PASAR MALAM √

24.7K 1.5K 29
                                    

Dinara tertawa senang ketika melihat wajah cemberut Kevin ketika mereka turun dari kincir angin.

Kevin itu takut ketinggian dan Dinara sengaja membawa sahabatnya itu naik kincir angin.

"Ya ampun, sumpah lo, Vin,  masih aja takut ketinggian. Gue kira lo udah enggak takut lagi." Dinara terkikik sambil menutup mulutnya, sementara di depannya, Kevin mendengkus dan menatap Dinara sebal.

"Gara-gara lo, Nar. Gue udah bilang kita ke pasar malam tapi enggak naik apa-apa. Mual 'kan gue jadinya," gerutunya kesal.

"Salah lo sendiri yang takut begitu. Cowok macho kok penakut," balas Dinara cuek. "Gue bilang Safira ah kalau Kevin takut ketinggian," godanya sambil berusaha mengetik sesuatu di ponselnya.

Kevin melotot tak terima.

Safira adalah pacar Kevin yang sangat disayangi. Kevin tidak mau jika Safira tahu hal-hal memalukan tentangnya.

Segera setelah itu ia mencoba merebut ponsel Dinara yang langsung dijauhkan cewek itu darinya.

"Enggak bisa, wle!"

Dinara menjulurkan  lidahnya pada Kevin, membuat cowok itu kesal.

Dinara lari dan Kevin mencoba mengejarnya.

Belum jauh Dinara berlari, dirinya sudah lebih dulu menabrak seseorang.

Dinara mendongak dan membulatkan matanya tak percaya melihat sosok yang sudah berdiri di depannya dengan wajah kaku dan rahang mengeras menahan amarah.

"Arka? Ngapain kamu di sini?" tanya Dinara pura-pura santai.

"Lagi mau mergokin pacar selingkuh," ujar Arka menatap Dinara marah.

"Selingkuh? Siapa yang selingkuh?"

"Cewek di depanku lagi selingkuh sama selingkuhannya." Mata tajam Arka melirik Kevin yang sudah berdiri di samping Dinara. "Udah puas bawa cewek orang pergi?" sinisnya menatap Kevin. Sementara yang di tatap masih bersikap santai seolah tidak terjadi apapun.

"Nara yang ajak gue ke pasar malam."

"Lo bisa nolak."

"Sayangnya gue juga mau ke pasar malam. Gimana dong?" tandas Kevin dengan raut wajah tanpa dosanya.

"Sialan lo!" Arka bergegas melayangkan sebuah bogem mentah di wajah Kevin hingga membuat cowok itu meringis.

"Arka!"

Dinara bergerak menarik Arka untuk menjauh dari Kevin.  Mereka sudah menjadi pusat perhatian orang-orang sehingga membuat Dinara malu.

"Kamu kenapa 'sih mukulin Kevin segala? Kevin 'kan teman aku," ujar Dinara menatap Arka kesal.

Arka mendengkus.
"Kamu belain dia dari pada aku? Aku pacar kamu lho, Dinara."

"Tapi Kevin teman aku. Sahabat aku dari SD."

"Halah, sahabat-sahabat. Enggak ada yang namanya sahabat antara perempuan dan laki-laki, Din, kalau enggak ada yang suka di antara  keduanya," ujar Arka sinis.

"Iya. Termasuk kamu dan Rima?"  sahut Dinara menatap Arka tajam.

"Lho, kamu kok bawa-bawa Rima? Aku sama dia murni sahabatan. Enggak lebih," elak Arka membuat Dinara memutar bola matanya.

"Itu juga termasuk aku dan Kevin. Kevin udah punya cewek  dan sahabat kamu itu? Nunggu kita putus baru dia bergerak dekatin kamu."

Dinara memutar tubuhnya berniat menghampiri Kevin, namun yang dicari justru sudah menghilang. Dinara tahu jika Kevin pasti sudah lari karena tak tahan menonton drama mereka.

"Kamu mau cari cowok itu? Aku pacar kamu, lho, Yang. Bisa-bisanya kamu cari dia di saat aku sedang terluka seperti ini."

Dinara memutar bola matanya malas.

Kambuh lagi lebay-nya Arka.

Hal yang kecil bisa di besar-besarkan pemuda itu.

"Apanya yang luka?" Dinara memutar tubuhnya menatap Arka kesal.

"Hatiku saat melihatmu bersamanya dan tanganku saat memukul selingkuhanmu."

Dinara mendengkus sambil mengumpat di dalam hati.

King of drama back again!

[3] Jangan Posesif! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang