Ambyar

415 48 18
                                    

Warning sedikit deh.


Ezra terbangun dari tidurnya saat alarm diatas nakasnya berbunyi. Dahinya mengernyit mendapati Aurora yang tertidur dengan kepala berada diatas tangan kanannya. Ezra tersenyum samar lalu bergerak untuk membebaskan tangannya.

Dipandanginya Aurora beberapa saat, bulu mata lentik dengan hidung mancungnya, bibir ranum merah muda yang membuat Ezra berdeham seketika menyadarkan dirinya sendiri.

Ezra menggeleng kecil lalu bangkit dari kasur menuju kamar mandi.

"Mau kemana?" Suara serak khas bangun tidur menghentikan langkah Ezra. Ezra kembali berdeham canggung mendengar suara Aurora yg baru saja bangun dari tidurnya.

"Mandi lah, mau ngospek." Jawaban Ezra membuat Aurora seketika bangkit dari tidurnya.

"Astaga!" Aurora melotot. "Jam berapa ini? Hari ini aku masih ospek, kan?!" Tanya nya heboh. Ezra menahan tawanya.

"Jam 8 loh, Ra. Lo kan harusnya udah di kampus dari jam 7," Aurora memekik, secepat kilat berlari menuju kamar mandi meninggalkan Ezra dengan tawanya yang sama sekali tidak Aurora sadari.

oOo

Para senior masuk kedalam aula kampus, tempat dimana para peserta ospek dikumpulkan. Hening. Seluruh peserta diam, termasuk Rora dan Anna yang beberapa detik tadi sedang tertawa lepas.

Dua orang laki-laki dan satu orang perempuan masuk mendahului para senior lainnya. Ah ketiga orang ini memang tidak bisa dipisahkan. Siapa lagi selain Aiden si ketua Universitas, Ezra si ketua Fakultas Psikologi, dan Elvan si wakil ketua Psikologi.

Aiden menaiki podium. Menebar pesonanya pada calon adik tingkatnya. Berdeham sedikit sebelum memulai pembicaraan.

“Baik, selamat pagi adik-adik. Saya beritahu bahwa hari ini hanya digunakan untuk pengarahan camping besok. Hal apa saja yang harus dibawa dan pembagian kelompok beserta pembimbingnya.”

Aiden memberi isyarat kepada wakilnya untuk naik keatas panggung dan memberikan list kelompok beserta pembimbingnya itu. Melihat kertas secara sekilas dan berganti kearah peserta ospek.

“Saya akan membacakan list kelompok kalian, mohon untuk tenang, dengar dan catat baik-baik. Mentor-mentor yang ada di depan kalian ini, akan menjadi salah satu pembimbing kalian. Tidak ada bimbingan dari dosen-dosen kami..”

oOo

“Za.. tukeran ayo sama gue” Elvan menggoyangkan bahu Ezra, berusaha merayu Ezra agar bisa bertukar kelompok dengannya.

“Tukeran apasi?” Ezra menoleh malas. Merasa terusik dengan tingkah sahabatnya ini.

“Gue jadi pembimbing kelompok lo, ya Za ya?” Pinta Elvan serius, Ezra mendengus

“Ngapa si? Sama aja kali.”

“Elah, kelompok lo cakep-cakep gitu, ada kecengan gue juga”

Ezra mengerutkan dahinya, siapa pula kecengan cowok barbar ini..

“Anna, Anna Stella” lanjutnya, seakan tahu apa yang ada dipikiran Ezra.

“Ga.” Jawabnya singkat.

“Woi elah, pelit amat,”

“Bodo"

"Za, ih. Please kek"

“Udah ah, gue mau dampingin kelompok gue dulu. Berisik lo kek cewe,” Ezra berjalan santai meninggalkan Elvan yang masih mengeluarkan sumpah serapahnya.

EzRoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang