11

14.1K 1.4K 103
                                    

Jaehyun kini sedang berada di dalam mobilnya mengambil sebuah benda pelacak atau apalah, sekarang Jaehyun membutuhkannya sekarang, seketika ponselnya berdering sangat brutal saat banyak sekali pesan yang bertulisan "Start" dari nomor yang tidak di kenal

"Siapa ini?" Kening Jaehyun sedikit mengerut

"Aku harus selidiki ini" Jaehyun pun berlari menuju ruangannya

Taeyong kini sedang berada di kantin sekolah bersama Ten, Taeyong banyak sekali bercerita tentang Jaehyun ke kagumannya terhadap sang guru bagaimana mengajar yang sangat baik.

"Kau tau Ten, Jaehyun Saem sangat lihai dalam meringkas Jawaban Matematika"

"Benarkah? Aku mau bertanya, kau di rumah Jaehyun Saem kalau belajar kenapa harus selalu menginap? Dan Johnny hyung harus menemaniku terus-menerus, ya walaupun aku menerimanya saja"

Seketika Taeyong bersemu saat mengingat setiap adegan yang terlintas di kepalanya disaat mareka ingin belajar Matematika

"Hey Taeyong!! Kenapa kau tersenyum?"

"Heoh? Ya hmm... Jaehyun Saem kalau mengajar malam Ten, kalau sore pulang sekolah dia sering olahraga ngegym di rumahnya. Terkadang Jaehyun Saem sangat baik selalu melayaniku seperti seorang tuan putri di rumahnya"

"Apakah Jaehyun saem pernah menampakkan badanya? Bagaimana? Bagus tidak? Bagusan mana dengan Johnny hyung?"

Taeyong semakin bersemu saja mendengar kata-kata Ten yang di luar topik pembicaraan "Hey kenapa kau tersenyum terus ha"

"Eh? A-aku tidak tau, buat apa memikirkan itu?" Jawab Taeyong dengan memandangkan matanya ke arah lapangan basket

"Beruntung sekali ya Tae kekasihnya Jaehyun Saem bisa memiliki pria yang hebat seperti dirinya" mendengar ucapan Taeyong seketika wajah Taeyong berubah menjadi melesu

Taeyong tidak tau harus berkata apa? Benar kata Ten pasti Jaehyun sudah memiliki kekasih, dengan hina nya dirinya memberikan Tubuhnya kepada sang guru, Taeyong merasa kalau rasa cintanya kepada Jaehyun terasa sia-sia saja, Mungkin pola hidup Jaehyun berbeda dengan orang-orang lain menurutnya.

"Ayo Taeyong kita pergi ke kelas, pelajaran Yesung saem akan di mulai" Ten pun menarik tangan Taeyong dan membawanya pergi kekelas setelah membayar makanan mareka

Saat di jalan mareka tidak sengaja berpapasan dengan Sungjae, Sungjae menghentikan Langkah Mareka dan langsung berbicara kepada Taeyong

"Taeyong Tunggu!" Ucap sungjae melirik mata Taeyong dengan rasa gelisah

"Ya sungjae?" Tanya Taeyong

"K-kau dipanggil Jaehyun Saem, Temui dia di belakang sekolah di dekat pohon Tumbang kemaren" ucapnya

"Hmm baiklah terima kasih Sungjae-ya" Sungjae pun berlalu begitu saja melewati Taeyong dan Ten

"Ten aku akan menemui Jaehyun Saem terlebih dahulu, bisakah kau izinkan aku?"

"Baiklah... hati-hati ya Taeyong"

"Hahaha kau kira aku ingin menyebrang jalan ha? Harus hati-hati, Bye Ten"



Jaehyun pun di sibukkan dengan komputernya, dirinya ingin melacak nomor yang tadi memberikannya pesan bertulisan "Start" tapi nomor itu tidak bisa di lacak

"Akhhh--- ini maksudnya apa ha?" Ucap Jaehyun sambil mengacak rambutnya kesal

Dan kini ponselnya berdering menampilkan sebuah pesan yang bertulisan "Keberuntungan yang sangat pas" jelas saja Jaehyun merasa jengkel, kenapa dia selalu di teror padahal dirinya tidak melakukan kejahatan mau pun kekearasan seperti dulu

Jaehyun pun mencoba menelpon nonor tersebut dan hasilnya tetap nihil tidak bisa tersambung, bahkan dirinya mengirim pesan kembali malah pesannya tidak bisa terkirim, ini pasti ada yang tidak beres gumamnya, dengan cepat dirinya menelpon Johnny dan Yuta agar kesekolah sekarang juga




"Jaehyun saem di mana ya? Aku sangat takut disini sendirian" gumamnya

Happpppp

Mata Taeyong kini sudah tertutup kain hitam, saat ada seseorang yang melakukannya kepada tepat di belakang tubuhnya "lama tidak bertemu sayang" bisiknya tepat di telinga Taeyong

"S-siapa kau lepaskan aku" sebeluma memberontak orang itu sudah mengikat mata Taeyong dan langsung saja mengikat tangan Taeyong dengan Tali yang terbuat dari sabut yang agak sedikit tajam membuat Taeyong merasakan gatal dan sakit di tangannya

"Hmm sudah lama kita tidak bermain seperti dulu ya sayang, kau semakin cantik saja"

"Siapa kau ha?" Tanya Taeyong sambil menginjak kaki pria yang menjeratnya ini

"Shhhhttt---"

PLAKK

Sebuah tamparan kini mendarat di pipi putih Taeyong, sedikit meninggalkan bekas merah yang sangat kontas di sana, Taeyong pun menangis ketakutan "k-kau bukan Jaehyun Saem hiksss..."

"Memang bukan, tidak akan ku biarkan kau bersamanya"

Taeyong pun hanya bisa terisak dan berdoa kepada tuhan kalau saja ada orang yang baik melihatnya sekarang

Orang itupun meletakan pistol di mulut Taeyong dan berkata "Cepat ikut aku.... kalau tidak aku akan menekan pelatuk ini dan membuatmu mati" akhirnya Taeyong mengikuti perintah orang tersebut

Prankkk

Sebuah benda terjatuh membuat orang tersebut memalingkan wajahnya mencari apa yang terjadi, tapi tak ada satupun yang berada disini mungkin menurut orang itu hayalah sebuah besi tua yang terjatuh









TBC :v

My Teacher is Psycho MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang