Jadi, bagaimana, sudah?
Sudahkah kita menjadikan Allah yang pertama dan satu-satunya tempat menceritakan segalanya? Atas segala kesendirian yang kita rasakan, atas lelahnya urusan kita di dunia, atas ketidakmampuan kita terhadap masalah apapun yang sedang terjadi.
Sudahkah kita berikhtiar atas do'a-do'a yang kita panjatkan? Benar, sudah? Seberapa jauh kita mengupayakan do'a itu? Masihkah manusia menjadi tempat pertama untuk kita bercerita? Sebesar itukah ketidakpercayaan kita kepada Allah?
Menangislah kepada Allah, sahabatku! Karena Allah Maha Mendengar apa yang kita tangisi saat ini, karena Dia adalah yang Maha Mengetahui apa yang terbesit di hati kita saat ini. Menangislah! Memohon ampun kepada Allah di dalam setiap do'a-doamu, di sepertiga malammu, di tiap sujud shalatmu, dan dikapanpun yang kau mau, karena kita yakin bahwa Allah adalah sebaik-baik tempat berharap!
"... dan aku belum pernah kecewa dalam berdo'a kepada Engkau ya Rabbku..."
Q.S Maryam ayat 4-Yuki Afsheen
KAMU SEDANG MEMBACA
Lima Puluh Hari Bercerita
Non-FictionSetiap hari manusia-manusia sibuk menceritakan kehidupannya. Mereka terlihat bebas saat merangkai cerita yang bahkan tak perlu orang lain dengar. Ada yang tertawa dengan kelucuan ceritanya, mungkin. Ada yang meringis sampai tersedu-sedu dengan kesed...