romanticism

2.3K 270 19
                                    

Kata Taehyung, Jisoo diperbolehkan egois terhadapnya. Mengekspresikan semuanya yang ia rasakan, tanpa harus berpikir dua kali.

Ini begitu indah, namun begitu menyakitkan ketika Jisoo ingat dengan perjanjiannya dengan Jongin.

Napas ini, hati ini dan raga ini menjadi tidak baik-baik saja. Jisoo takut jatuh cinta. Tapi, Jisoo lebih takut melihat Taehyung terluka karenanya, untuk yang kesekian kalinya.

"Kamu melamun apa?"

Taehyung baru saja datang, membawakan bubur ayam masakan lelaki itu.

Senyum tipis Jisoo merekah, "Aku merindukanmu." Jawabnya malu-malu.

"Benarkah? Hahaha." Taehyung mendadak salah tingkah. Menahan senyumnya yang tidak bisa ditahan itu.

Melihat senyuman lebar lelaki itu, sesak di dada Jisoo semakin terasa. Bahkan buliran air matanya jatuh bebas begitu saja.

Tidak. Bukan seperti ini hidup yang ia inginkan. Tidak untuk menyakiti orang lain, tidak untuk menyakiti lelaki baik di sampingnya ini.

"Sayang, kau kenapa?" Taehyung yang tadi menuangkan bubur itu mendadak panik dan langsung duduk di sebelah Jisoo. "Jangan menangis, kumohoonn." Taehyung langsung memeluk Jisoo, mengelus rambut perempuan itu dengan lembut.

"Mianhae. Jeongmal mianhae." Gumam Jisoo.

"Ini bukan salahmu. Semua ini bukan salahmu. Tidak ada yang salah. Dan ingat, aku selalu ada disini. Disisimu kapanpun kau butuhkan." Ucap Taehyung dengan sesekali mengecup ringan pucuk kepala Jisoo.

✖️✖️✖️


Saat ini, Jisoo dan Taehyung sudah berada di mobil sedan milik lelaki itu. Bergerak membelah jalanan Seoul setelah, Jisoo dinyatakan sehat dan boleh pulang.

Genggaman tangan Taehyung enggan berpaling. Begitu hangat dan sangat candu. Membuat Jisoo tidak ingin melepaskannya.

"Sayang?"

"Ya?" Kepala Jisoo menoleh, menatap Taehyung yang begitu tampan walaupun di lihat dari samping.

"Untuk sementara waktu, kamu tinggal diapartemenku saja. Aku takut, kejadianmu dengan Seungcheol terulang lagi." Saat berkata seperti itu, genggaman Taehyung menguat, seperti menekankan kalau lelaki itu beneran takut dengan kejadian itu.

"Iya, Tae." Jawab Jisoo menahan senyumnya.

"Tae?!"

"Kenapa?"

"Aku memanggilmu sayang, dan kamu memanggilku, Tae?!" Nada bicara Taehyung terdengar tidak terima sekaligus lucu.

Jisoo terkikik pelan. "Maumu apa?"

Tiba-tiba Taehyung menepikan mobilnya. Dan menatap Jisoo dengan lekat. Mata tajamnya membuat Jisoo tenggelam disana, larut dalam bola mata tak berujung itu.

"Kamu tauu." Ucapnya manja, dan membuat Jisoo benar-benar gemas.

Jisoo menutup muka dengan sebelah tangannya, karena tangannya yang sebelah masih dipegang erat-erat oleh Taehyung.

"Aku maluuu."

"Tapi aku mauuu." Balas Taehyung dengan cepat.

"Ah! Maluuuu." Jisoo mengeluarkan suara lucunya.

"Jangan seperti ini. Kamu terlihat sangat menggemaskan dan aku benar-benar ingin memakanmu."

"Saa-

"Ucapkan atau ku peluk sekarang?"

Tanpa menunggu aba-aba. Jisoo malah langsung memeluk Taehyung dan menenggelamkan wajahnya di leher lelaki itu.

"Sayangkuu." Gumama Jisoo pelan.

Membuat Taehyung tidak bisa menahan senyumnya lagi, merekah indah bak bunga mekar. Tangannya terjulur membalas pelukan Jisoo, merapatkan keduanya dan saling bertukar aroma dari manisnya parfum yang di pakai masing masih.

"Aku tidak tahu. Tapi, aku benar benar menyukaimu."

Halo semuanyaaa ☺️ ada yang kangen dengankuuuhh wkwkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Halo semuanyaaa ☺️ ada yang kangen dengankuuuhh wkwkwkwk

Semoga suka sama part ini yaaa, maaf buat update yang super lelet ini 😳

Vote and comment ya, dan mampir ke noir et blanc ya guyseu 💕💕

RuthlesslyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang