RE-SAH |1400 words|
AKU MEMBUKA mata. Napasku sesak karena terapit tiang. Aku sama sekali tak bisa bergerak karena sekujur badanku terasa lemah. Ditambah keadaan yang gelap total. Hanya ada seberkas cahaya menyeruak dari balik lubang yang terletak jauh di atasku.
Ingatanku berputar pada saat terjadinya gempa bumi. Gempa kali ini berskala lebih dari 6 SR. Hangang sampai roboh digerus tanah. Keadaan cukup hening. Tak ada lagi suara teriakan dari pasien.
"Ace, kau bisa mendengarku?"
Hening. Tak ada jawaban dari Ace. Tenggorokanku kering dan terasa sakit ketika bersuara.
"Kau di mana, Ace?"
Aku mengamati sekitar. Benar-benar replika bangunan tua yang roboh seperti di televisi. Aku mencoba berteriak lagi. Kali ini meminta bantuan. Aku yakin kesadaran Ace tersapu di bawah reruntuhan.
Aku berteriak sampai sebuah sorotan lampu mengusik retina mataku. Asalnya dari atas. Pada lubang yang berukuran cukup besar. Sayup-sayup bisa kudengar sebuah percakapan. Ada dua pria di atas sana.
"Tak ada orang di sini. Sekalipun ada mereka pasti sudah berubah menjadi immortui." suara berat pria itu menyuruh rekannya untuk segera meninggalkan Hangang.
"Aku mendengarnya jelas. Suara cewek meminta tolong."
Benar. Aku dan Ace masih terjebak di bawah sini.
"Itu halusinasimu karena kau gagal menyelamatkan Frey." mereka saling menentang. Aku dengar mereka menyebut nama Frey.
Tunggu, Frey? Ugh, pasti bukan Frey yang dimaksud-adik manisnya Jeya. Dia pasti duduk manis di pesawat yang sedang pergi meninggalkan Jakarta.
Aku semakin merasa takut -takut jika seandainya dua pria di atas lebih memilih untuk meninggalkan Hangang. "Tolong aku." Aku berteriak lemah. Udara yang bercampur debu hampir mencekik saluran napasku.
"Kau dengar 'kan, Ar? Barusan ada suara minta tolong!" ku dengar pria satunya bersikukuh dengan pendengarannya.
Ah, jadi namanya Ar -pria yang menolak menolongku.
"Lupakan saja. Lagipula sekalipun dia masih hidup, dia tidak akan bisa bertahan. Sebelumnya bangunan ini adalah rumah sakit. Dia pasti salah satu dari pasien yang dirawat di sini. Kesempatan hidupnya tidak sampai 50 persen." Ar mendesis tajam.
Hei, aku bukan salah satu dari pasien itu! Tolong selamatkan aku dan Ace. Ace -pria itu jika tidak segera dikeluarkan akan ada kemungkinan mengalami henti jantung karena kehabisan napas di bawah reruntuhan. Kami harus selamat.
"Tolong! Ace tertimbun reruntuhan."
Pria itu berdecak. Bisa kudengar adanya suara tambang menyentuh lantai. "Tuh 'kan? Tolong pegangi talinya. Jika kau tidak bersedia biar aku yang akan turun ke bawah. Aku akan menolongnya meskipun kau larang."
KAMU SEDANG MEMBACA
RE-SAH
Teen Fiction"WELCOME TO RE-SAH" HAL YANG paling ingin dihindari Aves adalah datangnya wabah mematikan yang beriringan dengan terjadinya bencana alam. Tempat yang seharusnya dapat dijadikan tempat berlindung malah roboh digerus gempa bumi dan menyisakan puing re...