04.tragedi

1.7K 185 39
                                    

"Eunwoo jangan nakal ya,belajar yang rajin"

Wanita yang mengenakan sweater berwarna hijau army itu mengelus puncak kepala sang keponakan yang tengah memanyunkan bibir mungilnya lucu.Wajahnya tertunduk.
Rambutnya yang belum sempat dipotong menutupi separuh matanya.

Sebut saja ia sedang merajuk.

Hari ini ia terpaksa diantar oleh bibinya kesekolah.Padahal kan ia ingin Ibunya sendiri yang mengantarnya kesini.
Ketika dirinya baru saja bangun tidur,ia tak mendapati sosok sang ibu.Semua ruangan rasanya sudah ia cari.

Bahkan sempat ia mencarinya dibawah kolong meja di ruang tamu.Bocah itu belum melek sepenuhnya.

Kata nenek Sooyoung,ibu sedang banyak pekerjaan hari ini.Jadi pagi pagi sekali ia tak mendapati sosok itu,yang biasanya tengah berkutat dengan peralatan masak di dapur,menyiapkan sarapan lezat untuknya setiap pagi.Tapi tadi hanya ada nenek yang memasak untuknya.Ia merajuk sebelum tahu alasan ketidakberadaannya.

"Tapi,ibu nanti yang jemput eunwoo ya bibi Rene.."rajuknya masih dengan ekspresi yang sama seperti tadi.

Wanita cantik yang kerap dipanggil Irene itu lantas tersenyum hangat,kemudian mengacak surai sang keponakan gemas sebelum akhirnya mencubit kecil pipi tembam Eunwoo.

"Iya,sudah sana belajar yang rajin"

Irene kemudian menunduk,mensejajarkan tingginya dengan bocah itu,dan mengecup dahi Eunwoo sebelum akhirnya menaiki sekuternya dan menghilang dipersimpangan jalan.

Eunwoo membalikkan badannya dan melangkah meninggalkan gerbang sekolah menuju ke kelasnya.Namun sebelum itu, ia hendak mengambil sebuah buku yang tersimpan di lokernya.Buku cerita yang beberapa hari ini ia baca di saat saat jam kosong dikelasnya.
Ia memang tidak terlalu suka jika menghabiskan waktu istirahat di luar kelas ataupun jam kosong dengan membuat kekacauan.Ia lebih suka menghabiskannya dengan berdiam diri dengan sebuah komik cerita anak berada di bangkunya.

Saat ia hendak membuka loker,sebuah suara terdengar di kedua telingganya.

"Hey,bocah tk"

Ia pun menoleh ke sumber suara,tepatnya pada seorang anak lelaki berbadan gempal.Beberapa lagi yang lebih kurus berada dibelakang mengikutinya.
Dapat dilihat dengan jelas postur tubuh Eunwoo dan bocah itu berbeda jauh ketika bocah gempal itu sudah berdiri menjulang di depannya.

Eunwoo bahkan sampai bergidik ngeri.

Ia tahu bahwa keempat bocah tinggi di depannya ini adalah kakak kelasnya yang diketahuinya sering membully adik adik kelasnya.

"Teman teman,sepertinya ada anak tk yang nyasar ke sini"

Ejeknya disambut oleh tertawaan oleh orang orang yang mengikuti tadi.
Seolah tak perduli,Eunwoo dengan cueknya berjalan santai melewati mereka berempat.Membuat keempat anak itu mendecih karena merasa tertantang.

"Hey...,siapa yang mengantarmu tadi?dimana ibumu?apakah setelah kau tak memiliki ayah sekarang tak memiliki ibu juga?"

Eunwoo berhenti dan berbalik memandangi keempat anak itu.Ini adalah pertanyaan paling sensitif untuknya,Dirinya muak setelah melihat tawa lepas itu.Mereka tertawa diatas penderitaannya.

Anak sekecil itu sudah bisa merasakan apa itu sakit hati.Entah karena terlalu cerdas atau apa,ia bisa merasakannya.

Ia terlahir tanpa mengenal kasih sayang seorang ayah yang bahkan dimiliki oleh teman teman kelasnya.
Ia ingin tahu kenapa bisa hal itu terjadi padanya.Sangat ingin tahu.

Ia iri dengan teman teman yang selalu diantar jemput oleh ayah mereka.

Kalau boleh Eunwoo meminta.Ia ingin memeluk ayahnya,walau hanya sebentar.Tapi mungkin hal itu hanya sekedar angan angan karena ia sama sekali tak mengenal siapa ayahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Single parent(book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang