chapt. 1

2.2K 136 2
                                    

maaf kalau ada typo. jangan lupa vote dan comment, trms~

"Jungkook! Kau kemana saat Fisika?" tanya Sinbi sembari memukuli Jungkook yang baru saja datang ke kelas.

"Aduh, sakit! Hei! Sakit!"

Ini bahkan sudah jam pulang. Jungkook memang pintar bolos!

"Aku hanya di atap." jawab Jungkook.

Sinbi membulatkan matanya. "Atap? Kau merokok lagi ya?" tanyanya.

"Memangnya kenapa?" ucap Jungkook tak peduli. "Ayo pulang! Kau mau pulang sendiri, huh?"

Jeon Jungkook. Pemuda nakal itu adalah teman sekaligus tetangga Hwang Sinbi. Jungkook dan Sinbi kebetulan sekelas -XI IPA 6.

Orangtua Jungkook menyuruh ia berangkat dan pulang bersama dengan Sinbi karena mereka tetangga. Padahal Jungkook kakaknya juga satu sekolah dengannya. Kakaknya sudah punya pacar. Jadi setiap hari kakaknya bersama pacarnya.

"Sinbi," ucap Jungkook.

Sinbi asyik memainkan ponselnya hingga ia tak sadar jika dirinya sudah sampai di parkiran sekolah.

"Hwang Sinbi!" panggil Jungkook lagi.

"Eh, iya?" tanya Sinbi gelagapan.

"Jangan terus memainkan ponselmu!" Jungkook mengambil paksa ponsel Sinbi. Dilihatnya ternyata Sinbi sedang mengirim pesan kepada Cha Eunwoo, pemuda tampan kelas sebelah. "Apa ini. Mesra sekali. Kau lebih memilih Eunwoo daripada aku?" tanya Jungkook.

"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja aku pilih Cha Eunwoo. Mana mungkin aku memilihmu?" balas Sinbi sembari tertawa.

"Memangnya ada apa sih dengan Eunwoo?"

"Dia tampan, baik--"

"Aku juga tampan dan baik!"

"Hei aku belum selesai! Dia tampan, baik, rajin, pintar, tidak suka bolos, menantu idaman untuk Ayahku." jawab Sinbi.

Jungkook tertawa, "Ya sudah, hari ini kau pulang sendiri ya.." ucapnya sembari tersenyum. Ia lalu mengeluarkan motornya dan membawa helm wanita -yang untuk Sinbi di tangannya.

"Hah? Apa? Jungkook aku hanya bercanda. Aku pasti memilihmu, sahabatku yang tersayang." ujarnya sebelum Jungkook pergi.

"Aku tidak dengaaarr..." ucap Jungkook sembari menyalakan mesin motor.

"AH, JUNGKOOK. TENTU SAJA AKU MEMILIHMU!"

***

"Kami baru mau makan malam, dan kau baru pulang?" tanya tn. Jeon murka.

"M-maaf, Ayah." Somin yang baru sampai.

"Kemana saja, kau? Bersama teman-temanmu?"

Jungkook berdecak. "Ayah, sudahlah. Biarkan kakak mandi, mengganti pakaian, dan makan dulu. Urusan bertanya nanti saja.." ujar Jungkook.

Somin menatap Jungkook dengan tatapan kesal. Bisa-bisanya ia cari perhatian pada Ayah! Batinnya.

"Ya sudah, sana pergi!" ucap tn. Jeon.

Tn. Jeon memang selalu membeda-bedakan Jungkook dan Somin. Ia lebih sayang pada anak penerus perusahaannya, Jungkook.

Sementara itu, Somin pergi ke kamarnya dengan kesal.

"Sialan." umpatnya.

Selalu begini jika ia pulang malam. Somin juga ingin merasakan kesenangan sebagai anak kelas XII SMA. Ia tidak ingin terus terkurung dalam rumah sunyi ini. Jika Jungkook bisa keluar rumah seenaknya, mengapa ia tidak??

***

"Sinbi, kau ingin gemuk??" tanya ny. Hwang.

"Biarkan dia. Sinbi, makan yang banyak ya.." ujar Tn. Hwang.

"Baik, Ayah.."

Suasana di rumah keluarga Hwang sangat berbeda dengan keluarga Jeon. Keluarga Hwang terasa lebih hangat dan harmonis.

"SINBI..."

"Kak, sepertinya ada yang memanggilmu.." ucap Heejin, adik Sinbi.

"Benarkah?" tanya Sinbi.

"SINBI.."

"Ah, benar."

Sinbi pun berhenti melahap makanannya dan segera pergi ke pintu depan. Dirinya sudah menduga-duga, siapa yang akan bertamu ke rumahnya malam-malam begini.

"Sinbi,"

Benar.

"Hm?" tanya Sinbi malas.

Dugaannya benar. Pria dengan gigi kelinci yang sok polos, Jeon Jungkook.

"Apa ada PR?" tanya Jungkook.

"Makanya jangan bolos terus-Mmhh." Jungkook menutup mulut Sinbi dengan tangannya.

"Kalau orangtuaku dengar bagaimana?" kata Jungkook.

Sinbi berdecak malas. Bisa-bisanya anak kebanggaan keluarga Jeon itu suka membolos dan orangnya sembrono. Setahu Sinbi, keluarga Jeon adalah keluarga terhormat yang disertai peraturan-peraturan keluarga ketat.

"Seni Budaya. Lukis makhluk hidup, dikumpulkan minggu depan. Matematika untuk besok, Fisika untuk besok." jawab Sinbi.

"Kau sudah?"

"Tentu saja sudah." Sinbi tersenyum bangga.

"Ambil bukumu."

"Imbalannya?" tanya Sinbi mengharap.

"Jika kau tidak mengambil bukumu sekarang juga aku akan menciummu di depan keluargamu."

Dan tentunya hal itu membuat Sinbi bergegas ke kamar. Menciumnya depan keluarganya sendiri? Sinbi mungkin akan diusir dari rumah.

Sinbi tahu, jika Jungkook sudah mengancam, itu bukan main-main. Jungkook pernah mengancam di sekolah jika ia akan menciumnya di depan Umji dan Jungkook benar-benar melakukannya. Mengecup bibir Sinbi sudah sering bagi Jungkook. Melumat dan menggigitnya? Mungkin Jungkook sudah ditampar.

"Ini buku Matematika dan Fisika, jika hilang kau tidak akan kuanggap selamanya, jika kucel ataupun robek kau harus mentraktirku selama sebulan." ucap Sinbi.

"Sebulan? Terlalu murah!" sombong Jungkook.

Sinbi tersenyum mengancam, "Jangan berani untuk macam-macam!"

Jungkook terkekeh. Sifat Sinbi yang marah itu membuatnya gemas. "Siap sayang." Jungkook memeluk Sinbi.

Sinbi langsung memberontak, "Pergi kau! Lepas!"

"Pacarku ini gemas sekali." ucap Jungkook sembari semakin mempererat pelukannya.

"Jungkook, kau bukan pacarku."

Sinbi mulai diam. Menerima pelukan Jungkook. Ia akui, ini memang membuatnya nyaman. Pelukan saja, tidak apa-apa 'kan?

Jungkook mengelus surai Sinbi lembut. "Sepertinya Pacarku ini mulai nyaman." bisik Jungkook.

Kemudian lelaki itu menggigit leher mulus Sinbi dan langsung lari ke rumahnya yang hanya berbeda satu blok dengan rumah Sinbi. "Terimakasih, bukunya!"

Sinbi terkejut bukan main. Ia ingin teriak dan berkata, JUNGKOOK BRENGSEK tapi tentunya Sinbi tidak ingin ia membangunkan satu komplek. Gadis itu menyingkapkan rambutnya agar menutupi bekas gigitan Jungkook.

Tanpa sadar dirinya tersenyum.

Tbc.

euphoria / i am friendnantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang