#Miss

401 79 25
                                    





Pagi ini Jimin cukup disibukan dengan kegiatannya menjadi salah satu perwakilan dari YM Entertainment untuk menghadiri sebuah acara amal. Katakan saja seperti itu.

Walau kendati acara dilaksanakan dalam sebuah gedung mewah yang terlihat lebih seperti pesta para pengusaha kaya di Seoul.

"Hyung, kau sudah siap?" tegur Jungkook, mematai Jimin disampingnya.

Ya, Jungkook pun ikut andil dalam acara tersebut karena keluarganya adalah salah satu perwakilan dari perusahaan yang diundang.

Jimin sedikit melirik Jungkook, kemudian mengangguk lalu kembali fokus pada cermin dihadapannya. Sedangkan seorang pria cantik sibuk mendandaninya dengan penug semangat.

"Apakah kakak ku sudah datang?" tanya Jimin, kembali melirik kesamping. Sedang Jungkook terlihat begitu asik dengan ponselnya.

Tentu saja secepatnya Jungkook menghentikan kegiatannya, mematikan ponselnya lalu menoleh dengan senyuman gigi kelincinya. Jimin tak perlu menunggu jawaban apapun karena segala ekspresi Jungkook sudah menggambarkan jawabannya.

"Jangan membuat masalah, Jung," omel Jimin, karena ia hapal betul jika sudah menyangkut pesta dan makanan, Jungkook siap melakukan apapun agar bisa mencicipi semua hidangan yang disuguhkan.

Jungkook tak membalas dan hanya terkekeh malu, sedang Jimin kembali dengan riasannya yang sedikit lagi rampung.

Entah mengapa tiba-tiba terlintas dibenaknya tentang bagaimana beberapa hari ini dirinya dibuat kelimpungan oleh sosok pucat yang sempat membuatnya kesal.

Setelah pertemuannya dengan Yoongi minggu lalu, kini dirinya tak pernah lagi dapat menemukan pria pucat itu disekitarnya.

Bahkan Jimin sampai diam-diam menanyakan pada sekretaris Yoongi dan ia tanpa ragu sempat bertanya pada Hoseok secara langsung, namun tetap saja tak ada jawaban.

"Jung, apa-," ucapan Jimin terhenti, dipotong langsng oleh Jungkook.

"Hyung, bukankah beberapa hari lalu kau sendiri yang menolaknya, bahkan kau mati-matian tidak ingin melihatnya. Lalu mengapa sekarang kau terus menanyakan pria pucat itu padaku!" bentak Jungkook, ia benar-benar harus menghentikan Jimin, ia hanya menanyakan hal yang sama selama beberapa hari ini dan itu benar-benar membuat Jungkook lelah.

Tak lama Jungkook menghela napasnya dengan sedikit putus asa, gelagat Jimin saat ini sungguh membuatnya tak tega. Jimin hanya bisa menunduk dalam saat adik kesayangannya sedikit meninggikan suara padanya. Jimin tahu ia salah, tetapi apakah salah jika ia hanya ingin tahu.

"Aku tidak tahu dan tidak akan pernah mau tahu tentang pria menyebalkan sepertinya," tambah Jungkook sedikit memandang kesal pada Jimin dan hanya dibalas senyuman getir oleh Jimin.

Wajah manis Jimin nampak menyedihkan dengan senyum palsu hanya untuk menutupi kelemahannya dan jujur saja Jungkook benar-benar sudah muak. Dia lelah harus melihat bagaimana wajah kusut Jimin saat memikirkan pria yang merupakan calon matenya, Min Yoongi; Presedirnya itu.

"Berhenti terlihat seperti omega yang menyedihkan," ucap Sumire tiba-tiba dimana cukup berhasil membuat Jimin terkekeh dengan matanya yang sudah memerah disertai genangan air di kedua pelupuknya.

Sedang kedua pria lainnya terlihat khawatir melihat bagaimana tingkah Jimin yang mendadak menangis. Jujur saja, Jimin jarang menunjukkan air matanya pada orang lain tetapi kali ini ia bahkan sempat meneteskan air matanya dan terkekeh menyedihkan seperti dipaksa.

"Astaga, Jimin apa kau baik-baik saja?" tanya pria cantik yang sedari tadi meriasnya. Rautnya terlihat begitu cemas bertanya-tanya apakah dia sudah melakukan kesalahan atau tidak sengaja menyakiti Jimin. Apapun itu bisa mati dia jika Namjoon sampai tahu.

SUMIRE [ YOONMIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang