Disebuah rumah mewah dan megah. Terlihat sepasang suami istri yang sedang bersitegang, kata kata umpatan yang seharusnya tidak keluar mengingat mereka adalah dua insan yang sudah terikat janji suci.
"SAMPAI KAPAN KAMU AKAN SADAR RAIHAN? AKU INI ISTRI KAMU!!"
"Dari awal aku udah bilang, aku gay Gracia. Aku gak bisa suka dan bahkan nafsu sama perempuan, gimana aku bisa ngasih keturunan kamu." Raihan serasa mau mati saja saat ini, sungguh. Kalau ditanya lebih pilih mana antara tidur dengan gangster atau dengan Istrinya, jelas saja dia lebih memilih tidur dengan gangster. Apalagi melihat perut sixpack gangster itu maju mundur diatasnya. Uuuhh sadar Raihan.
Gracia, istri Raihan mulai meneteskan airmatanya. "Kenapa gak kamu tolak perjodohan ini? Aku pikir kamu suka sama aku, sehingga aku menaruh harap yang besar kepadamu."
Raihan yang melihat Gracia menangis jadi tidak tega, meskipun dia bottom sejati, dia juga punya perasaan sedih ketika melihat orang lain menangis karenanya. Dia kemudian melangkah dan merengkuh Gracia dalam pelukannya. "Maafin aku, aku hanya gak mau orientasiku terkuak hingga jadiin kamu tameng aku. Apa kata dunia kalau CEO perusahaan besar ternyata adalah Gay, Maafin aku Gracia."
Gracia meremas punggung lebar Raihan, meskipun Raihan gay dan bottom, jangan kira Raihan itu ngondek dan melambai lambai kayak mimi peri ya. Raihan itu bottom bermartabat yang punya tubuh bak Dewa Yunani.
Setelah dirasa suasana hati Gracia sedikit tenang, Raihan menariknya untuk duduk. "Kamu tenang ya, biar aku yang bicara sama Mama."
"Aku kurang apa lagi sih Rai? Kenapa kamu gak mau nyentuh aku. Kamu bisa bayangin kalau kamu sedang bercinta dengan laki laki yang kamu suka." Gracia lelah, dia sudah muak dengan pertanyaan dan permintaan kedua orang tua mereka soal momongan. Bahkan semua masalah ini berawal dari sana, awalnya Gracia dan Raihan adem ayem saja. Gracia yang sibuk dengan dunianya dan Raihan sibuk dengan jajaran lelaki TOPnya. Lalu gimana mereka mau punya momongan, Sedangkan Raihan sendiri bahkan belum pernah menyentuhnya.
Raihan menggeleng. "Aku gak bisa nafsu sama wanita manapun Gracia, aku gak bisa memasuki, aku hanya mau dimasuki."
Akhirnya Gracia menyerah. "Tapi aku gak mau ikut program jaman sekarang yang rumit itu, kalau kamu gak bisa jadi suami aku sepenuhnya, ceraikan aku."
Raihan menggeleng cemas. "Jangan, nanti kalau orientasiku terbongkar gimana? Hanya kamu yang bisa bantu aku Gracia."
"Ya tapi aku harus gimana? Aku gak akan bongkar itu kok, tenang aja. Cukup lepas aku, Aku ini udah jadi sahabat sekaligus istri kamu loh." ya, Gracia dan Raihan adalah sahabat sebelumnya. Gracia juga tahu kalau Raihan itu gay, tapi dia kira dia bisa merubah orientasi Raihan jika menikahinya. Tapi dia salah, bahkan Raihan malah sering pulang malam dengan membawa lelaki ke rumahnya.
Tiba tiba, sebuah ide gila muncul di kepala Raihan.
.
..
...Shamy Indra Natio, lelaki pekerja keras dengan segala sifat baik buruk yang melengkapinya. Sahabat sejati sehidup semati dengan Raihan. Hidup mereka sangat berbeda. Raihan dari keluarga kaya raya, sedangkan Shamy dari kerluarga yang biasa saja. Bahkan kini dia tinggal seorang diri semenjak kedua orang tuanya meninggal.
Shamy ini orangnya alim, tapi alim yang tau waktu. Maksudnya tau waktunya jadi alim dan tau waktunya jadi berandal. Saat pagi sampai sore dia jadi guru honorer di sebuah SMA Negeri. Maka malamnya dia akan berkumpul dengan kawannya termasuk Raihan di salah satu club terkenal. Sebenarnya dia dan Raihan itu beda 3 tahun, tuaan Raihan. Dia 23 Raihan 26.
Seperti malam ini. Shamy sedang berkumpul dengan Raihan dan kawan kawan, hingga teman teman mereka mabuk dan terpaksa harus Shamu antar. Diantara mereka, yang tidak minum hanyalah Shamy dan Raihan.
Setelah mengantar para kawanannya pulang, di mobil hanya tersisa Shamy dan Raihan.
"Tumben gak minum Rai?" tanya Shamy.
"Lagi males aja Sham."
Mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di rumah Shamy, Raihan masih mengunci pintu mobilnya. "Gue mau ngomong."
Shamy mendesah lelah. "Kalau lo mau ngomong ke gue dan nembak gue kayak biasanya, gue tetep gak bisa Raihan. Gue cuman bisa jadi sahabat elo."
Ya, Raihan emang suka kok sama Shamy. Bahkan sangat suka, tapi dia sekarang udah ikhlas karena memang dia tidak mau kehilangan sahabat sebaik Shamy.
"Bukan itu Sham, gue beneran serius kali ini. Gue bisa kasih berapapun punya gue, hanya dengan satu syarat." Raihan benar benar serius kali ini, seumur Shamy kenal dengan Raihan, dia tidak pernah melihat Raihan seserius ini.
"Kalau syaratnya harus kawin lari sama elo, atau tidur sama elo, atau yang berhubungan sama nafsu lo gue gak bisa. Tapi kalau yang lain gue usahakan." jawab Shamy. Dia tidak munafik, dia memang butuh uang. Mendiang ayahnya meninggalkan hutang yang sangat banyak, sehingga Shamy harus kepayahan menyicilnya hanya dengan Gajinya.
"Bukan kok Sham."
"Terus?"
"Hamilin istri gue."
"APA? Lo gila? Gue tau elo gak bisa ngewe sama cewek. Tapi kan lo bisa pake program jaman now yang canggih itu, duit lo banyak. Kenapa harus ribet?"
Raihan menghela nafasnya pasrah. "Masalahnya Gracia gak mau kalau harus pake program program itu, please Sham bantuin gue. Gue bakal bayar berapapun yang lo minta."
Shamy pernah lihat istri Raihan, si Gracia itu. Cantik sih emang, tapi mau gimana, seberapa cantik pun Gracia, Raihan gak bakal bisa suka. Kini bahkan wajah Raihan sudah memerah menatap Shamy, sudah siap menangis di depannya seperti biasa.
Dengan sabar, Shamy menarik Raihan dalam pelukannya. Sahabatnya yang satu ini hanya menunjukkan rapuhnya di depan Shamy, semua masalah dia ceritakan pada Shamy seakan Shamy adalah Dewa penyelesai masalah.
"Kenapa harus gue Rai? Apa lo gak sakit lihat gue tidur sama istri lo?"
"Sakit pasti, tapi gue gak bisa lihat Gracia sama orang lain yang gak gue percayai. Dia juga sama berharganya kayak elo."
Shamy menghela nafas, "Gue bakal bantuin elo, hanya sampai dia hamil kan? Sini gue kocok punya elo, lalu lo kasih aja sperma lo ke dokter. Biar di tanam atau apalah gitu ke rahim Gracia."
Raihan melepas pelukannya. Dia menatap Shamy sebal. "Kalau Gracia mau udah gue lakuin kali Sham, dianya kagak mau."
"Gracia serumit itukah orangnya? Ada cara gampang kenapa harus pake cara susah sih?"
"Pokoknya gue gak rela lihat Gre sama orang lain, gue udah bilang Sham."
Shamy mengusap wajahnya kasar. Di satu sisi dia ingin membantu Raihan, di sisi lainnya dia merasa gak bisa kalau harus nidurin istri orang. Jangan salah ya, Shamy itu masih perjaka ting ting. Belum pernah sekalipun mencelupkan juniornya kemanapun. Bahkan Raihan saja heran, kok ada manusia imannya sekuat Shamy.
Shamy memegang tangan Raihan. Menatapnya Intens. "Gue akan nginep lama dirumah elo."
Raihan? Jangan tanya lagi. Impiannya dari dulu adalah tinggal seatap dengan Shamy, tidur seranjang dengan Shamy dan mengelus setiap inchi tubuh seksi Shamy.
"Serius?"
Shamy mengangguk, mengundang teriakan riang Raihan dari balik kemudi. Raihan segera memacu mobilnya, takut Shamy berubah pikiran.
"Maafkan hambamu ini ya Rabb, hambamu ini hanyalah sebuah lumbung dosa yang hina. Ampuni hamba ya Allah."
Tbc
Hollaaaa wkwkwk gimana neh? Saya muncul dengan cerita laknat lagi 😂
Kalo responnya baik bakal dilanjut, kalo jelek ya tetep aja dilanjut wkwkwk ide udah numpuk soalnya 😂
Sekian
Keyhole 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
My Partner
Fanfiction"Sham, please bantuin gue. gue gak bisa seks sama istri gue. lo tau sendiri kan gue gay dan bottom. Gue gak bisa hubungan sama istri gue." - Raihan "Ya kali gue yang harus ngabulin permintaan nyokap lo, kan harusnya elo yang ngasih dia cucu. kenapa...