Chapter 1

56 7 0
                                    

Mau kau katakan atau tidak, bila dasarnya ia tak peduli ya percuma.

***

"NIIINNOOOOO!!!!" Teriak Crystal.

Aku menjerit sekuat tenaga saat Nino mengarahkan selang air itu padaku. Alhasil dari ujung kepala hingga ujung kakiku basah semua.

Hari ini Nino dihukum karena terlambat datang kesekolah. Dia dihukum lari keliling lapangan dan menyiram tanaman.

Saat aku lewat dihadapannya, mendadak ia menyiramku ditengah lapangan. Aku mendorong Nino hingga terjatuh dan menamparnya.

"Crys, lo gila?! Sakit anjir!" Ucap Nino sambil kesakitan

"Yang gila gua apa elo?! Lo liat gak sih baju gua basah semua gara gara lo?!" Kesal ku sambil menghentak - hentakkan kakiku.

Aku mengambil selang tadi dan mengarahkannya pada Nino. Dengan secepat kilat, Nino berdiri dan berusaha merebut selang itu.

"Cukup kalian!!" Teriak miss Eva pada kita.

Tiba - tiba Miss Eva guru bimbingan konseling itu datang dan melerai kami.

"Berdiri di tengah lapangan sampai jam istirahat! setelah kering, kalian menghadap saya ke ruang BP!"

Nino menatapku sinis lalu berjalan mendahuluiku ke tengah lapangan.

"Ini semua gara gara lo tau gak!" Kesalku pada Nino.

"Bodo" Jawab Nino cuek.

"Gua jadi ketinggalan kelas gara gara lo" jelasku.

"Bukan urusan gua wlee" ledek Nino padaku.

"Kenapa sih lo selalu ganggu gua? Benci lo sama gua?" Selidikku.

"Gak tau. Tanya aja sama tiang bendera" balas Nino sembari meninggalkan aku yang mukanya sudah memerah karena menahan kesal.

"Awas ya lo!!!!" Geramku sembari meninggalkan lapangan.

💎💎💎💎

Saat diruang BP, aku dan Nino hanya terdiam. malas mendengar ocehan Miss Eva yang sudah berlalu berjam -jam mungkin? Ah gatau. Intinya aku sangat muak disini.

"Saya punya tugas buat kalian. Kerjakan 50 soal matematika ini dan kumpulkan Minggu depan pada saya!" Tegas Miss Eva.

Aku terbelalak saat melihat kertas berisi soal soal rumit itu. Apalagi saat tau kalau aku harus kerjasama dengan Nino.

"Liat kan? Gara gara lo kita disuruh ngerjain soal sebanyak ini!" protesku saat baru saja keluar dari ruang BP.

"Tinggal kerjain apa susahnya sih?" Balas Nino santai.

"Gua males kalau disuruh kerjain bareng lo" geramku.

"Yauda lo kerjain aja sendiri" balas Nino cuek.

"Gabisa gitu dong lagian ini semua kan salah lo!" Teriak ku.

Nino menghentikan langkahnya lalu menatapku kesal.

"Mau lo apa sih? Kalo gak mau susah ya kerjain bareng! Jadi cewe ribet lo" lalu Nino.

Nino pun pergi meninggalkanku sendirian di lorong sekolah yang sepi.

***

NINO
Aku berjalan ke belakang sekolah dan duduk sendirian sembari memakan permen permen.

"Dasar cewe aneh" gumamku saat teringat tentang Crystal.

Sekarang jam menunjukkan pukul setengah 12 siang. Sebentar lagi bel istirahat kedua akan berbunyi. Aku memang selalu bolos jika sedang malas untuk mengikuti pelajaran dikelas.

"Tuh kan bener orangnya disini"

Aldo, Reza dan Angga tiba tiba datang dan duduk disebelahku.

"Dari mana lo? Pacaran ya sama Crys?" Celetuk Angga.

"Males banget gua pacaran sama cewe kayak dia" sahut Nino sembari memutar bola matanya malas.

Aldo, Reza dan anggapan terkekeh mendengar ucapan Nino yang menurut mereka sangat lucu.


"Nih ya bro. Sikap lo ke dia itu beda kaya sikap lo ke cewe lain" kata Aldo.

Aku menghembuskan napas dan mengigit permenku hingga hancur lalu aku membuang gagangnya.

"Kantin kuy aus" ajak ku pada mereka.
"

Skuyyyyy" sahut Angga dengan semangat.

Mereka pun beranjak dari tempat duduk dan pergi ke kantin.
.
.
"Siaangg Crystaaalll!!"

Sapa Aldo, Reza dan Angga ketika Crystal duduk tepat di sebelah meja kami.

Crystal hanya tersenyum lalu menatap sinis saat melihatku. Sontak teman temanku langsung melihat ke arahku.

"Wes Crys, jangan sinis sinis kalau ngeliat pak bos. Dia baik kok" kata Reza terkekeh.

"Baik darimana?! Jahat gitu kayak setan" memutar bola matanya malas.

Ucapan Crystal membuatku geram dan langsung berdiri. Aldo dengan sigap mencegahku.

"Apa lo?! Mau nonjok hah? Ayok sini! Gak takut gue!" Tantang Crystal.

Aku yang sudah naik darah berdiri dari tempat duduk dan menghampiri Crystal.

"Ikut gua!!" Sambil menarik tangan Crystal kuat.

"Apaan sih lepasin!" Teriak nya takut.

"Jangan harap!!" Sambil mengeratkan cekalan ku pada tangannya.

Aku menariknya dan membawanya ke gudang peralatan olahraga. Aku memaksanya masuk ke dalam dan menguncinya dari luar.

"NINO KELUARIN GUA!!!" Teriak Crystal histeris.

Crystal hanya berteriak dan menggedor gedor pintu. Aku memasukkan kuncinya ke saku dan meninggalkannya begitu saja.

CRYSTALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang