Taeyong sangat terkejut mendengar pernyataan Jaehyun barusan, Taeyong masih saja mematungkan dirinya tanpa memperdulikan apa yang Jaehyun katakan
"Kenapa Rambut Biru? kau tidak mau?" kata Jaehyun Berdiri menghampiri Taeyong
Taeyong sudah memundurkan badanya sedikit menghidari Jaehyun. tapi Jaehyun malah menghapiri Taeyong dan menghimpit Taeyong di antara 2 dinding ruangan
Taeyong sudah bergetar hebat karena sangat ketakutan "Kau tidak ingin melakukannya?" Tanya Jaehyun, Taeyong masih diam "S-saem" gumam Taeyong pelan
Jaehyun mengangkat tangan kanannya keatas dengan tatapan dinginnya, Taeyong merasa Jaehyun akan marah kepadanya dan akan menamparnya. Taeyong hanya bisa menutup matanya kuat, dia siap menerima tamparan dari Jaehyun dengan pasrah
Tangan kanan Jaehyun tidak menampar Taeyong tapi membelai kepala Taeyong yang tertutupkan rambut birunya, memaju mundurkan Tangannya sayang.
"Baiklah kalau kau tidak mau, tapi kapan-kapan kau bisa menarikan Tarianmu dihadapanku sebagai bayaran kau belajar bersamaku" kata Jaehyun di depan wajah Taeyong, Taeyong bisa mencium bau mint yang menyengat dan menenangkan dari mulut Jaehyun.
Jaehyun kembali duduk ketempatnya dan mempersilahkan Taeyong untuk duduk disebrangnya, Taeyong pun kini menundukkan kepalanya
"Kalau aku mengajakmu berbicara mendongaklah, jangan menunduk itu akan membuat lehermu sakit" Kata Jaehyun
Taeyong pun langsung mendongakkan kepalanya, Taeyong pun terposa dengan wajah Tampan Jaehyun yang baru saja memberikan Senyuman kepada dirinya
"Ada yang ingin ku beritahukan kepadamu" kata Jaehyun
"a-apa itu Saem"
"Tadi aku mengajakmu untuk ikut olimpiade Matematika bukan? apakah kau tidak keberatan aku mengikut sertakan dirimu?" kata Jaehyun
"T-tapi Saem, s-saya tidak terlalu pandai dalam Matematika" kata Taeyong menundukkan kepalanya lagi
"Sudahku bilang, kalau kita berbicara berdua jangan menundukkan kepala" Lantas Taeyong mendengar itu mendongakkan kepalanya kembali menatap mata Jaehyun
"Itu tidak masalah Rambut biru, kau bisa ku ajarkan dirumahku setiap kita pulang dari sekolah, 3 kali seminggu bagaimana? beritahukan orang tuamu"
"T-tapi S-saem saya sendiri, Orang tua saya s-sudah tiada, saya hanya berdua bersama Ten sahabat s-saya" Kata Taeyong menunduk menahan air matanya ingin keluar, mengingat bagaimana orang tuanya Mati di bantai di hadapannya secara langsung
Jaehyun meremat kuat tangannya, Entah kenapa dia tidak suka melihat Taeyong merasa sedih "Rambut biru kemari kau" kata Jaehyun, Taeyong pun berdiri dan mendekat kepada Jaehyun berdiri di sampingnya
Taeyong tersentak kaget saat ada Tangan yang tiba-tiba saja menarik pinggangnya untuk didudukan di pakuan Jaehyun
'pinggangnya Ramping, sangat pas saat di pegang'
"S-saem" Kata Taeyong gugup
"Mulai sekarang kau adalah murid kesayanganku, jadi jangan pernah bersedih. aku akan mengajarkanmu dan membimbing agar orang tuamu akan bangga di atas sana" Kata Jaehyun tersenyum kepada Taeyong, menarik Kepala Taeyong agar bersandar di pundaknya, dan membelai kepalanya
Jaehyun tidak tau kejadian hari ini akan berujung seperti ini, bahkan Jaehyun tak henti-hentinya tersenyum melihat Taeyong.
Kringg....
Jaehyun masih saja membelai pudak Taeyong sayang, Bahkan belainya bisa membuat Taeyong nyaman dan ingin terlelap. tetapi bel istirahat memecahkan semuanya
"Saem"
"ya?"
"S-saya ingin ke kelas" kata Taeyong
"baiklah" Kata Jaehyun, Mendengar itu Taeyong langsung bangkit dan langsung keluar kelas dengan tergesa-gesa dengan perasaan yang campur aduk
"Hallo Johnny, siapkan sebuah Olimpiade Matematika, aku akan menjadi sponsornya, 4 bulan akan mendatang, aku tidak suka yang akan menjadi milikku akan hilang lagi"
.
.
.Taeyong pun berlari seperti orang kesetanan, mencari Ten ada di mana, Saat matanya melihat Ten duduk di pinggir kursi Kantin lantas Taeyong menghampiri Ten
"Ten" panggil Taeyong
"eoh? Yongie, lama sekali" kata Ten, Taeyong yang sudah merasa gundah pun menceritakan semuanya kepada Ten, Ten hanya bisa menganggukan kepalanya pelan
"Mungkin Jaehyun Saem menyukaimu" katanya Enteng
"itu tidak mungkin" sarkas Taeyong tidak terima dengan apa yang Ten katakan
"iya-iya baiklah Ayo kita bayar ini dulu lalu pergi ke kelas kembali" Kata Ten
Taeyong pun menganggukan kepalanya, Taeyong sangat kaget saat dia memasukkan tangannya kesaku celananya mendapatkan uang bernominal besar
Ten yang melihat itu lantas menggoda Taeyong "banyak juga uangmu Yongie, teraktir dong"
"Aku tidak tau ini datang dari mana" Kata Taeyong
"Mungkin Jaehyun Saem memberikan mu itu" kata Ten Enteng
"Tidak Mungkin" kata Taeyong mengelak
Taeyong pun mengingat sesuatu, saat pinggangnya di tarik Jaehyun ada rasa mengganjal di paha kirinya, Taeyong pun hanya bisa diam memandangi uang itu
.
.
.Keesokan Harinya sesuai dengan Janji Jaehyun, mengajak Taeyong untuk kerumahnya belajar Matematika. padahal Taeyong mengajak Ten, tapi Ten malah menolak mentah-mentah
"Rambut biru" Panggil Jaehyun, tapi seketika Jaehyun menghentikan langkahnya saat melihat Taeyong sudah tidak berambut biru lagi
Rambutnya menjadi warna hitam, tapi masih ada biru-birunya, Jaehyun pun sangat terpesona dengan Taeyong, Bahkan baju seragam Taeyong terbuka satu kancing memperlihatkan Leher dan atas dada yang sangat bergairah dengan sedikit keringat, membuat kesan basah yang bergairah. Jaehyun ingin sekali memberi Tanda di sana
TBC :V
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher is Psycho Mafia
Romancekehidupan seorang Lee Taeyong berubah saat dia memasuki kelas tingkatnya yang baru, mempertemukannya dengan guru yang selalu membuatnya serasa melayang ke surga dan mempertemukannya dengan si jahat masa lalunya Cover : cr. Pinterest