Maaf yang berulang hanyalah maaf yang disepelekan
***
NINO
Entah mengapa nyaman rasanya bercerita dengan Crystal. Dia mendengarkanku dan seperti ikut larut dalam kesedihan yang aku rasakan."Boleh gua peluk lo?"
Crystal agak terkejut. Tapi dia keliatan paham setelah melihat raut wajahku.
Dia mengangguk lalu mendekatkan dirinya padaku. Aku memeluknya, menangis di pelukannya.
Sepertinya sekarang ini di mata Crystal, aku bukanlah Nino yang dia kenal.
Crystal mengelus punggungku.
"Bukan cuma lo yang ngerasain hal itu. Gua ngerti perasaan lo, karena gua juga ngalamin hal yang sama"
Aku melepas pelukanku dan cepat cepat menghapus air mataku.
"Lo udah selesai kan beres beresnya?" Tanyaku.
"Udah" jawab Crystal.
Aku berdiri dan membantu Crystal mengangkat koper lalu memasukannya ke mobil.
Dijalan, aku hanya diam. Entah apa yang ada di pikiranku sekarang. Crystal hanya diam, aku pun juga begitu.
***
CRYSTAL
Kami sampai di apartemen Nino dan aku buru buru membereskan barang barangku."Gua mau pergi dulu" Nino mengambil kunci mobilnya selepas mandi dan bersiap.
"Mau kemana?" Tanyaku.
"Nongkrong" Jawabnya.
Aku mengangguk dan diapun pergi. Aku bingung mau ngapain disini. Biasanya dirumah aku menonton TV atau entahlah.
Aku melihat ada cucian yang menumpuk dikamar Nino. Akupun inisiatif membereskannya dan membawanya Laundry dibawah.
"Laundry juga?" Tanya seseorang yang tiba tiba muncul disebelahku sembari membawa keranjang cucian.
"Iya" jawabku singkat.
Dia menuangkan deterjen dan menyalakan mesin cucinya. Aku duduk sembari membaca majalah.
Selama menunggu cucian, dia hanya duduk disebelahku sembari memainkan ponselnya.
"Boleh kenalan?" Tanyanya.
"Boleh"
"Gua Arya dari kamar 581"
"Crystal" Aku hanya menjawab singkat.
"Nama yang bagus" pujinya.
Aku hanya tersenyum padanya.
"Sebenarnya nama gua Bella tapi banyak orang yang manggil gua Crystal" Kataku.
Dia hanya mengangguk paham.
Cucianku sudah selesai. Aku pun permisi pergi pada Arya dan keluar meninggalkan tempat laundry itu.
Di apartemen aku hanya diam, tidur dan memainkan laptopku untuk menonton film.
"TIINGG NOONGGG!!"
Bel apartemen berbunyi.
"Sepertinya ada yang datang" batinku.
Aku berharap itu Nino karena jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Saat pintu dibuka, dugaanku benar.
Nino mendadak memelukku. Kakinya lemas sampai tak mampu menopang tubuhnya.
"Crys.."
Bau alkohol yang menyengat tercium dari mulut Nino.Mungkin dia habis ke Club bersama teman temannya tadi. Dia benar benar bodoh.
Apa dia kesini menyetir mobil sendiri dengan kondisi seperti ini? Dia bisa kenapa napa.
Aku menuntun Nino ke kamar dan membiarkannya tidur. Ketika hendak keluar kamar, Nino mencegah tanganku.
"Crys..temenin gua" Pintanya.
Aku takut iman laki laki dihadapan ku ini goyah ketika lagi mabuk seperti ini. Bisa saja dia berbuat macam macam padaku.
Nino duduk lalu memelukku seperti tadi siang.
"Crys..gua butuh lo. Gua sayang lo Crys" Katanya.
"Nino. Lo mabuk jangan ngomong macem macem deh" Balasku.
"Gua serius.."
Nino pun perlahan lahan tidur dalam pelukanku. Aku buru buru melepaskannya dan menidurkannya kembali.
Kata kata Nino membuatku bingung. Dia hanya mabuk dan semua kata katanya tadi mungkin gak serius.
Tapi kenapa harus aku? Kenapa harus namaku yang dia sebut di tengah tengah mabuknya itu?
Aku pun mencoba untuk tidur.
💎💎💎
Cerita ini bakalan di update setiap hari setelah revisi. Maaf jam publishnya gak nentu😅
HAPPY READING❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
CRYSTAL
AcakBella Airynna Wiranto, tetapi orang lain memanggilnya Crystal. kalian tau kenapa? karena katanya dia Bening dan cantik, tetapi hidup Crystal tak seindah itu. Setiap ada Nino Farashadi sang badboy itu muncul, harinya pasti akan menjadi buruk. Tak ada...