Tak terasa 1 tahun pun berlalu, kami melewati masa-masa kelas 10 kami dengan penuh cerita. Masa-masa adaptasi kami dari SMP ke SMA sepertinya sudah berakhir, karena kami sudah satu tahun menyesuaikan diri. Setelah itu tibalah waktu pengambilan rapot, orangtua ku pun datang untuk melihat hasil belajarku. Nilaiku dikelas 10 kurang memuaskan, sehinga aku diberi masukan oleh walikelas ku untuk belajar lebih giat lagi.
Libur kenaikan kelas pun tiba, dan tentu aku sangat senang. Aku menghabiskan masa liburanku dengan bermalas-malasan dirumah. Selain itu,aku juga sering menghabiskan waktu bersama teman-temanku. Tidak terasa 3 minggu pun berlalu, sehingga waktu sekolah pun tiba. Sebenarnya aku sangat malas untuk kembali bersekolah karena aku sudah terbiasa untuk bangun siang.
Pagi itu pun aku terbangun, tapi kali ini aku tidak kesiangan seperti waktu aku baru masuk kelas 10. Ibuku membangunkanku pukul 5.30 pagi. Aku pun tidak langsung bangun, melainkan brrmalas-malasan terlebih dahulu selama 15 menit, baru aku bergegas mandi dan berpakaian. Tetapi aku tidak sarapan dirumah, jadi aku langsung membawa sarapanku ke mobil dan langsung berangkat kesekolah. Aku meminta pak Jujun unyuk menyetir secara perlahan karena aku menyantap sarapanku di perjalanan.
Sesampainya disekolah, aku pun langsung menyusuri lorong sekolah sambil menunggu teman-temanku yang lain. Pagi itu para siswa diminta untuk menyebrang ke gereja yang ada di seberang sekolah untuk mengikuti ibadah pembukaan tahun pelajaran yang baru. Aku pun mengikuti ibadah sambil duduk di dekat teman-temanku. Aku mengikuti ibadah hingga akhir tapi tentunya disertai sedikit rasa kantuk. Saat ibadah selesai, kami pun kembali ke sekolah dan mencari data kelas baru kami yang tertempel di mading.
Saat menemukan kertas tersebut, aku langsung mencari nama ku dan ternyata aku berada dikelas 11 IPS 2, dan aku sangat senang karena aku sekelas dengan Audrey, Jessie, Katherine dan Berlin. Cukup banyak temanku dikelas baru, ada juga Reinhard, Halim dan teman-temanku yang lain. Sehingga aku pun tahu kelas ini akan menjadi kelas yang cukup menyenangkan.
Saat istirahat tiba, Katherine pun menghampiriku sambil menangis. Aku pun bertanya padanya "Kathy kamu kenapa? Apa yang membuatmu menangis seperti ini", ia pun menjawabku sambil terisak-isak "Aku sangat sedih, ternyata ia sudah memiliki pacar baru". Oh iya, aku lupa bercerita bahwa Kathy memiliki seorang mantan yang sangat ia sayangi, tetapi karena ketidakcocokan yang terlalu banyak antara mereka berdua, mereka pun memilih untuk berpisah.
Sebenarnya Kathy masih sangat sayang kepada seseorang yang memiliki tinggi badan diatas rata-rata itu, mantannya juga merupakan seorang kapten di tim basket sekolah, sehingga seringkali banyak wanita yang mengaguminya. Tetapi karena Kathy merupakan orang yang sangat cemburuan, mantannya yang bernama Albert itu pun tidak ingin lagi meneruskan hubungannya dengan Kathy. Kathy pun memangis tersedu-sedu selama kurang lebih 2 bulan.
Sesungguhnya aku bingung, bagaimana harus memberi semangat kepada Kathy. Menurutku hubungan Kathy dengan Albert seharusnya dipertahakan karena hubungan mereka sudah berlangsung selama 2 tahun. Sangat disayangkan jika hubungan mereka berakhir begitu saja. Aku masih berusaha keras untuk menghentikan tangisan Kathy yang sangat keras di kantin sekolah. Aku tidak mengerti bagaimana dia tidak malu saat menangis seperti itu ditengah keramaian.
"Kath, biarin ajalah si Albert punya pacar baru, aku rasa kamu juga akan dapat orang yang lebih baik dan tentunya lebih keren daru Albert", kataku pada Kathy. "IYA TAPI AKU MASIH SAYANG BANGET SAMA ALBERT AKU GAIKLAS DIA PUNYA CEWE BARU APALAGI AKU BELOM TAHU SIAPA ORANGNYA", teriak Kathy. Aku pun terdiam dan hanya mendengarkan segala keluh kesahnya saja. Setelah Kathy lelah menangis, ia pun membeli makanan dalam jumlah yang cukup banyak, dan memakan semuanya hingga ia puas.
Setelah puas memakan makanan yang sangat banyak, ia pun menarikku pergi dari kantin. Entah kemana ia ingin membawaku, tetapi sepertinya bukan kembali kekelas kami, karena kelas ka berada di lantai 2, tetapi ia terus menyusuri lorong lantai 1 hingga tiba dikelas 12 IPA 3, yang merupakan kelas Albert. Sesampainya didepan pintu kelas, Kathy melihat Albert sedang bergadengan tangan bersama seorang wanita yang cukup familiar baginya. Ternyata wanita itu adalah Cycil, saudaranya sendiri. Kathy pun langsung menghampiri Albert dan Cycil dan marah besar pada Cycil. Tampa sadar Kathy pun menamparnya.