# BEG IN

359 54 19
                                    

.


.


Seperti yang sudah dijadwalkan hari ini Jimin benar-benar pergi menemani sang kakak untuk memeriksakan kandungannya.

Rona merah serta senyum merekah begitu indah menghiasi wajah Seokjin, bahkan sesekali ia mengelus sayang perutnya yang sedikit buncit itu sambil bermonolog ria.

Saat melihatnya Jimin hanya tersenyum, ia merasa begitu senang hari ini sampai ia dapat melupakan sejenak tentang kejadian hari lalu.

"Jimin, setelah ini temani Hyung pergi mencari berapa kebutuhan dan vitamin di swalayan tak jauh dari sini, ya?" Ajak Seokjin antusias, wajahnya tersenyum lebar dengan mata yang menyipit lucu.

Tidak menjawab langsung Jimin hanya mengangguk disertai senyuman tipis. Ia lebih tertarik memperhatikan kakaknya yang tengah berbunga-bunga itu, cantik sekali dan Jimin suka.

Apakah jika dirinya Matting dengan Yoongi ia bisa mendapatkan kesempatan seperti itu? Bisa tersenyum lebar dan nampak begitu bahagia? Seperti tidak ada beban sama sekali dalam hidupnya, apakah Yoongi bisa bahagia dan baik-baik saja jika bersama dengannya?

"Tentu bisa, jika kau tidak egois dan keras kepala," ucap Sumire sengit.

Jimin berdecih kesal, apa-apaan innernya ini. Muncul tiba-tiba dengan mulut pedas dan sikap yang tidak sopan sekali.

"Cobalah untuk merubah alurnya, Jim. Lepaskan perasaan yang selama ini membelenggumu, perasaan tersakiti juga menderita tak karuan. Yoongi dan Ghast berhak bahagia, ingatlah kau yang telah meng-klaim mereka jadi selesaikan semua perbuatanmu itu," tuntut Sumire tidak mau kalah.

Sedangkan Jimin hanya terdiam tidak tahu harus bagaimana. Sampai tanpa ia sadari dirinya telah berpisah dengan kakaknya.

Jimin kebingungan, dia lebih dulu sampai dibaseman mobilnya juga terparkir tidak terlalu jauh tapi mengapa kakaknya tiba-tiba menghilang? Padahal belum ada lima menit dirinya berdebat dengan Sumire.

"Hyung, kau dimana?"

Inisiatif dirinya mencoba untuk menghubungi kakaknya, sayangnya ponselnya tidak bisa dihubungi dan Jimin mulai merasa panik. Dirinya tidak tau harus berbuat apa, kepalanya kumat lagi, scanningnya kembali datang lagi diwaktu yang tidak tepat.

Napasnya tersengal, dadanya sesak dan punggungnya teramat sakit. Terasa panas, perih seperti terbakar. Matanya kini memberat, pandanganya berkunang dan tubuhnya sempoyongan.

Belum selesai Jimin merasakan sakit tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang lalu berhenti tepat dihadapannya.  Terlihat dua orang pria bertubuh besar keluar menghampirinya, menariknya untuk ikut masuk kedalam mobil.

Awalnya Jimin menolak dan memberontak, sampai akhirnya ia melihat jika kakaknya sudah duduk didalam dengan keadaan wajah penuh air mata.

Bergegas Jimin memasuki mobil lalu menanyakan keadaan Seokjin yang terus menggelengkan kepala, Namun Jimin tidak mengerti dan tetap memasuki mobil itu.

Saat didalam dirinya benar-benar dikejutkan dengan keadaan sang kakak yang tangan dan kakinya sudah terikat. Jimin marah, ia panik,  berusaha berteriak dan melawan namun sia-sia saat sebuah pukulan berhasil membuatnya tak sadarkan diri.

****

Di tempat lain sosok Yoongi tengah memijat pelipisnya tak kalah pusing saat mendengar berita jika calon Mate-Nya diculik oleh salah satu musuh terbesarnya. Sungguh Yoongi benar-benar ingin marah tetapi kembali lagi seperti dugaannya diawal jika akibat dari pertemuannya dengan Jimin akan membawa pemuda cantik itu dalam masalah besar.

SUMIRE [ YOONMIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang