Bulan bersinar terang seraya disambut suara-suara malam. Malam ini ialah malam yang pertama Kotoko menginap di rumah keluarga Irie. Ia masih terduduk lemas di atas selembar karpet, setelah ia mendengar ucapan Naoki yang mengerikan sebelumnya. Tiba-tiba saja pintu kamar diketuk dari luar.
"Kotoko-chan.... Boleh Bibi masuk?"
"Oh.. Silahkan saja, Bi"
"Maaf ya, Kotoko... Bibi agak lama. Paman dengan ayahmu sedang ngopi. Nah kita juga nggak mau kalah dengan mereka. Hi hi hi", katanya sambil membawa dua cangkir yang berisi teh yang masih hangat.
"Iya, terima kasih", jawabnya dengan lemas.
"Ada apa Kotoko? Kok kamu lesu begitu?"
"I..iya. Mungkin karena capek""Oh.. Iya, Benar. Keadaan seperti ini begitu berat bagimu. Ya sudah, kamu istirahat aja!"
"Makasih ya, Bi""Sekarang kamar ini milikmu, jadi terserah kamu mau apa. Ya..."
"Iya..""Ayo... lepas saja jasmu"
"Oh iya, Bi!. Tentang.... Irie Nao...", katanya sambil melepas jas kebanggaan sekolahnya."Maksudmu, Naoki-san?", tanyanya memotong bicara Kotoko.
"Sekarang ini dia nggak ada manisnya sama sekali, nggak seperti dulu", sambungnya."Dulu??"
"Iya.... dulu. Waktu masih kecil..."
"Ohhh!! Mungkin padamu saja. Bibi akan menunjukkan sesuatu yang menarik... Sebentar ya!", sambungnya sambil keluar dari kamar.Sambil menunggu Ibu Naoki, Kotoko mencoba agar rileks dengan meminum tehnya. Ia menatap sekeliling, terhias tembok berwarna merah muda yang bisa membuatnya agak terhibur. Tak lama, yang ia panggil Bibi itu muncul kembali sambil membawa buku merah yang tebal.
"Kotoko!!"
"Iya, Bi""Ini dia! Yang ingin Bibi tunjukkan!!"
"Sebuah album foto?""Tepat sekali!!"
"Wahh!! Apa ini album foto Irie-kun?""Buka saja"
"Wah!! Gadis kecil yang manis!!", ucapnya di saat membuka halaman pertama."Kau tahu??"
"Apa, Bi?""Itu... Naoki"
"Ha?? Nggak mungkin!! Orang yang melihat pasti juga mengira kalau itu anak perempuan!!""Jadi, gini... Kotoko.... Dulu itu, Bibi sangat ingin punya anak perempuan. Sampai-sampai Bibi cuma beli baju bayi perempuan. Tapi, setelah bayi yang lahir itu laki-laki, Bibi jadi syok. Ya sudah... Bibi pakaikan saja Naoki dengan pakaian perempuannya"
"Ha ha ha.. Lucu juga ceritanya""Terus, setelah dia agak dewasa dia mulai menolaknya. Sejak saat itu dia menjadi seperti sekarang. Nggak manis!!"
"Ohh, jadi gitu""Kotoko, ini jadi rahasia kita berdua saja, ya! Yuki saja tidak tahu soal ini"
"Oke!!"Malam itu, Kotoko terhibur dan ia bersama Ibu Naoki membuat sebuah strategi untuk hari esok yang cemerlang.
∂ℓαχωσяк
Matahari telah keluar dari sarangnya. Seperti biasa, mereka wajib melakukan satu hal, yakni sarapan. Di ruang makan, mereka telah berjejer menghadap meja penuh hidangan.
"SELAMAT MAKAN!!""Irie-chan! Kapan-kapan aku ingin mentraktirmu makan di restoranku", kata Ayah Kotoko.
"Yang benar, Ai-chan? Aku mau makan ikan hiu!! Ha ha ha", canda Ayah Naoki.
"Ha ha ha""Mama, ada apa dengan kakak satu ini?", tanya Yuki sambil menunjuk Kotoko yang sedang melamun.
"Kotoko! Kau.... tak apa-apa?", tanya ayahnya.
"Oh.. Aku nggak apa-apa, kok"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aihara Kotoko
RomanceAihara Kotoko.... Dia seorang siswi kelas 12 di SMA terfavorit, SMA Tonan. Ia berada di jurusan IPA walaupun ia sendiri kurang bisa menguasai ilmu hitungan. Karenanya ia masuk kelas terbawah, kelas F. *Cerita ini ditulis untuk menghilangkan ke-gabut...