Chapter 4

696 49 1
                                    

Orang Ketiga POV

Sudah sebulan Forth dan Nam berpacaran. Gaya mereka berpacaran pun hampir sama dengan gaya pacaran kebanyakan orang. Pagi menjemput Nam, makan siang bersama Nam, bahkan pulang atau ingin kemana pun selalu bersama Nam. Nam selalu berkata pada Forth kalau dia tidak perlu bersama dengannya setiap saat. Nam takut jika Forth akan di katakan sebagai pacar yang sangat posesif di antara teman-temannya. Terkadang Nam juga takut jika nanti Forth akan bosan padanya jika mereka selalu bersama terus. Tapi nyatanya, Nam bisa melihat bahwa Forth selalu menolak dan berlapang dada untuk selalu menemani Nam kemana pun.

Di lain tempat, selama sebulan, Beam sudah mulai membatasi dirinya dengan Forth. Batasan yang Beam berikan pun hanya sekedar batasan agar dia dan Forth tidak terlalu banyak melakukan sesuatu bersama.

Pernah sekali Nam datang ke dorm mereka menunggu Forth yang belum pulang dari kampusnya. Awalnya Nam ingin menemui Forth di kampusnya, namun Forth mengatakan kalau lebih baik Nam pulang saja karena ia tidak ingin Nam menunggunya di fakultasnya sendirian. Tapi Nam tidak pulang, ia malah membeli makan malam dan ia bawa ke dorm Forth dan Beam.

Pintu terketuk membuat Beam berjalan ke arah pintu dan membukanya. Dia kira Forth yang ada di depan sana, tapi setelah pintu terbuka, seorang wanita lah yang ada di depannya saat itu.

"Kamu..."

"Aku Nam, pacar Forth" ujar Nam sambil tersenyum pada Beam.

"Oh Nam, masuklah" Beam menggeser dirinya agar Nam bisa masuk ke dalam dorm mereka.

Beam tau cerita soal Nam dari Forth. Tapi melihat wajahnya Beam belum pernah. Maka dari itu, ia cukup terkejut ketika mendapati seorang wanita yang tidak ia ketahui berada di depan pintu dormnya. Berbeda dengan Beam, Nam tau jelas siapa itu Beam. Setiap bersama Forth, mungkin ada sekali atau dua kali Forth selalu bercerita soal Beam. Selain informasi teman sekamar, Nam mendapati informasi bahwa Beam itu adalah sahabat bahkan sudah Forth anggap sebagai saudaranya. Walau Nam tidak pernah mengetahui wajah Beam seperti apa, tapi ia tau pasti jika yang berada di dorm Forth itu adalah Beam.

Dengan canggung Beam berjalan mendekati Nam ketika ia telah menutup pintu. Ia menggaruk pelan tengkuknya yang tidak gatal mendapati Nam masih berdiri di ruang televisi mereka.

"Duduklah" ujar Beam dengan nada cukup canggung. Bagaimana pun ini adalah kali pertama mereka saling melihat satu sama lain.

Nam duduk di salah satu sofa di ruang televisi itu. Matanya menjelajah ke seluruh ruangan yang ada di tempat ini.

"Apa kau ingin minum ?" Tanya Beam kembali. Ia masih berdiri di posisinya.

Nam menoleh menatap Beam masih dengan senyum cantiknya. Bahkan Beam sedikit terpesona namun tidak terlalu mengaguminya.

"Tidak perlu" jawab Nam. Suasana pun kembali canggung.

"Dimana Forth ?" Beam memulai pertanyaannya dan menarik sebuah kursi duduk di dekat Nam. Mereka hanya memiliki sebuah sofa panjang yang cukup untuk tiga orang. Beam tidak ingin duduk di dekat Nam. Ia takut jika nanti Forth datang malah akan terjadi sebuah kesalahpahaman.

"Katanya dia masih di kampus"

"Dia menyuruhmu kesini ?" Tanya Beam penasaran. Pasalnya selama ini Forth bahkan dirinya tidak pernah membawa atau bahkan menyuruh orang lain ke dorm mereka.

"Tidak. Sebenarnya Forth menyuruhku pulang duluan, tapi aku merasa ingin kesini sambil membawa ini untuk Forth" Nam menunjukkan bungkusan makanan yang ia genggam sedari tadi ke hadapan Beam.

Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang