Al-Quran Ungu Muda

101 1 0
                                    

Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya untuk menuju surga

Dua jam lagi aku harus sudah berada di kampus, mengingat hari ini ada jadwal pak Rahmat mengajar di kelasku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua jam lagi aku harus sudah berada di kampus, mengingat hari ini ada jadwal pak Rahmat mengajar di kelasku. On time, adalah julukan yang beredar luas untuk pak Rahmat.

         Dosen yang sudah tidak muda lagi itu memang di kenal sebagai dosen yang sangat rajin, dia tidak pernah mengenal kata lelah untuk selalu memberikan ilmu kepada anak anaknya.

Tidak heran jika karya-karyanya sudah banyak di kenal kalangan mahasiswa, selain menjabat sebagai dosen beliau juga mempunyai dan menggeluti bidang kepenulisan.

Drrrttt...

            Handphone yang ku taruh diatas meja belajar menyala dan menimbulkan sebuah getaran, itu menandakan ada satu pesan masuk untuk segera aku baca. Benar saja, ada telepon masuk dari Aisyah.

"Assalamualaikum Sal." Suara Aisyah dari seberang sana.

"Waalaikumsalam, ada apa Syah? Tumben telfon, biasanya juga WhatsApp. Lagi ada pulsa ya, hehehe." Aku tertawa kecil.

"Hahaha tau aja kamu Sal, oh iya Sal aku boleh minta tolong gak? Hari ini pak Jamal sopirku gak masuk, boleh gak aku ke kampusnya nebeng sama kamu?" Katanya.

"Boleh dong, nanti aku sama pak Roni kerumah kamu. Kamu siap siap ya, lima menit lagi aku berangkat." Kataku mengiyakan.

"Terimakasih ya Sal, oke aku mau siap siap dulu ya. Bye assalamualaikum." Aisyah mematikan telepon sebelum aku menjawab salam.

         Pukul 09:30 aku dan Aisyah sudah berada di kelas, padahal kelas baru akan di mulai pukul 10:00. Aku dan Aisyah memang tipe orang yang gak suka ngaret, apalagi ini menyangkut kuliah yang nantinya nilailah yang akan menjadi taruhan.

Sudah pukul 10:15 tapi pak Rahmat tak kunjung datang, ini tidak seperti biasanya. Suasana ricuh terhenti saat seseorang mengucapkan salam di ambang pintu.

"Assalamualaikum." katanya yang masih berdiri di ambang pintu.

"Waalaikumsalam." jawab kami berbarengan.

            Pria yang umurnya diperkirakan baru dua puluh lima tahun itu memasuki ruangan, ia berdiri di dekat meja dosen dan memulai pembicaraan.

"Perkenalkan nama saya Syabil, saya dosen baru di sini." katanya memperkenalkan diri.

Semua siswa ber-oh ria saat mengetahui kalau beliau adalah dosen baru.

"Saya di sini akan menggantikan posisi pak Rahmat yang sedang bertugas ke luar negeri, beliau sedang menimba ilmu dan memperdalam lagi dalam bidang kesenian."

"Oke, perkenalan saya sudah selesai. Sekarang mari kita mulai belajar." katanya mengakhiri pengenalan.

         Murid yang tadinya mengira kalau pak Syabil tidak akan seperti pak Rahmat yang selalu disiplin, ternyata salah. Pak Syabil lebih disiplin dan malah lebih tegas dari pak Rahmat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Untukmu, Pangeran SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang