[She]

2.8K 246 42
                                    





Tumben sepi.

Gue baru melek, ngedip-ngedip bentar, dan cukup heran kenapa hand phone gue anteng. Biasanya sepagi ini udah getar nggak berhenti, entah dari papa-mama, dari Jamie, dari temen-temen kuliah, juga dari one and only Abimanyu Atmadja. Siapa Abimanyu? Bentar, gue perlu ngumpulin nyawa dulu.

Tangan gue meraba hand phone di nakas di samping tempat tidur, dan bener-bener heran karena nggak ada notif masuk sama sekali.

Ah, shit! Pantesan! Gue matiin mobile data sama WiFi-nya dari semalem sebelum gue merem. Gue buka lagi jaringan internet-nya dan sedetik kemudian hand phone gue diserbu puluhan notifikasi masukwell, it's my birthday.

Semalem emang gue capek banget, setelah teleponan bentar sama Papa-Mama dan abang semata wayang gue yang sekarang stay di Jepang, gue sengaja matiin jaringan internet di hand phone karena gue pengen tidur tenang.

Gue scroll up notif yang masuk dan gue lihat salah satunya dari Banyu. Bukan, tapi salah dua. Satu di chat, satu lagi mention di Instagram—EH?

Mata gue yang tadinya masih redup-redup belekan mendadak kebuka lebar pas lihat postingan Banyu. Demi apa muka sengut gue dipampang di situ, danohmfs caption-nya ....

 Demi apa muka sengut gue dipampang di situ, dan—ohmfs caption-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gusti ... ini kalo Banyu deket gue mungkin udah gue jambak sampai botak.

Nyalain caps lock, gue ketik komentar di bawah postingan dia : "YA NAPA LO PASANG MUKA SENGUT GUE, BADRUUNNN!!!!!"

Gue lalu buka chatroom dan langsung gue klik kontak dia di tempat paling atas. Awas aja kalo dia nggak jawab panggilan gue.

"Iya, Dinda, happy birthday ya ...."

"Badrun-oh, thanks ya- but HEH! Napa lo ngepost foto gue sih ha!? Jelek banget astaga selayar isinya muka bulet gue semua!"

"Jelek apanya sih, enggak lah!"

"Enggak, Bim, plis hapus!"

"Apaan? Itu birthday post gue buat lo, nggak bisa."

"Banyu!"

"Nggak bisa."

"Banyu!"

"Nggak akan gue hapus, titik."

"Nyebelin!"

"Biarin."

Malam Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang