar" teriaknya, yang membuat Sita menutup kupingnya.

Tak lama setelahnya, Vita keluar dengan mengusap kupingnya.

"Apaan sih Del, manggil orang pakek teriak segala. Aku gak budek tau" icap Vita dengan nada kesalnya.

"Maaf deh, habisnya anak-anak rame banget di dalem. Aku kira kamu gak bakal denger kalau aku ngomong biasa, jadinya teriak deh" jawab Della sambil terkekeh. Setelah, dia berlalu meninggalkan Sita dan Vita di depan kelas.

Sita pov

Aku dan Vita berjalan menuju gerbang sekolah. Kami sudah menghubungi orang tua masing-masing untuk menjemput.

"Gimana hasilnya Sit?" tanya Vita membuka obrolan.

"Alhamdulillah memuaskan Vit" ucapku tersenyum.

"Alhamdulillah" ujar Vita membalas senyumku.

"Kamu sendiri gimana?" tanyaku pada Vita.

"Alhamdulillah, memuaskan juga" jawab Vita.

Aku melihat ke arah jalan, saat ada yang memanggilku. Ternyata itu ayah. Aku segera pamit kepada Vita.

"Eh vit, aku pulang dulu ya. Udah di jemput tuh sama ayah. Gapapa kan kalau kamu, aku tinggal sendiri?" ucapku.

"Iya, udah sana pulang" ucapnya. Akupun berjalan menuju ke motor ayah.

Skip

Setibanya aku dirumah. Aku langsung menemui ibu, untuk memberikan hasilnya kepada ibu.

"Ibuuuuu, Sita pulang" ucapku.

"Ada apasih Sita, kelihatannya bahagia banget" ucap ibu.

"Iya, aku lagi bahagia. Dan ibu pasti akan lebih bahagia lagi saat tau hasilnya" ucapku dengan semangat sambil menunjukkan amplop putih.

"Coba sini ibu lihat" ucap ibu mengambil amplop tersebut. Ibu tersenyum melihat hasilnya.

"Jadi?" tanya ibu membuatku bingung.

"Jadi apanya bu?" tanyaku.

"Jadi lanjut kemana sayang?" ucap ibu.

"Insyaallah aku mau lanjut di SMAN 2 Bondowoso bu" ucapku dengan yakin.

"Boleh tidak? Jika ibu yang memilihkan sekolahnya?" ucap ibu.

"Bu, untuk kali ini izinkan Sita memilih sendiri ya. Dari Sita kecil sampai sekolah SMP, selalu ibu dan ayah yang membuat keputusan" ucapku memohon kepada ibu.

"Sayang, ibu hanya ingin yang terbaik untuk kamu. Boleh ya, ibu memilih sekolah untuk kamu?" ibu masih berusaha membujukku.

"Ok, tapi jika tidak sesuai dengan keinginanku. Ibu gak boleh memaksa. Dan kalau ibuk memaksa, ibu harus punya alasan yang kuat untuk meyakinkan aku" ucapku mengalah.

AKHIR DARI SEBUAH PENANTIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang