Who?

3.4K 484 1
                                    

Mark memutuskan untuk menemui Haechan. Teman sekelasnya saat tingkat pertama dan kedua sekolah akhir sekaligus sepupu jauhnya yang saat ini menjabat sebagai kekasih dari salah satu sahabatnya.

Mark melangkah dengan hoodie yang menutupi kepalanya. Cuaca saat ini sangat panas, Mark jadi menyesal karena menggunkan switer disiang bolong. Jarak rumahnya dan rumah Haechan tidak begitu jauh. Oleh karena itu Mark memutuskan berjalan kaki

Mark berhenti. Memandang rumah dengan gerbang kayu yang terlihat sederhana. Mark mengetuk sebentar sebelum membuka gerbang --sudah menjadi kebiasaan.

"Mark? Bibi pikir siapa" Seorang wanita paruh baya mendatanginya dengan senyum anggun. Mark membalas senyumannya dengan membungkuk hormat.

"Ada apa Mark? Mencari Haechan ya?" Mark tersnyum, mengangguk setelahnya. Wanita itu -Min Yuri menuntunnya memasuki rumah. Mark hanya membuntuti dari belakang. Sedikit bingung karena tak biasanya rumah keluarga Haechan sepi.

"Haechan ada dikamarnya. Mina sedang menginap di rumah temannya" Yuri bicara seakan-akan mengetahui isi kepalanya. Mark hanya mengangguk, sedangkan Yuri sudah kelewat hafal dengan tabiat keponakan jauhnya itu sedikit banyak mengerti

Omong-omong, Mina itu adik Haechan, berselisih 2 tahun dengannya. Jika keduanya dirumah, sudah dipastikan tak ada kesunyian yang menyapa gendang telinga.

"Bibi, Mark langsung ke kamar Haechan saja ya?" Yuri mengangguk mengiyakan. Mark akhirnya melangkah menuju kamar Haechan yang berada tak jauh darinya.

Diketuk nya pintu tersebut hingga suara dari dalam menjawab. Mark membuka pintu dengan perlahan dan mulai melangkah masuk. Tatapan malas diterimanya dari orang yang tengah duduk dengan laptop di pangkuannya. Mark terkekeh, langsung saja membanting dirinya di atas kasur.

"Dasar tidak sopan" Gerutu si pemilik kamar. Laki-laki chubby itu kembali fokus dengan laptopnya lagi di meja belajar, tak memperdulikan Mark yang tengah mengacak-acak kasurnya.

"Hei, Chan. Aku ingin bertanya" Mark melempar bantal kearah Haechan yang masih fokus dengan laptop. Entah apa yang laki-laki itu kerjakan. Haechan berdecih. Memilih mematikan laptop dan melempar balik bantal itu kearah Mark yang dengan sigap menghindar.

"Ada apa sih? Kau tak punya pekerjaan lain ya? Bisanya menggangu saja. Aku sudah senang Mina tak ada dirumah, malah kau yang menggantikannya" Mark lagi-lagi terkekeh mendengar gerutuan laki-laki manis itu

"Sudah cepat ada apa!" Haechan mendelik. Matanya membulat marah, membuat Mark berdeham sebentar sebelum bertanya.

"Haechan, kau sudah putus dengan Yukhei hyung kan?" Mark merutuki dirinya sendiri yang malah menanyakan hal tidak penting seperti ini. Kenapa rasanya sulit hanya untuk bertanya pada Haechan?

"Tentu saja! Mana mungkin aku bercanda. Lalu apa gunanya aku menerima perasaan temanmu itu?!" Mark menggaruk tengkuknya. Benar juga apa yang Haechan katakan. Bahkan saat itu Mark sendiri melihat bagaimana keduanya menyatakan putus dengan damai.

"Kau hanya ingin menanyangkan itu? Jika iya pulanglah. Rumahku tak sebesar rumah nenek. Kau tak akan tersesat hanya untuk menemukan pintu keluar" Haechan berujar sinis. Tangannya sudah siap membuka laptop sebelum Mark berseru kembali

"Tidak tidak. Bukan itu yang ingin aku tanyakan" Haechan mendelik. Mengganggu saja, pikirnya

"Ada apa?" Haechan tetap membuka laptopnya. Tapi meski begitu telinganya terbuka lebar untuk mendengarkan sepupunya itu.

"Kau tau? Aku menemukan sebuah buku empat hari yang lalu. Ada namaku di sampul bukunya" Haechan menegang. Segera mungkin menatap sepupunya dengan jantung yang berdegup ribut.

"Buku dengan sampul biru tua?" Mark mengangguk menjawabnya. Haechan bangkit dari duduknya dan melangkah kearah laci mejanya. Mark hanya memperhatikan tingkah Haechan dengan pandangan bingung.

"Ada apa?"

"Kau menemukan dimana?" Bukannya membalas, Haechan malah bertanya lagi yang membuat Mark semakin bingung.

"Di lorong ruang loker jurusan" Jawabnya. Haechan menghela napas gusar. Ceroboh, batinnya.

"Tunggu, kau kenapa?" Mark menatap bingung sepupunya yang tengah mengacak-acak rambut coklatnya.

"Mark, kuharap kau tidak lancang dengan membaca isinya" Haechan menatap cemas kearah Mark. Laki-laki itu mengangkat bahunya acuh. Membuat Haechan menghela napasnya gusar.

"Kau telat. Aku sudah membacanya. Tidak semua memang, dan ini alasan ku mendatangimu. Orang itu membawa-bawa namaku, kau, dan juga Yukhei hyung. Kalian adalah orang terdekatku. Siapa sebenarnya dia?"

Haechan lagi-lagi menghela napas. Memandang sepupunya sendu. Otaknya kembali mengingat masa-masa sekolah tingkat akhirnya satu tahun yang lalu. Dimana semuanya terlihat baik-baik saja sebelum dia menghilang.

Haechan pikir, Mark berhak tahu tentang orang itu. Oleh karenanya, dengan kata maaf yang terus terulang direlung hatinya, Haechan memberi tahu siapa orang itu.

"Namanya Na Jaemin. Anak pindahan saat tingkat dua dulu. Jaemin tidak mudah bergaul, karena itu dia tak memiliki banyak teman. Aku adalah teman pertamanya disekolah" Berhenti sejenak, Haechan mulai memutar kembali masa masa dimana dirinya pertama kali bertemu dengan laki-laki itu.

"Namaku Lee Haechan, kau bisa memanggilku Haechan. Siapa namamu?" Sosok laki-laki manis didepannya tersenyum lebar, membalas uluran tangannya dengan binar senang pada matanya.

"Jaemin. Namaku Na Jaemin" Jawabnya dengan semangat. Haechan terkekeh gemas dengan tingkah teman barunya yang memiliki senyum lebar itu.

"Nah Jaemin, sekarang kita teman oke?" Jaemin memandang Haechan bingung. Membuat Haechan lagi-lagi terkekeh gemas

"Teman?" Haechan tidak tahan lagi tangannya terulur untuk menarik pipi tirus laki-laki dihadapannya.

"Iya teman" Lalu detik setelahnya terdengar suara tawa dari Jaemin karena Haechan yang terus saja menuangkan kegemasannya dengan memainkan pipi milik Jaemin.

"Yang aku tahu, dia adalah sahabat Yukhei hyung sejak kecil. Kami bertiga selalu bersama. Tapi tidak lagi sejak aku putus dengan Yukhei hyung karena dia harus fokus dengan pendidikannya. Setelah lulus sekolah, dia menghilang. Na Jaemin menghilang bersama dengan kabar Yukhei hyung yang ikut menghilang"

✉✉✉

Saudara jauh yang saya maksud disini itu; Yuri -Mama Haechan adalah sepupu dari Papanya Mark. Mengerti kan?

Unexpected ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang