"[Name]!" Seorang gadis cantik berambut pirang dan berponi menghampirimu ketika memasuki kelas yang masih agak sepi, karena murid-murid yang lain belum semuanya datang."[Name] lu udah ngerjain PR biologi?" tanya gadis tersebut sembari merangkul pundakmu.
"Kenapa? Mau nyontek?" cibirmu.
Gadis tersebut hanya memberikan cengirannya, kamu mendengus pelan lalu mengambil sebuah buku tulis dari tas dan memberikannya ke gadis itu.
"Makasih [Name] cantik!" ujarnya, lalu mulai menyalin apa yang tertulis di buku tersebut.
"Lain kali kerjain sendiri lah, Lisa!" ujarmu sembari menggelengkan kepala.
"Iya bawel~" ujar Lisa tanpa menengok ke arahmu.
Lalu kamu pun duduk di sebelah Lisa dan memperhatikan gadis itu yang terlihat sangat serius dalam menyalin buku PR kamu.
Tiba-tiba sebuah buku terlempar ke arah wajahmu, membuatmu dengan refleks berdiri sembari berkata kasar.
"Sialan setan! Siapa yang ngelempar nih buku?!" tanyamu, emosi.
"Gua, emangnya ngapa?" seorang laki-laki berwajah yang bisa dibilang, lumayan tampan. Menghampirimu yang sedang kesal.
"Sialan lu Daniel!" umpatmu sembari melempar kembali buku yang tadi mengenai wajahmu ke arah laki-laki yang kamu sebut Daniel tersebut, sayangnya ia bisa menghindar.
"Eits nggak kena~ nggak kena~" ledeknya, membuatmu tambah kesal.
"Taulah kesel gua sama lu!" ujarmu lalu.
"Ngambek nih? Dih baperan amat~" ujar Daniel sembari duduk di depanmu, menghadap ke arahmu.
"Bodo!" balas mu jutek.
"Dasar Markonah, ngambekan mulu lu!" ujar Daniel sembari tanganya kembali melemparkan buku ke arahmu.
"Ngapain sih ngelempar buku mulu?!" tanyamu, sensi.
"Ketua kelas sama wakilnya disuruh tanda tangan di ntuh buku, abis ditandatanganin langsung kasih ke wali kelas." jelas Daniel, kamu ngangguk-ngangguk paham.
"Et dah Samsudin malah ngangguk-ngangguk doang, cepetan tanda tangan elah udah ditunggu wali kelas nih! Gua gigit juga lu!" ujar Daniel kesal.
"Ye sabar kali, Saipul!" ujarmu gak kalah kesal sembari mengambil pulpen di tas, setelah itu kamu langsung tanda tangan di buku itu, yang sudah terdapat tanda tangan Daniel di dalamnya.
"Dah tuh!" ujarmu sembari melempar kembali buku yang sudah kamu tanda tangani ke arah Daniel.
"Et dah gua gigit beneran juga nih!" ujar Daniel.
"Gigit ae kaya anjing!" sinismu, tanpa memperdulikan perkataanmu, Daniel pergi keluar kelas sembari bersiul-siul nggak jelas, sedangkan kamu menghembuskan napas kasar.
"Pagi-pagi dah berantem aja lu kaya tetangga gua." cibir Lisa, yang sepertinya sudah selesai menyalin buku PR kamu.
"Emang tetangga lu berantem gara-gara apa?" tanyamu, malah penasaran.
"Biasa~ suaminya kan pulang subuh mulu, ya istrinya kesel kali dan jadilah mereka berantem." ujar Lisa menjelaskan.
"Emang suaminya kerja apaan coba? Sampe-sampe pulang subuh.
"Kuli bangunan kali, au dah emang gua dempet ama suaminya." ujar Lisa.
"Tapi emang kalo mereka berantem, sampe kedengeran ya sama tetangga?"
Dan jadilah kalian berdua bergosip ria tentang tetangganya si Lisa, sampe bel masuk berbunyi. Emang ya, kadang perempuan tuh bisa tiba-tiba ngegosip dengan tema apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My beloved brother
FanfictionGimana sih rasanya jadi anak terakhir? Plus kamu satu-satunya anak perempuan di keluarga kamu? Well, di sini kamu bisa ngebayangin kok ... "Bisa gak sih kalian diem aja, jangan ikut campur urusan aku!" ... "Kakak sayang loh sama kamu~" ... "Ngom...