Enam

349 38 11
                                    

Hari minggu adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh Woojin, dan mungkin juga untuk sebagian siswa siswi diluar sana. Woojin tidak berniat untuk meninggalkan tempat ternyamannya di jam yang masih menunjukan pukul 6 pagi, diluar sana cuaca seperti mendukung dirinya untuk terus rebahan sebelum matahari menunjukan cahayanya. Suara gemericik air hujan yang masih terdengar bekas hujan semalam membuat Kasur menjadi lebih nyaman. Woojin kembali menutup matanya dan ingin segera menunju alam mimpinya lagi untuk melanjutkan sisa semalam. Sebelum....

"WOOJIIIIIN!!!!" Woojin menutup telinganya erat saat suara seseorang yang sangat ia sayangi itu berteriak keras diluar kamarnya.

Cklek

Pintu kamar Woojin terbuka lebar, menunjukan seorang wanita cantik paruh baya yang sedang berkacak pinggang didepan Woojin yang masih berbaring menutupi dirinya dengan selimut.

Sret

Selimut Putih itu ditarik kasar oleh wanita cantik itu.

"mah.. Ada apa?" Woojin kembali membuka matanya, saat mama tercintanya membuka paksa selimut yang dipakai Woojin.

"Bangun Woojinie... Ini sudah pagi. Sana mandi, terus bantu mama ngepel lantai. Ayo bangun!" Baekhyun menarik kedua tangan Woojin yang masih rebahan didepannya.

"Mah... Ini kan hari minggu, Woojin mau tidur lagi, lagian ini masih pagi" Woojin menarik tangannya dari sang mama dan kembali menarik selimut hangatnya.

"Bangun Woojin! Atau mama Siram lagi nih.. Bangun ayo bangun!!" Baekhyun menepuk nepuk badan Woojin yang masih rebahan.

"Minta Bantuan Eunsang aja mah.. Eunsang pasti udah bangun" Woojin membalikan badannya membelakangi sang mama tercinta. Baekhyun membalikan kembali badan anaknya

"Tanpa disuruh juga Eunsang emang udah bangun. Eunsang lagi cuci baju dan sekarang kamu harus ngepel. Ayo bangun!" Baekhyun berusaha menarik tangan Woojin, walau badan anaknya tidak bisa dibilang kecil. Akhirnya Woojin menyerah, ia bangun dari tidurnya dan terduduk lemas diatas kasur empuknya.

"Mah, Woojin kan cowok, masa harus ngepel" Woojin menunjukan wajah melasnya, ia berniat meluluhkan hati sang ibu.

"Kamu pikir Eunsang cewek. Dia juga cowok, tapi dia mau bantuin mama. Kamu itu lebih tua harusnya bisa mencontoh adik kamu. Lagian anak mama semuanya cowok, terus mama harus minta bantuan ke siapa lagi kalau bukan ke kalian" Woojin menghela nafasnya pelan saat mendengar omelan mamanya dipagi hari yang harusnya menjadi hari yang menyenangkan untuk Woojin.

"Lagian tumben sekali sih mah harus pagi-pagi gini.. Agak siangan juga bisa kan"

Woojin masih mengeluh, ia benar-benar ingin tidur lagi.

"Hari ini itu temennya papa kamu bakal datang kesini, dan kita harus menyambutnya. Dia itu orang kaya, walaupun rumah kita tidak ada apa-apanya dengan rumah temen papa kamu, setidaknya rumah kita bisa sedikit nyaman untuk ditepati. Udah sana mandi jangan banyak omong"

Baekhyun memukul pelan punggung Woojin. Woojin berdiri dengan ogah-ogahan. Rencana malas-malasan yang sudah ia rencanakan dari beberapa hari yang lalu hancur begitu saja. Ini semua gara-gara orang itu, temen papanya yang katanya kaya.

Woojin memasuki kamar mandinya dan duduk diatas closet yang masih tertutup. Ia menutup matanya dan bersender kearah dinding belakangnya, ia berniat melanjutkan tidurnya lagi.

"Woojin!!! Mama tau ya, kamu pasti berniat tidur lagi. Ayo cepat mandi!" Woojin membuka matanya lagi dan menghela nafasnya dalam. Kenapa sih mamanya selalu menebak dengan benar. Apa mamanya punya cctv di mata batinnya.

Akhirnya Woojin mandi dengan setengah hati.

Setelah hampir satu jam Woojin menghabiskan waktunya dikamar mandi, Woojin menemui sang mama yang sedang didapur membantu adiknya yang masih berurusan dengan pakaian kotor.

My Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang