#PAST

1.4K 96 14
                                    

.

.

Warning!

Rate T/M
ABO
DLDR, Mild-Language, MPREG,

Genre
Boyslove, Lobe, Fluff, Drama etc.

Language
Indonesia, Inggris

Disclaimer ;

Tokoh dalam FanFiction ini adalah milik Agensi, keluarga, dan tokoh sendiri.
Penulis hanya meminjam nama dan beberapa hal yang berhubungan dengan tokoh untuk keperluan cerita. Tidak bermaksud menjelekan atau menyinggung berbagai belah pihak.

Sekian terima kasih,

.

*play song*

.

Petang itu, ia tak pernah tahu tentang bagaimana nasibnya setelah langit menyala berubah menjadi malam pekat yang mencekam.

Andai-ya,

Andai saja, ayahnya tak serakah dan tamak. Mungkin akal logikanya dapat bekerja, tentang bagaimana perbuatan hinanya berakhir mengancam keluarga kecil tak berdosanya itu.

Langit malam telah datang, gadis berambut ikal dengan onyx bening itu terlihat ayu kala tersenyum dan sesekali bersenandung menyusuri jalan setapak menuju gubuk tua ternyaman yang ia miliki.

Langkahnya kian dipercepat saat dilihatnya lentera telah menyala, pertanda makan malam sudah hampir tiba. Namun, langkah itu terhenti saat indranya menangkap kegaduhan dari dalam gubuk.

Bergegas ia berlari dan sepersekian detik, matanya melotot menyaksikan bagaimana ayahnya tengah berusaha merobek helai sutra milik seseorang yang tengah ditindihnya.

Gadis itu menjerit, wajahnya merah padam ketika menyaksikan seorang wanita yang teramat ayu menangis terisak dengan beberapa luka memar diwajahnya.

Sigap, ia mendorong ayahnya lalu memeluk wanita itu begitu erat syarat jika ia akan melindungi si gadis ayu. Netranya mendelik tak percaya pada sang ayah yang teramat ia banggakan karena begitu tega berbuat seperti itu.

"Apa yang tengah engkau lakukan kepada wanita ini, tuan?" sengit si gadis dengan kelopaknya yang mulai berair.

"Jawab aku! Apa yang engkau lakukan padanya? Bagaimana sosok yang begitu kubanggakan berubah menjadi menjijikan seperti ini. Sadarlah, ayah!" tambahnya dengan air mata yang tak lagi terbendung.

Belum sempat amarahnya meredam, sebuah pukulan diwajahnya membuat gadis itu tersungkur dan menangis sejadinya. Ayahnya, dengan tega menampar dirinya tanpa merasa bersalah. Apa-apaan ini.

"Kau gila, Sumire. Wanita itu, dia iblis! Dia bukan manusia," teriak ayahnya, menarik paksa wanita yang tengah meraung meminta pertolongan padanya.

Pakaian itu terlihat kacau, bahkan hiasan indah dikepala nampak kacau dan mengenaskan. Gadis itu cukup tahu, mahkota kecil yang ia lihat sudah menunjukan jika wanita yang tengah ditatapnya bukanlah rakyat biasa.

"Tolong aku... kumohon," lirih si wanita, menyadarkan gadis sumire yang tengah melamun.

Sumire harus melakukan sesuatu sebelum ayahnya benar-benar melakukan kesalahan fatal. Dilihatnya langit, ini sudah waktunya ibu dan adiknya kembali. Diliriklah daun pintu rapuh diujung ruangan, tak ada pertanda jika saja ibu dan adiknya akan muncul. Ia kehabisan akal, tenaganya sudah mulai terkuras setelah beberapa kali menerima pukulan dari ayahnya.

SUMIRE [ YOONMIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang