Pertemuan

0 0 0
                                        

Wanita cantik nan anggun dengan hijab yang panjangnya hampir setengah badannya itu tengah menunggu kehadiran seseorang yang sangat berarti bagi keluarganya tepatnya adik kesayangannya

Tak selang beberapa lama yang ditunggu tunggu akhirnya datang

"Assalamualaikum" ujar papa gadis itu

"Walaikumsalam" jawab mereka sembari menerima berjabat tangan bergantian

"Bagaimana pak noulan?" Tanya pak artha to the point

"Putri kami menerima perjodohan itu" ujar pak noulan dan akhirnya mereka semua tersenyum bahagia kecuali dewi dan soarang remaja laki laki yang tepat duduk di kanan pak artha

"Kenalin dia putra kami Arda adigdaya Artha panggil saja arda" ucap pak artha

"Ini putri pertama kami Dewi Angelita Noulan panggillannya Dewi" ucap pak noulan memperkenalkan putri kesayangannya

" Baiklah bagaimana lakau kita pergi keluar para orang tua biar anak anak kita bisa saling mengenal. Karena sedari tadi mereka hanya diam saja" ajak sila (ny artha)

Dewi hanya mengeluarkan kalimat memohon tidak ditinggalkan melalui tatapan matanya kepada bundanya

Tapi para orang tua tak menanggapi yang di inginkan anak anak mereka

Setelah kepergian kedua anggota keluarga tersebut suasana menjadi sunyi dan canggung

"Nama lo bagus tapi gak pantas buat kamu dan juga penampilanmu itu sangat gak pantas sama orang sepertimu! Orang yang menjual dirinya! Penampilanmu syari tapi kelakuanmu penggila uang!" Ucap laki laki itu membuat dewi menangis dalam diam

Ingin rasanya dewi membantah tapi kalimat yang laki laki itu lontarkan sungguh menyesakkan hati dan secara kasat mata memang seperti itu karena dulu dirinya membantah perjodohan itu tapi sekarang pas keluarganya membutuhkan uang ia menerima perjodohan itu sehingga ia wajar menerima penilaian yang sebenarnya tidak benar itu.

"Kenapa diam benar seperti apa yang ku ucap?" Tanya arda lagi karena tak mendpat respon tetap dengan kalimat kasarnya nan kotor

"Terserah kamu ngomong apa tapi yang jelas aku bukan seperti itu" bela dewi tetapi dià malah mendapatkan senyum sinis arda

"Dasar wanita murahan! Mending lepas hijab lo! Lo ngotor ngotorin mahkota kehormatan wanita! Lo gak pantas memakai itu!" Ucap laki laki yang baru datang dan menempati bangku sebelah arda ya dia adalah arga

Arga Anggata Artha anak tiri di keluarga artha sekaligus merangkap menjadi sahabat arda

"Udalah ga mending kita cabut dari sini. Lama lama muak gue deket wanita ini jijik gue" tanpa sadar kalimat yang dilontarkan arda sangat sangat menyayat hati

Gadis itu hanya diam dan menunduk dia hanya bisa meratapi nasibnya nasib yang telah mempermainkannya nasib yang telah membuatnya terperangkap dalam situasi dan kondisi seperti ini kondisi yang membuat ia dipandang rendah oleh calon suaminya.

Hanya kata kata dari sang nenek yang dapat menguatkan hatinya hatinya yang telah remuk

"Yang sabar, Allah tidak akan menguji hambanya melebihi kemampuan hambanya"

"Nenek pernah dengar bahwa Allah akan menguji hambanya ketika hambanya selalu menambah keimanannya"

Dua tetuah itulah yang dapat membuat dewi tetap berdiri tegak dan yakin dapat melewati ujian yang telah diberikan Allah pada keluarganya

                      💐💐💐

Jangan lupa vote and coment donk reader

Karena dukungan kalian membuatku semangat menulis lanjutan cerita ini

Dan coment kalian dapat membangun ceritaku yang selanjutnya

Bagaimana selanjutnya?

Apa dewi masih tetap kekeh mahu dengan laki laki bermulut kasar itu?

Ataukah dewi akan menyerah?

Penasaran bagaimana kelanjutannya?

Nantikan kelanjutan bagian selanjutnya👉

Semoga kalian menyukainya🙏😊😆😅

Impian Sang DewiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang