Chapter 1

1.5K 212 74
                                    

Awal semester ditahun ini menjadi waktu yang paling menyibukkan bagi Mikasa. Bagaimana tidak, memasuki semester tujuh ia harus mengajukan proposal dan judul skripsi. Belum lagi kegiatan magangnya yang masih beberapa hari lagi ia jalani. Sungguh membuatnya sakit kepala.

Dan parahnya, ia juga mengulang mata kuliah di semester lima. Bukan mata kuliah wajib menurutnya, tapi bagaimanapun ia tetap harus mengulang. Mikasa tidak mau membawa nilai D saat diwisuda nanti.  Bisa-bisa orang tuanya marah besar. Merepotkan sekali. Padahal nilai bukanlah penentu untuk mendapat pekerjaan berkelas.

Saat ini Mikasa berada di gedung rektorat Universitas Negeri Shiganshina. Ia harus menemui dosen untuk mengurus perihal proposal dan judul skripsinya.

"Bagaimana Mr? Apa begitu sudah bagus?" tanya Mikasa dengan raut tidak percaya diri.

"Proposalnya cukup bagus, tapi pada bagian halaman sembilan sampai halaman tiga belas sebaiknya kau lebih rinci menjelaskan tujuannya." jelas Mr Erwin sambil menandai bagian pada proposal.

Mikasa memperhatikan setiap bagian yang di tandai dosennya itu. Erwin menghentikan kegiatannya, menyimpan pena dan mengembalikan proposal Mikasa. Ia memperbaiki letak kacamata dihidung mancung.

"Setelah proposal mu selesai, langsung serahkan padaku agar kau bisa secepatnya seminar proposal. Jadwal seperti biasa." tutup Erwin diakhir kalimatnya.

"Baik Mr, terimakasih sebelumnya." Mikasa undur diri dari ruangan Mr Erwin. Pria itu selalu sabar menghadapi setiap mahasiswa, termasuk dengannya.





Lecturer and me





Keluar dari ruangan Erwin, Mikasa langsung melangkahkan kaki kelantai dua. Tujuannya pergi keruangan Mrs Petra selaku dosen pembimbing akademiknya. Ia sudah membuat janji konsultasi mengenai mata kuliah yang akan ia ulang untuk semester ini.

Tok tok..

Wanita didalam mempersilahkan Mikasa masuk.

"Permisi.." sembari melangkah kearah meja Mrs Petra.

"Mikasa, silahkan duduk." Mrs Petra mempersilahkan gadis itu duduk.

Ia segera mendaratkan bokongnya di kursi, "Mrs, bagaimana ini? Aku harus mengulang mata kuliah ilmu politik.." ia merengek, meletakkan kepala diatas meja Petra.

Petra lantas tertawa. "Hei, jangan merengek begitu. Aku akan membantumu." wanita itu kemudian membuka komputernya. Mencari kelas yang masih bisa ditempati mahasiswa kesayangannya ini.

Mikasa menunggu Mrs Petra mencarikan kelas sambil memainkan ponsel, kepalanya masih diatas meja.

"Ada empat kelas yang masih bisa untuk kau pilih.. " ucap Mrs Petra masih melihat layar komputer.

Mikasa menegakkan kepalanya. Menunggu kalimat dari dosen berambut honey brown.

"Umm tapi.." Mrs Petra menggantung kalimatnya.

"Ya Mrs?" Mikasa penasaran.

"Tapi empat kelas itu dipegang oleh Mr Levi Ackerman. Sedangkan dikelas dosen selain itu sudah penuh." Petra mengalihkan matanya kearah Mikasa.

Lecturer and me | On HoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang