3. Hilang

9 2 0
                                    

"Kau dimana? Apa pergi tanpa alasan itu hal yang benar?"

-Aira Lilyana Abhitama-

***

Rasa sesak tiba-tiba membuat gadis berambut panjang itu tumbang. Ia hanya memegang dada, bahkan tenaganya pun seakan hilang.

Tulangnya serasa lemas. Tubuhnya seakan mati rasa. Ia hanya berharap ada orang yang akan menolongnya ataupun mengambilkan obatnya didalam rumah.

Sakit.

Sangat sakit...

Ia melihat ada orang yang mendekat dan sepertinya familiar dimatanya. Ia tersenyum tipis menahan sakit yang luar biasa.

"T--to...tolong a--aku..." Lirih Aira terbata-bata menahan sakit didadanya.

Belum sempat orang itu sampai dihadapannya, pandangannya sudah mulai memudar dan kelamaan menggelap.

🍂🍂🍂

Sudah 8 jam lebih seorang pria menunggu diluar sebuah ruangan ugd seorang gadis manis. Ia tidak sendiri, melainkan bersama dua sahabatnya.

Ya, dia adalah Kevin. Pria itu yang menyelamatkan Aira dari penyakitnya yang kambuh itu.

Mereka bertiga terlihat cemas menunggu dokter keluar.

Jika kalian penasaran, Aira dan Dikta berbeda rumah sakit. Sahabat mereka begitu pintar menyembunyikannya.

Tidak lama kemudian seorang Wanita keluar.

"Bagaimana keadaan sahabat saya dok?" Tanya mereka bertiga serempak.

"Dia sekarang sudah sadar dan baik-baik saja. Hanya saja, tolong jaga emosionalnya dan jaga suhu disekitarnya agar ia tak merasa sesak. Sekarang pasien akan kami pindahkan keruang inap. Nanti sore pasien sudah diperbolehkan pulang." Ucap dokter itu yang diangguki oleh mereka bertiga.

Dokter itu pun berlalu pergi bersamaan dengan beberapa perawat yang keluar membawa Aira. Mereka bertiga pun langsung bergegas mengikutinya.

Sesampainya diruang inap, mereka diminta tetap diluar terlebih dahulu sembari para perawat menjalankan tugas mereka didalam sana.

Perawat-perawat itu pun keluar ketika sudah selesai dan mempersilahkan mereka masuk dengan ramah.

Mereka bertiga masuk bersama dengan raut muka yang berbeda-beda.

Ada yang cemberut, nangis, dan datar.

"Airaaaa huwaaa......" Tangis seorang gadis berwajah blasteran sembari berlari memeluknya erat, membuat sang empu terkejut.

"Loh kamu kenapa Jel?"

Tak ada jawaban dari gadis itu, namun kelamaan suara isak tangisnya mulai berhenti dan terlihat bibirnya terbuka mengucapkan......

"Jangan sakittt"

Aira tersenyum tipis, lalu melepaskan pelukannya.

"Iyaiya. Lagian aku juga udah gak kenapa-napa kan?" Kata Aira membuat mereka bertiga diam dan menunduk.

Lah ini napa pada diam anjir!, batin Aira.

"Kalian kenapa yaelah. Liat noh si ratu es aja diem diem bae. Terus tuh si monyet malah cemberut gak jelas." Tunjuk Aira pada kedua temannya yang dihadiahi jitakan oleh perempuan blasteran itu.

"Lu tuh yaa, mereka kan emang gak ada akhlak makanya gitu." Katanya yang langsung diberi nistaan oleh kedua temannya.

Dan Aira sedikit terhibur oleh mereka. Tapi ia baru sadar ada yang kurang disana.

Deg

Dimana Dikta?!

🍂🍂🍂

Semua orang didalam ruangan Aira terdiam, tak bisa menjawab pertanyaan gadis itu. Sampai kalimat halus terdengar dengan senyum tipis yang menyertai pembicaranya.

"Aku merindukannya."

Salah seorang perempuan pun langsung memeluk Aira, kemudian diikuti seorang perempuan lagi sambil menangis tersedu-sedu.

Runtuh sudah yang mereka pendam kini. Sedikit demi sedikit mereka memberitahu Aira mengenai keadaan Dikta dengan berat hati.

Mereka bercerita sambil menunduk tanpa menyadari keadaan Aira yang hanya memegang dadanya menahan sakit tanpa suara, dengan air mata yang terus mengalir.

Hingga akhirnya gadis rapuh itu melemas dan melirih kesakitan membuat semua orang disitu kelimpungan.

Kevin, sahabatnya sudah berlari memanggil dokter. Namun sayang, Aira sudah tak sadarkan diri kembali.

🍂🍂🍂

"Tolong jangan memberikan sesuatu yang mengejutkan karena itu akan berpengaruh untuk jantungnya. Pasien mungkin akan sadar sebentar lagi. Terimakasih." Ucap dokter dengan wajah tegas, lalu meninggalkan mereka yang tercengang.


Mereka pun kembali masuk keruangan itu. Terlihat seorang gadis yang terbaring lemah dibrankarnya.

Sedih? Itu yang mereka rasakan.

Mereka takut gadis itu akan seperti dulu hingga koma berbulan-bulan karena self-harm.






Mereka harap kejadian itu takkan terulang kembali.

***

Terimakasih yang telah membaca!!
Maaf kalau ceritanya malah agak gimana gitu hehee...

Jangan lupa follow akun wattpad ini yaa>_<

AiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang