Tiga

279 31 7
                                    

Bell pulang sekolah baru saja terdengar beberapa menit yang lalu, dan Woojin sudah menunggu didepan kelas Daehwi yang masih belum bubar. Woojin menendang-nendang udara kosong sebagai pelampiasan kekesalannya yang sudah menunggu hampir lima menit.

"Kenapa lama banget sih. Ini kan udah bell" Woojin berjongkok didepan kelas Daehwi karena merasa lelah. Lalu ia duduk di lantai kelas yang sedikit kotor.

Beberapa menit kemudian terdengar suara ricuh dibelakangnya yang menandakan kelas telah berakhir. Woojin berdiri dari duduknya dan menepuk celananya yang sedikit kotor. Bisa dimarahi sepanjang hari Woojin kalau sampai seragamnya kotor. Woojin menanti Daehwi yang masih belum terlihat. Woojin melambaikan tangannya setelah melihat Daehwi bersama beberapa orang.

"Hwi.. Ayo pulang" Woojin merangkul pundak Daehwi yang lebih pendek darinya. Tapi Daehwi menghentikan langkahnya.

"Kenapa?" Woojin menatap Bingung Daehwi.

"Aduh Jin, gue ada tugas nih.. Gue engga bisa pulang sekarang." ucap Daehwi dengan wajah memelasnya.

"Lalu gue gimana?" Woojin ingin marah rasanya, dia sudah menunggu hampir sepuluh menit, tapi hasilnya sia-sia.

"Kalau lu mau, lu bisa ikut sama gue jin, tapi agak lama mungkin." Daehwi menunggu reaksi Woojin. Lalu Woojin menggeleng.

"Engga deh, gue pulang aja." Woojin berjalan menjauhi Daehwi.

"Maaf ya Jin" Daehwi sedikit berteriak saat Woojin semakin menjauh. Woojin mengangguk tanpa melihat Daehwi.

Woojin berjalan menuju halte bus, suasana sudah sedikit sepi karena sebagian siswa sudah pulang dari beberapa menit yang lalu. Woojin bisa melihat halte didepannya dan sedikit menghela nafasnya saat melihat beberapa orang yang masih ada dihalte. Orang-orang yang hampir seharian ini membuat hidup Woojin semakin berwarna karena keanehannya. Woojin semakin mendekat kearah halte tanpa merdulikan teman-temannya yang masih asik bergurau.

"Woy Jin. Gue pikir lu udah pulang" Jihoon menghampiri Woojin dan merangkulnya dengan sedikit jinjit serta membawa Woojin untuk duduk dikursi halte yang masih kosong.

"Kalian searah?" Ucap Woojin. Mereka kompak mengangguk.

"Kita semua satu komplek jin" Haknyeon menjawab ucapan Woojin.

'Enak ya kalau satu komplek punya temen banyak' Woojin berucap dalam hati.

Woojin bertetangga dengan Daehwi dari dia kecil. Makanya Woojin sedikit lebih sering atau malah banyak menghabiskan waktunya dengan Daehwi. Dan tidak salah kan kalau sekarang Woojin merasa cemburu karena Daehwi punya teman baru. Daehwi itu orang yang humble, dia mudah bergaul dan sangat positif. Berbeda dengan Woojin, woojin itu terlalu pemalu untuk bicara dengan orang asing. Dia tidak akan memulai kalau tidak dimulai lebih dulu oleh orang lain. Woojin sedikit bersyukur karena sekarang ia punya teman-teman yang tidak pemalu atau lebih tepatnya tidak punya malu. Tapi Woojin senang, ia bisa mendapatkan teman lain selain Daehwi walau ia masih sedikit canggung.

Beberapa menit kemudian Bus datang, Woojin dan yang lainnya buru-buru masuk kedalam bus. Dan usut punya usut tempat tinggal Woojin dan Komplek teman-temannya itu tidak terlalu jauh. Woojin duduk tepat di kursi belakang dan berdampingan dengan teman-temannya.





Woojin merasa diperhatikan, ia menatap kaca kecil yang ada didepan supir bus. Dan benar kecurigaannya, ia sedang diperhatikan oleh sopir bus itu. Woojin mengalihkan perhatiannya saat sopir itu tersenyum genit kearahnya. Lucas yang ada tepat disampingnya mengetahui kegiatan yang dilakukan sopir itu. Lucas berdiri dari duduknya dan berada tepat didepan Woojin, menghalau pandangan genit supir bus itu. Woojin menatap bingung lucas, dan tentunya teman-teman yang lainnya pun menatap bingung lucas.

"Lu kenapa cas.. Ambeien?" Haknyeon meledek Lucas.

Ctak

Lucas menjitak kepala Haknyeon yang tidak jauh dari jangkauannya.

"Gue mau menghalau mata keranjang yang lagi curi-curi pandang" Lucas bicara sedikit keras yang membuat sopir bus itu sedikit kikuk. Woojin tersenyum mendengar ucapan lucas. Ia seperti dilindungi oleh seorang teman. Ia yakin, kalau teman-teman barunya memang orang baik.

"Terima kasih" Woojin berucap pelan, Lucas mengangguk kecil untuk membalas ucapan Woojin.

Dihalte berikutnya Woojin dan yang lain sudah turun dari Bus.

"Kenapa kalian malah turun disini? Bukannya kalian turun dihalte yang tadikan?"

"Jin, setelah ucapan Lucas tadi, gue sama temen-temen engga mau kalau lu diganggu lagi sama supir bus itu" Woojin terkekeh pelan mendengar ucapan Hangyul.

"Hehehe.. Makasih ya.. Tapi gue udah sampe didekat tempat tinggal gue, kalian pulang aja. Gue bisa jaga diri kok, gue kan masih laki" Woojin menunjukan ototnya yang sedikit menonjol.

"Ya udah kalau gitu, kita pulang dulu ya.. Sampai jumpa besok, Woojinie" Jihoon melambaikan tangannya dan menggeret teman-temannya untuk berjalan menuju kompleknya yang tidak terlalu dekat itu.

Woojin menatap teman-temannya yang semakin menjauh. Lalu ia berjalan kearah tempat tinggalnya, langit sudah sedikit gelap karena menjelang malam.

Cklek

Woojin membuka pintu rumah sederhananya.
"Woojin pulang..." Woojin sedikit berteriak dan melepaskan sepatunya serta menyimpannya di tempatnya. Woojin memasuki rumahnya yang terlihat sepi.

"Pa, ma, eunsang ah... Kalian dimana?" Woojin berteriak di ruang tamu rumahnya. Fyi aja Woojin itu takut sendirian dia tidak mau dirumah kalau sedang sendirian.

"Ada apa sih Jin, berisik tau engga" Mama Baekhyun keluar dari kamarnya dan menghampiri sang anak.

"Woojin kira mama, papa sama eunsang lagi engga ada dirumah" Woojin menyimpan tasnya sembarang di sofa dan segera mendudukan dirinya disofa.

"Papa sama adik kamu memang masih diluar. Kenapa sih emangnya kalau dirumah sendirian, masih takut?" Baekhyun duduk disamping Woojin. Woojin segera memeluk mamanya.

"Mama kan tau kalau woojin engga mau ditinggal sendirian." Baekhyun terkekeh mendapati anaknya yang masih manja ini. Baekhyun mengecup pucuk kepala Woojin.

"Iyaa iyaa.. Manja banget sih anak mama ini. Liat dong Eunsang, dia itu berani ditinggal sendirian dirumah." Baekhyun mengelus rambut lembut Woojin.

"Mama engga tau aja kalau eunsang ditinggal sendirian anak itu bakal nangis dalam diam dikamar. Mama engga tau kan? Eunsang itu sama penakutnya sama Woojin, kecuali ka mingyu.." Woojin semakin cemberut. Ia engga suka kalau sudah di bandingkan sama adiknya itu. Woojin itu tiga bersaudara. Mama dan papanya menikah muda dan melahirkan anak pertamanya di usia 19 tahun. Kakak pertamanya bernama Mingyu saat ini sedang kuliah di luar negri karena mendapatkan beasiswa. Woojin sedikit iri dengan kepintaran kakaknya. Walau kakaknya itu bobrok tapi otaknya terlalu encer. Keluarganya tidak terlalu kaya, walau tidak terlalu miskin juga, bisa dibilang pas-pas san lah. Kakaknya berangkat ke luar negri saja papanya harus menjual sawah warisan dari kakeknya. Tapi kakaknya itu kebanggan mama dan papanya, jadi mereka bakal ngelakuin apapun untuk anak pertamanya. Dan Woojin mempunyai adik yang dua tahun dibawahnya. Saat ini adiknya sedang duduk dibangku kelas 3 SMP. Adiknya itu terlalu polos dan sering dimanja oleh papa mamanya, woojin sadar karena Eunsang itu bungsu dikeluarga ini. Woojin sering berantem dengan adiknya itu, tapi berantem itu tanda ia sayang dengan sang adik. Kalau tidak berantem sehari saja rasanya seperti ada yang kurang.











TBC

My Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang