5. Let's Playing TOD

40 8 6
                                    

Aroma bakso tercium menusuk indra penciuman, semua orang yang sekarang sedang berada di restoran bakso ternama.

Jangan ditanya, siapa pemilik restoran tersebut? Jawabannya adalah Mba Sapi Wulan.

Setiap sabtu, Wulan akan mengajak para sahabat agar datang ke restorannya. Free bakso for saturday, dan itu hanya berlaku untuk Wulan dan teman-teman saja.

Shintia melirik tajam, pada sosok baru yang sejak kapan bergabung bersama mereka?

Dari kesimpulan Nita, sosok tersebut juga menginginkan bakso gratis di hari sabtu.

"Kok ngelihatin gue terus, sih?" Tanyanya sambil merapikan poni. "Pasti karena gue cantik, yakan?" Tanyanya lagi dengan penuh percaya diri.

"Lihat tuh bakso! Mirip sama muka lo."

Gadis itu memajukan bibirnya. "Berarti bagus dong, enak dipandang, enak dimakan." Jawabnya tak mau kalah.

"Udah! Udah!" Nima memotong berdebatan kedua orang itu.

"Jangan lupa, baca doa makan ya." Pesan Zaimah berbaik hati, mengingatkan.

Mereka yang sekarang total bertujuh itu, mengangguk yakin. Menengadahkan tangan di udara, mengucapkan doa makan dalam hati, dengan bayang-bayang bakso masuk ke dalam mulut mereka.

"Aminnn." Wafa selesai berdoa terlebuh dahulu. Kemudian disusul amin dari yang lain-lain.

Mereka makan bakso dengan nikmat, dengan serba serbi nambah, dari yang nambah tiga mangkok lagi, nambah tahu bulat, sampai nambah minum.

"Lan, tambah es limun dong." Wanita bernama lengkap Samahtysa Kannie atau yang lebih akrab dipanggil Amah itu mengangkat gelas kosongnya.

Wulan mengambil gelas kosong tersebut. "Tunggu ya," Wulan berlalu menuju dapur restorannya.

"Jangan lupa dikasih sianida." Pesan Nita mengingatkan.

"Nita nggak boleh jahat." Zaimah menatap Nita dengan sedih.

"Serah gue, suka-suka kambing." Jawab Nita nyolot.

"Udah-udah makan! Bacot mulu lo." Jika sudah Nima yang berbicara, maka semua orang terbungkam tanpa suara.

"Iyanih, itu mulut apa ember pecah. Merembes kemana-mana." Semua mata menoleh pada Shintia.

"Sama aja lo berdua, Maisaroh." Kata Wafa, diringi gelak tawa yang lainnya.

Wulan kembali, membawa minuman untuk Amah dan beberapa snack untuk dimakan oleh 6 orang terlantar itu.

"Kenapa harus free for saturday? Kenapa nggak free for everyday, aja?" Tanya Shintia dengan ide cemerlangnya.

"Setuju gue, kambing." Kata Nita, teman se-perkambingan dengan dirinya.

"Gue juga setuju (2)." Kata Amah ikut-ikutan.

"Rugi lah orangtua gue! Apalagi kalian makannya rakus semua." Jawab Wulan sambil geleng-geleng kepala.

"Lo mau makan bakso free for everyday?"

"Mau! Mau!" Wafa bersemangat.

"Kambing MAU!" Sahut Shintia dan Nita bersamaan.

"Sapi juga mau!" Balas Amah tak kalah heboh.

"Jual masing-masing satu ginjal lo, ntar gue promosiin di Instagram."

"Ih, boss Nima sadis." Kata Zaimah ngeri sendiri.

"ZAIMAH!!! LIHAT KE PINTU!" Suara nyaring bak toa itu membuat semua penghuni restoran berpaling, dengan cepat Wulan membekap mulut Wafa.

Jantung Zaimah berhenti saat itu juga, tubuh tinggi dan semampai Junaedi membuat oksigen di sekitarnya menipis. Ia butuh nafas buatan.

Mata Zaimah memandang pria yang disukainya sejak lama itu tanpa berkedip sedikit pun.

"Kok, Juna ganteng banget?" Tanya Zaimah entah pada siapa.

Pria bernama lengkap Arjuna Eddian Trita itu biasa dipanggil Juna, tapi entah kenapa semua anggota Kursi Hijau malah memberinya julukan Junaedi?

Junaedi bersama teman-temannya, memasuki restoran. Dan duduk di salah satu meja kosong di sana.

"Kita main TOD, yuk!" Usul Wulan penuh ide.

"TOD?" Tanya Amah tidak tahu.

"Truth Or Dare!" Wafa memberi tahu.

"Setuju..." Kata dua kambing serasi.

"Kok tiba-tiba main TOD sih?!" Kesal Zaimah padahal ia ingin menikmati pemandangan surgawi di depan mata.

Benar, malaikat pernah turun ke dunia. Zaimah melihat itu pada sosok Junaedi.

"Ikut, aja, Mah." Ajak Nima membuat Zaimah menurut.

"Jadi kita main sesuai giliran aja ya, dimulai dari Amah sampai ke Zaimah." Wulan memberi tahu peraturan dan tata cara main.

"Oke." Jawab mereka berenam serempak.

Nita : Truth or dare?
Amah : Dare
Nita : Teriak Nita cantik, titik.

"Hahaha, mampus lo!" Ledek Nima.

"Ehh, truth ajadeh." Ucap Amah berubah pikiran.

"No! Nggak boleh ganti." Wafa menyuruh Amah agar lekas berteriak.

"Iyadeh, iyadeh. Malu tau!" Amah menarik nafas panjang. Ia tidak siap, sangat tidak siap. Apalagi itu adalah kebohongan yang diucapkannya.

"NITA CANTIK TITIK!" Teriak Amah, setelah itu. Ia menyembunyikan wajahnya dibalik rambutnya. Malu tau, kubur aja gue sekarang.

Lanjut...

"Truth or dare?" Amah bertanya pada Nima.

"Truth." Kata Nima.

"Okay, siapa cowok yang paling lo suka? Siapa cowok yang bikin lo dag dig dug, siapa cowok yang pengen lo nikahin?" Tanya Amah beruntung.

"Curang itu, kok banyak banget!"

"Jawab, terserah gue dong."

"Cowok yang gue suka, Yusuf. Yang bikin dag dig dug juga Yusuf, yang pengen gue nikahin dan jadi ayah dari anak-anak gue juga Yusuf." Kata Nima setulus hati.

"CIYEEEE" Sorakan itu terdengar.

Lanjut...

Nima : truth or dare?
Shintia : Dare!

Dengan percaya diri, Shintia menjawab dare.

"That easy... listen!" Kata Nima sok berbahasa Inggris.

"Iya-iya, apaan nih?" Shintia jadi gugup.

"So, gampang kok. Jangan nyontek apapun yang berhubungan dengan matematika selama satu minggu ke gue. Hahaha."

Mata Shintia membulat sempurna. "Yah, bos.. jangan gitu. Batal deh batal, maunya truth aja."

"Nggak bisa."

Wafa mengelus kepala Shintia lembut. "Sabar ya, dijamin lo bakal remedial 7 hari kedepan."

Lanjut...

Shintia : Truth or dare?
Wafa : Truth
Shintia : Jumlah mantan, dan siapa yang paling hot jadi pacar?
Wafa : saat ini, masih 89 mantan. Yang paling hot itu,, hmm... semuanya hot.

"Anjay!!!!" Suara ricuh kembali terdengar.

Okay, next.

Wafa : truth or dare?
Nita : gue pilih Ws seorang....

"DASAR BUCIN LO!!!" LAGI-LAGI SUARA KAMBING, SAPI DAN ANOA TERDENGAR.

Sambungannya di part 2, guys.

KITA AJA, YA! (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang