ASEK PULANG NAIK MOBIL

289 19 3
                                        

"Mau apa?"

"Kok diem?"

Iya, aku memang langsung diem, mulut yang tadinya udah mau ngeluarin jurus seribu bacot jadi bungkam.

Aku masih setia diam karena shock atas keberadaan Pak Malik yg tiba-tiba duduk disampingku.

Masih kedip-kedip ni mata, bingung campur kaget yg pasti.

"Kok bapak disini?" Dan pertanyaan bodoh yg malah keluar dari ni mulut.

Mendengar itu Pak Malik hanya mengangkat satu alisnya bingung, lalu beranjak jalan ke meja guru depan kelasku dengan geleng-geleng kepala.

"Kalau udah tau kelas mau mulai, jangan mainan hp sampe lupa dunia." Sindirnya saat sudah sampai dimeja guru.

Oh iya, ku kasih tau kebiasaan sosok Pak Malik. Walaupun dia ganteng, tapi dia hobi nyindir. Kalau dah nyindir, mulutnya melebihi lambe turah.

Mendengar sindiran itu gue jadi kesel. Kebiasaan banget sindir-sindir.

Aku lalu men-silent hp ku dan segera memasukkan kedalam laci.

"Tugas dikumpulkan sesuai absen."

Satu persatu teman sekelasku maju sesuai absen mereka. Hingga tiba giliranku, aku berjalan dengan sedikit dongkol.

Menaruh buku tugas didepannya dengan sedikit tidak ikhlas hingga menimbulkan decitan suara, terlihat Pak Malik yg menatap bingung padaku.

Bodo amat dibilang ga sopan, salah siapa bikin kesel.

"Selagi saya koreksi tugas kalian, kerjakan latihan soal 10."

Dengan patuh kelasku mengerjakan perintahnya dan mulai mengerjakan soal,hingga..

"Nunata." Dia memanggil namaku. Kelas menjadi sunyi.

Ini gue buat salah apa lagi sih?

"Nunata Wijaya." Ulangnya menyebut namaku.

"Saya pak."

"Tolong bantu saya koreksi tugas teman-temanmu."

Loh, enak aja nyuruh-nyuruh.

"Kok saya sih pak." Protesku tak setuju.

"Kamu tadi kan buat masalah. Udah cepet bantuin saya." Dengan ogah-ogahan aku berjalan mendekatinya.

"Trus tugas saya gimana pak?" Tanyaku saat aku sudah berdiri didepannya.

"Kerjakan nanti. Sekarang ini kamu duduk dilantai, koreksi ini." Perintahnya seenak jidat sembari memberi kertas kunci jawaban dan tugas teman ku yg lain.

Mata ku melotot mendengarnya.

"Masa duduk dilantai sih pak."

"Trus saya kok koreksi banyak banget, ga mau ah." Ujarku tak terima.

Bayangin, gue dapet 15 lembar trus duduk dilantai. Ntar kalau gue kembung, apa mau tanggung jawab kerokin.

"Diam dan kerjakan." Pungkasnya. Mau tak mau aku mengerjakan perintahnya.

Walau didalam hati ga ikhlas, tapi gapapa deh itung-itung amal.

...☁️...

Sudah 30 menit aku duduk dilantai dingin yg tak beralaskan apapun. Kelasku ini terdapat 2 AC dan keduanya hidup, tentu saja aku mengeluh dingin

Masih tersisa 1 lembar tugas yg belum aku koreksi, dan perutku sudah terasa sakit karena duduk dilantai dingin.

Dengan cepat aku segera mengkoreksi lembar tugas yg tersisa.

NUNATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang