Chapter 2

955 60 5
                                    

Orang Ketiga POV

Seperti pagi-pagi sebelumnya. Beam selalu terbangun dalam pelukan erat sahabat sekamarnya itu. Pelukan yang tiap pagi membuat beam merasa hangat dan nyaman.

Beam memindahkan lengan kekar forth yang memeluk tubuhnya dari belakang. Setelah lengan itu terlepas, beam bergeser sedikit agar ia bisa menjauh dari forth. Ia lalu duduk dan bersandar pada headbed dan mengucek matanya yang masih sedikit silau terkena sinar matahari pagi melalui celah balkonnya.

Menyadari waktu sudah pagi, beam mengecek sudah jam berapakah ia terbangun. Ia mengedarkan pandangannya menatap jam yang ada di meja nakas mereka. Jam tujuh pagi tertera di dalam sana.

Setelah mengetahui waktu, ia lalu turun dari tempat tidurnya untuk menyiapkan sarapan untuk dirinya dan forth sebelum berangkat ke kampus. Selalu saja seperti ini. Terkadang siapapun yang bangun duluan, akan membuatkan sarapan bagi keduanya. Walau sebenarnya forth terkadang hanya menyiapkan sandwich ataupun omelet sedikit gosong, tapi beam tetap memakannya untuk menghargai jasa forth.

Sebelum membuat sarapan, beam berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya. Setelah itu barulah ia akan memasak di dapur.

Pagi ini beam akan membuat menu yang terkadang mereka makan. Nasi goreng. Makanan yang cukup simpel menurut beam. Tidak perlu membuat nasi goreng yang kompleks seperti di restoran atau yang di jual di pinggir jalan. Asalkan enak sudah cukup bagi mereka.

Beam berkutat di dapur mininya sekitar 20 menit. Aroma nasi goreng telah tercium semenjak ia menaruh nasi gorengnya ke atas dua buah piring. Beam mengambil air gelas untuk dua orang lalu menyajikannya di meja makan.

"Baunya harum sekali" beam tersenyum mendengar suara itu. Suara khas bangun tidur ala forth jaturapoom.

Forth berjalan pelan sambil mengucek wajahnya. Setelah sampai, ia duduk di meja makan.

"Forth cuci mukamu dulu baru makan" kata beam.

"Aku lapar beam~~" rengek forth. Semalam forth makan sedikit jadi paginya ia langsung saja kelaparan.

"Iya aku tau, tapi cuci dulu mukamu, nanti suapanmu malah masuk ke dalam hidungmu" beam berkata itu seraya tertawa pelan membayangkan  suapan nasi goreng masuk ke dalam hidung forth.

Forth cemberut namun ia patuh pada beam. Ia lalu berdiri dan berjalan ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.

Beam sendiri duduk di meja makan menunggu forth. Beam sengaja belum mandi agar sebentar setelah makan, ia bisa membersihkan dirinya dan langsung pergi ke kampus.

Kebiasaan beam ini lalu menjadi kebiasaan forth juga. Dulu forth sangat berkebalikan dengan beam. Ia bahkan jarang sarapan selama tinggal bersama orang tuanya. Namun saat ia sudah tinggal dengan beam, forth merubah kebiasaannya menjadi lebih baik menurut beam.

Setelah menunggu forth cukup lama, forth pun duduk di bangkunya. Mereka mulai makan dengan tenang sesekali berbincang akan apa yang akan mereka lakukan hari ini.

Setelah sarapan mereka habis, forth mulai membersihkan piring mereka sedangkan beam ke kamar mandi untuk berberes diri sebelum pergi kuliah. Terkadang jika forth yang memasak, maka beam yang akan mencuci piring.

***

Mereka akhirnya siap dengan seragam mereka masing-masing. Beam siap dengan kemeja putih serta celana kain hitamnya dan forth sudah siap dengan kemeja abu-abu dan blazer tekniknya serta celana jeans biru tuanya.

Mereka berangkat bersama namun berbeda kendaraan. Beam menggunakan mobil sedangkan forth menggunakan motornya. Arah fakultas mereka sama namun yang lebih dekat fakultas forth.

Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang