Prologue

87 10 0
                                    

Angin malam berhembus kencang
Orang-orang menggigil karenanya
Sang penerang malam tertutup
Seakan, hari ini cahaya itu hilang
Malam itu...
Waktu telah datang
Kenangannya kembali
Dan ia...
Akan kembali ke tempat yang ditakdirkan untuknya
.
.
.
Sekitar pukul 20:00 WIB di sebuah gang kecil di Jakarta, seorang laki-laki yang baru saja berumur 21 tahun berlari. Ia berlari dengan sangat cepat! Dunia di sekitarnya seakan-akan berjalan dengan lambat.

Kenapa ia berlari? Apakah ia sedang dikejar sesuatu? Benar, ia sedang dikejar sesuatu, atau lebih tepatnya sekelompok orang. Sekelompok orang itu memakai jas hitam ala mafia dalam sebuah film. 

Di depan orang-orang itu, ada seorang laki-laki yang terlihat masih muda, sekitar 25 tahun. Laki-laki itu memakai jas putih, yang membuatnya berbeda dari orang yang tadi. Dia membawa sebuah pistol di tangannya.

Waktu terus berjalan, sang laki-laki berumur 21 tahun itu berhenti berlari. Pasalnya, gang yang ia lewati merupakan jalan buntu. Tepat di depannya sekarang, terdapat tembok tinggi yang menghalanginya untuk terus berlari. 

'Sial,' pikirnya. Sekarang ia sudah tidak bisa kabur dari sekelompok orang itu. Napasnya sudah terengah-engah. Ia lelah karena berlari dengan kecepatan yang tinggi. Keringat juga sudah bercucuran di tubuhnya.

    "Sekarang apa yang akan kau lakukan, anak haram? Kau akan mati ditanganku hari ini, MUAHAHAHAHA!!!! " ucap orang yang memakai jas putih tadi.

DOOR!!!

Arian, lelaki berumur 21 tahun itu mati dibunuh oleh saudaranya sendiri yaitu Valon. Setelah membunuh Arian, Valon pergi bersama anggota-anggotanya dari gang kecil itu. Mayat dari Arian dibuang ke sungai oleh salah satu anggotanya.

Arian's Point of View (POV)

Ugh, kepalaku sakit sekali rasanya. Apa Valon membunuhku? Dan, tempat apa ini? Gelap sekali, tidak bisa melihat apa-apa...

    "Hohoho, kamu sudah sampai anak muda," sebuah suara terdengar olehku.

    "Huh? Suara siapa itu? Di mana anda, wahai orang tua?" uacpku. Karena ia memanggilku anak muda, berarti seharusnya umurnya lebih tua dariku.

    "Bagus, bagus, kamu tahu sopan santun, tidak seperti yang lainnya."

    "Anuu, bolehkah saya bertanya sesuatu dari anda?"

    "Tentu saja boleh, tanyakan apapun yang ingin engkau tanyakan."

    "Baiklah. Yang pertama anda siapa wahai tuan suara?"

    "Panggil saja aku Tuan Vors."

    "Ah, baik Tuan Vors. Untuk pertanyaan yang kedua, apakah saya sudah mati? Dan tempat apa ini?"

    "Hmm, secara fisik kamu memang sudah mati, tapi secara jiwa belum. Oh iya, saat ini kamu ada di ruangan hampa yang aku buat."

    "Lalu, Tuan, apakah benar Valon yang membunuhku? Bukan anggotanya?"

    "Kenapa kamu penasaran tentang hal itu? Iya, Valon membunuhmu langsung dengan menembak kepalamu."

    "Aku ditembak, ya? Lalu Tuan Vors, apa yang akan anda lakukan kepada saya? Apakah saya akan di lempar ke neraka karena kesalahan saya?"

    "Hohoho, tentu tidak anak muda. Untuk apa aku membuatkan sebuah ruangan kepada manusia yang akan dilempar ke neraka?"

    "Fiuh, baguslah kalau begitu."

    "Hmm, sebelum aku mereinkarnasikan dirimu, aku akan memberikan kepadamu kekuatan 'itu' dan kenanganmu pada kehidupan sebelumnya terlebih dahulu."

    "Hah? Apa maksu- AAGH!!!"

Sakit! Sangat sakit! Rasanya seperti tulang-tulangku diremukkan dan aku dikuliti! AAAAGGGHH!!!!!!!!!!

.

.

.

    "Hahh, haah, hahhh. A-pa, itu, tadi, Tuan Vors?!"

    "Apakah kamu sudah ingat semuanya sekarang?"

    "Ya, berkat anda. Tapi apa ini? Kenapa tubuhku terasa lebih ringan dari pada sebelumnya?"

    "Karena kekuatanmu yang sebenarnya sudah kembali."

    "Kekuatanku... yang sebenarnya? Apa maksud anda, Tuan Vors?"

    "Kamu itu seharusnya dilahirkan di dunia Cryta, bukan Bumi. Itulah sebabnya manusia-manusia di Bumi menganggapmu sebagai kutukan."

    "Dunia Cryta? Tempat seperti apa itu?"

    "Kau akan tahu nanti. Sekarang,  aku akan mereinkarnasikanmu di dunia Cryta itu!"

    "Sekarang... Tuan?"

    "Ya!! Jadi, tidurlah dengan nyenyak."

Ha, kenapa mataku rasanya berat sekali? Sepertinya... aku akan tidur sebentar...

Ryu POV (Author POV)

Arian tertidur dengan pulas. Ia tak sadar, bahwa jiwanya sudah dipindahkan ke tubuh baru oleh Tuan Vors itu. Namanya bukanlah Arian lagi sekarang, dan dia juga bukanlah seorang manusia. Apa yang terjadi selanjutnya? 

My 7th LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang