Part 18

3K 351 8
                                    

"Kau tak apa-apa jim?" tanya Hoseok sang pelaku pemegangan pundak.

Jimin menggeleng. Ditatapnya mata Hoseok ragu. "Hyung.."

Hoseok mengangkat kedua alisnya. "Wae?"

"Bolehkah aku saja yang mencari tau siapa pemilik jam tangan itu?"

Mendengar pernyataan yang Jimin lontarkan mampu membuat mata Hoseok memicing. "Ada apa?"

Jimin menggeleng. "Ani. Hanya ingin saja. Bolehkan hyung?"

'Apa sebenarnya yang sedang disembunyikan oleh Jimin' batin Hoseok curiga.

"Baiklah." Hoseok membalikkan badan menghadap kearah Taehyung dan Jungkook. "Kookie, Taehyung, kalian berdua pulanglah bersama kami. Biar Jimin yang menyelidiki siapa pemilik jam tangan itu. Kalian ingin bermain bersama Ugi bukan?"

"Ugi? Woaaaahhh kookie mau main sama ugi hyung!" keluar sudah sifat manja Jungkook. Jika sudah begini tak ada yang bisa menghentikan aksi yang tengah ia lakukan.

"Ugi hanya milikku kookie!" ucap Taehyung tak terima.

Jungkook menatap tajam wajah hyung terakhirnya. "Hyung ugi itu milik kookie!"

"Milik hyung!"

"Milik kookie!"

"Milik-"

"SUDAH DIAM!! Taehyung! Berikan benda itu pada Jimin. Cepat!" ucap Namjoon dengan begitu tegasnya. Sedangkan dilain sisi, Jungkook dan Taehyung yang menjadi sasaran amukan Namjoon menjadi ciut seketika.

"Ba-baik hyung.. Ini jim" ucap Taehyung seraya menyodorkan benda yang ia pegang kepada Jimin.

"Baiklah jim kalau begitu kami pulang dulu ne.. Jaga dirimu baik-baik."

Jimin mengangguk seraya memasang senyum palsunya. "Nde hyung. Aku akan menjaga diriku baik-baik."

"Yasudah ayo yang lain kita pulang."

***

Brak!!

Yoongi menutup pintu mobilnya kasar. Entah apa yang merasuki pikirannya sekarang. Yang jelas kali ini ia merasa muak.

Bermaksud untuk menemui seseorang yang ingin sekali ia kunjungi hari ini. Kaki jenjangnya melangkah masuk kedalam gedung tinggi nan megah itu.

Tak lama kemudian, kini Yoongi sudah berdiri tepat didepan pintu berwarna putih. Tangannya terulur memegang knop pintu dan membuka pintu dihadapannya.

Cklek!

"Kau bisa ketuk pintu dulu tidak?" tanya seaeorang yang dari tadi telah berada didalam ruangan tersebut. Yoongi tak menggubris pertanyaan itu. Ia melangkah dan mendudukkan bokongnya tepat didepan namja yang usianya lebih tua darinya.

"Bantu aku." ucap Yoongi tanpa basa-basi.

Chanyeol tersenyum teduh. Ia hafal sekali sifat dingin yang Yoongi miliki. Dingin, tajam, dan ketus. Seolah itu menjadi makanan Chanyeol kala namja mungil dihadapannya ini datang dan menemui dirinya.
"Apa yang bisa kubantu untukmu?"

"Tolong hilangkan monster sialan ini dari tubuhku.

Chanyeol menautkan kedua alisnya. "Monster?"

Flashback On

Hari ini banyak sekali pasien yang harus Chanyeol tangani. Sangat sulit baginnya untuk mencari waktu istirahat disela-sela kesibukannya.

"Aku harus bisa istirahat. Tubuhku terasa mati rasa."

Chanyeol masuk kedalam ruangan pribadinya. Ia meletakkan bokongnya diatas sofa panjang dan merebahkan diri juga disana. Hampir saja matanya tertutup sebelum sebuah getaran mengganggu waktu istirahatnya.

Drrtt.. Drrrtt..

Tangannya mergoh saku celana yang ia kenakan. Dilayar ponselnya, tertera nama Kim Seokjin disana.

"Yeobosseo?"

"Ini aku Kim Seokjin. Apa aku mengganggumu?" Tanya seseorang dari seberang sana.

"Nde. Kau sangat menggangguku Seokjin-ah."

"Ah yasudah. Kalau begitu besok saja."

Chanyeol mengangkat kedua sudut bibirnya keatas. "Ani Jin, aku hanya bercanda. Wae?"

"Mmmm dongsaengku mengalami masalah pada tubuhnya."

"Masalah?"

"Nde. Aku tak tau apa yang sebenarnya terjadi. Tapi tadi tiba-tiba saja ia menjadi seperti anak kecil. Cara bicara, tingkah laku, dan...semuanya. Dia persis sekali seperti anak kecil chan."

Chanyeol manutkan kedua alisnya. "Apa.... Apa yang dia lakukan sebelum berubah menjadi seperti itu?"

"Ia mengunjungi kantor polisi dan sepertinya bocah dingin itu mendapat sebuah tugas besar."

Chanyeol mengangguk. Ia paham betul dengan apa yang dialami Yoongi. Syndrome little space. Dilihat dari sifat Yoongi yang suka sekali memikul beban sendiri, bukan tak mungkin jika hal itu mampu membuatnya mengidap Syndrome tersebut.
"Seokjin-ah.."

"Nde?" jawab Seokjin dari seberang sana.

"Dongsaeng mu mengidap sebuah Syndrome yang biasa kami sebut sebagai syndrome little space."

"Coba jelaskan aku tak mengerti." ucap Seokjin tanpa basa-basi.

"Ia akan berubah menjadi selayaknya anak kecil ketika ada sesuatu hal yang memberatkan pikirannya. Jika ia lelah, letih, atau stress, ia bisa berubah kembali menjadi demikian."

"Lalu apa yang bisa kami lakukan untuk menyembuhkan Yoongi?"

"Sementara ini rawat dan sayangi dia ketika Yoongi merubah kepribadian menjadi seorang little. Tak hanya itu. Ketika ia berada pada mode normal, jangan buat dia menjadi stress atau semacamnya. Karna hal itu mampu membuatnya berubah kembali pada mode littlenya."

Helaan nafas terdengar jelas dari seberang telephone. "Baiklah chan.. Gomawo ne.. Aku akan menghubungimu lagi jika  nanti aku membutuhkan bantuanmu."

"Dengan senang hati Seokjin-ah.."

PIP!!

Flashback Off

Chanyeol mengembangkan senyum teduhnya.
"Kenapa kau tersenyum seperti itu?" tanya Yoongi dingin.

"Dengarkan aku." ucap Chanyeol seraya membenahi posisi duduknya.
"Kau tak perlu menghilangkan sesuatu yang ada didalam tubuhmu. Yoon, dia adalah bentuk dari suara hatimu. Seburuk apapun dia dimatamu, dia adalah kau dan kau adalah dia. Kau cukup menenangkan pikiranmu dan dia akan semakin jarang muncul menggantikanmu."

"Ani. Aku mau sekarang juga dia pergi dari tubuhku."

"Hei saeng.. Dengarkan aku. Aku tak bisa membuatnya pergi dari tubuhmu. Kapan ia pergi itu tergantung dari dirimu sendiri."

Yoongi menunduk. Kenapa tak ada satu orangpun yang mau menolongnya. Kenapa tak ada seorangpun yang mau mengerti posisinya? Semua ini tak adil bagi Yoongi. Dia kehilangan kedua orang tuanya. Dan sekarang apa ini? Bahkan tubuhnya sendiri sudah mencoba untuk memberontak.

"Hyung.."

"Nde?"

Yoongi mendongak "Tolong bantu aku sekali ini saja. Kumohon.."












TBC..

SyndromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang