Bagian 6

4 1 0
                                    

Setelah kejadian tadi mereka memutuskan untuk ke WB, sekedar membersihkan luka kecil ditubuh mereka .

"Loh loh kalian kenapa ini ?pada luka semua, udah ambil air dingin sama handuk kecil dibelakang sana bersihin itu luka nya" ucap Babeh yang melihat beberapa anak Elang yang luka karna pertarungan tadi .

Di pos bawah pohon mangga dekat WB sudah ada Bintang dan 4kawannya, Bara ?ia sudah memisahkan diri saat perjalanan pulang .

"Aw.. sakit Bim! Pelan pelan napa" ujar Edo yang kesakitan karna sudut lukanya dibibir dan pelipis kirinya .

"Bin, gue baru inget besok ada UH indo" beo Reza yang kini sedang memplaster sikutnya yang berdarah .

Bintang hanya berdehem sambil terus menghisap rokok di jarinya, Dimas ?iya hanya diam sambil memainkan game dihpnya, ia sudah tau kalau besok ada ulangan harian Indonesia tapi tetap saja ia sangat santai mengingat itu adalah hal yang gampang karna kepintaran Dimas yang sudah tidak diragukan lagi .

"Aw..!Anj.. Bim gue bilang pelan pelan! Kalo ga ikhlas udah Sono dah lo" omel Edo yang kesakitan .

"Yaela marah mulu lo" balas Bima yang langsung berdiri dan mengambil segelas es teh yang ia pesan .

Drttt DRtttt

Suara ponsel milik Bintang berdering, tanda pesan masuk ke ponselnya .

Mama
Bin kapan pulang ? Luna demam nih tiba tiba, cepet pulang ya mama tunggu.

Setelah mengeceknya, Bintang langsung bergegas memakai jaket dan mengambil kunci motornya tak lupa ia membuang rokok nya yang sisa setengah dan menginjaknya ke tanah .

"Kemana ?" tanya Dimas akhirnya .

"Pulang, nyokap bilang Luna demam. Gue duluan bro" pamit Bintang dan segera pergi dari sana .

****
Sampai dipekarangan rumah, Bintang melihat Satya keluar dengan tergesa dan lantangnya suara Papah mereka memanggil nama Satya, tapi tak dihiraukan Satya .

Saat Satya sudah ada di motor Ninjanya, bersiap untuk pergi tapi Bintang malah menghadangnya .

"Minggir!gue mau lewat" ujar Satya yang melepaskan helm full facenya .

Bukannya minggir, Bintang justru mematikan mesin motor Satya dan mengambil kuncinya .

"Eh! Apa apaansih Lo! Balikin ga" ujar Satya yang kini sudah turun dari motornya .

"Lo yang apa apaan!, Dek, Lo boleh benci gue boleh Lo anggap gue musuh Lo sekarang, tapi ngga sama Papa Mama. Lo ngga denger Papah manggil Lo daritadi ?" Ucap Bintang .

"Halah! Omong kosong!, Kalopun gue berhenti waktu Papah manggil gue apa untungnya buat gue ?hah ?!" balas Satya yang kini rahangnya mengeras dan tangan yang terkepal kuat .

"Lo gabisa kaya gini terus Satya! Lo gaboleh benci orangtua Lo, kalopun Lo marah Lo benci, Lo boleh luangin ke gue tapi ngga ke Papah dan Mamah!" ujar Bintang .

"Trus kalo gue gaboleh benci sama mereka, trus mereka boleh gitu benci sama gue ?hah ?!, Udah bertahun tahun gue sabar sama sikap mereka yang selalu bandingin Lo dan gue, selalu anggap Lo tinggi dibanding gue! Kurang sabar apa gue ?hah ?!! Jawab!" balas Satya yang membuat Bintang bungkam dan tertunduk .

"Gabisa jawab kan ?karna emang semua yang gue omongin itu bener!, Lo ngga tau dan gaakan pernah tau rasanya dinomor duakan sama orangtua sendiri. Gue benci sama Lo sama mereka dan diri gue sendiri, kenapa ? karna gue harus lahir dan besar di keluarga yang gapernah menghargai anggota keluarganya sendiri!" ujar Satya yang kini air matanya mengalir dipipi karna emosinya sudah memuncak .

dari Bulan untuk BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang