17

2.7K 185 98
                                    

Halo.

Hey hey hey vote nya hey.

Ini aku bingung banget.

Aku stuck parah.

Pengen namatin ini aja susah banget rasanya.

Tapi aku mau berterimakasih banget sama kalian yang masih setia nunggu aku.

Btw AKU ULANG TAHUN HARI INI!

Dan satu lagi, setelah chapter ini masih ada 1 lagi yaitu ending.

Entah kalian bakal suka atau engga, tapi kalau Keysil udah tamat aku baru bisa bebas buat cerita baru.

Makasih ya buat sofa sama maya yang td udah ucapin selamat ulang tahun buat aku.

Dan buat kalian, maaf ya kalau udah buat kalian kecewa dengan Update yang super lama dan aku janji terus tapi jujur itu bukan sengaja tapi memang stuck.

Lovyuuuuu semuanya, aku saaaayang kalian ❤️

________

Tidak hanya hidungnya yang terasa panas, namun dadanya juga tiba tiba terasa sesak hingga membuat dirinya agak kewalahan bernafas.

Mata Keysil perlahan berair karena menahan sakit yang begitu kuat menghantam dadanya, ia terus bernafas dengan beratnya bersamaan dengan air matanya yang keluar dengan sendirinya.

Di detik berikutnya kepalanya ikut pusing namun rasa sakit di dadanya sedikit mereda, ia menarik nafas panjang hingga terbatuk.

Ia benar benar tidak tahu ada apa dengan tubuhnya, namun yang ia ketahui hanyalah satu, dirinya tidak sedang dalam keadaan baik baik saja.

Semenjak ia meninjak umurnya yang ke 15 belas jantungnya memang sering berdetak agak cepat dari detakan normal, dadanya terasa sesak jika dirinya terlalu lelah. Namun Keysil tidak berhak berkepikiran untuk pergi ke rumah sakit untuk memgeceknya karena ia takut.

"Kakak gapapa?" tanya Alya yang berdiri di depannya dengan wajah pucat.

Keysil terbatuk kecil, "Aku gapapa. Udah sering kok begini."

"Mending kakak duduk dulu aja, aku cariin kak Aiden."

"Ga perlu, aku balik aja. Cuma kecapean kok."

Dengan cepat Alya mengambil tisu basah dari ranselnya dan membantu Keysil membersihkan bekas darah yang mengotori area hidung Keysil.

"Gimana kalau aku anterin aja?" tanya Alya yang masih tampak khawatir.

"Aku bener bener gapapa kok, tenang aja."

"WOI! KEY!" teriakan bagai toa itu sukses membuat Keysil dan Alya menoleh ke arah sumber suara yang mana adalah Selena, cewek berambut seleher itu berlari kecil menghampiri Keysil.

"Lo ngapain disini? Nyari Aiden? Muka lo kok pucat begitu?" tanya Selena nyerocos, mata gadis itu seketika berpindah menatap Alya dengan tajam, "Heh! Lo apain temen gue? Maju lo!"

Mata Alya membulat ketakutan, "Ga aku apain kok kak, cuma diajak ngomong."

"Ga usah sok polos lu! Ngomong yang bener sebelum gua bonyokin muka lu." ancam Selena dengan tangan yang sudah mengepal.

"Ampun kak!"

"Dia gak ngapa-ngapain kok, mending kita pulang aja. Gue pengen cepet-cepet tidur." pinta Keysil.

KEYSILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang