WARNINGGGGGGGGG LOH
Akutu maunya di comment. Hmmmm
Elvan Madero:
Za, sini ke club..Ezra Jovanka:
Rora lagi nginep dirumah.Elvan Madero:
Aelah, tdr blm dia?Ezra Jovanka:
Udh si. Tp yakali gw tinggalElvan Madero:
Udah gpp, bentaran doang, gc ahEzra berpikir sejenak, menatap gadis yang sedang tidur di sebelahnya, mengelus pipinya lalu menepuknya pelan.
“Gue tinggal sebentar, tidur yang nyenyak”
oOo
Seperti biasa, suasana club sangat ramai malam ini. Dentuman musik terdengar sangat keras, bau alkohol dimana-mana, dan asap rokok yang menyebar memenuhi ruangan.
“Dateng juga lo" Elvan merangkul bahu Ezra yang ditepis pelan oleh cewek maskulin ini.
Salah satu teman merekasedang merayakan party hanya untuk bersenang-senang. Ezra memang diundang dari jauh-jauh hari. Sempat merasa malas untuk datang walau akhirnya selalu kalah dengan ajakan Aiden dan Elvan.
“Lah, kemarin bilang ke gue males dateng," kali ini Aiden yang prites.
“Ga niat dateng gue, cuma dipaksa si anjing ini” balas Ezra menyiku perut Elvan, membuat Elvan terkekeh.
“Mau minum apa lo?” tanya Aiden sambil berusaha memanggil pelayan di club ini.
“Champagne,” Ezra menoleh kearah pelayan itu.
"Wah, Ezra mabok, man! Tumben amat," heboh Elvan yang disambut sama hebohnya oleh Aiden. Ezra rasa ia menyesal datang jauh-jauh hanya untuk menyaksikan tingkah kedua sahabatnya ini.
"Berisik, gila." Umpat Ezra.
“Eh, gimana caranya itu si Aurora bisa tidur dirumah lo?” rusuh Aiden. Iya, Aiden. Ketua Universitas yang berwibawa hanya di dalam kampus itu. Gini kelakuan aslinya.
“Jangankan tidur dirumah gue, tidur dibawah gue juga udah pernah” jawab Ezra santai yang langsung mendapatkan pelototan dari kedua sahabatnya ini.
“Sumpah?!”
Ezra menaikan alisnya,
“Gercep banget sialan!”
“Gimana? Enak kaga?”
“Gede ga Za?”
“Sempit?!”
"Sumpah berisik bgt sialan," Ezra menfusap kasar telinganya lalu bangkit dari duduknya, berniat pindah ke meja bar. Malas meladeni kedua sahabatnya yang rusuh itu.
“Za, cari target!” teriak Aiden.
Ezra mendengus jengah lalu meminum pesanannha dalam sekali teguk.
“One more," pintanya pada pelayan yang sama.
Ezra berdeham, merasa kepalanya sedikit pening. Cewek ini memejamkan matanya, menggeleng pelan mencoba menguasai diri.
“Hey, Ezra!” Ezra menoleh, mendapati Jeane, gadis yang pernah terpergoki Aurora saat berciuman dengannya di toilet kampus. Sekaligus, mantan Ezra.
Ezra berdeham menanggapi. Jeane tersenyum, duduk di samping Ezra lalu mengusap pelan pipi cewek maskulin itu.
Ezra diam, ingin melihat sampai mana Jeane akan menggodanya. Tangan Jeane menyentuh bahunya, merapatkan tubuhnya di lengan Ezra. Pengaruh alkohol membuat Ezra tidak bisa berpikir dengan jernih, ia lupa jika ia hanya menginginkan Rora.
“Play?” tanya Jeane dengan senyum manisnya. Persetan, cewek ini..
Siapapun, tolong. Ezra tidak bisa mengendalikan diri sekarang.
Ezra mengangkat tubuh Jeane, tanpa sepatah kata dengan gaya bridal style. Membawanya ke kamar milik Jeane. Anak pemilik club ini. Jeane tersenyum menang memandang wajah Ezra yang sangat mempesona malam ini.
Ezra melumat bibir gadis itu, menggigitnya sampai Jeane meloloskan desahannha. Tidak tinggal diam, tangan Ezra mulai turun menyentuh payudara Jeane. Meremasnya, membuat gadis itu mendesah.
“Ahh, Za.. do more”
“Take off your fucking clothes”
Jeane menahan nafasnya, menguatkan diri untuk tidak semakin jatuh pada pesona Ezra. Ezra membuka baju gadis itu, sementara bibirnya bermain di leher Jeane meninggalkan mark disana. Ciumannya turun Ezra kearah payudara Jeane, menghisap dan menggigit putingnya kuat-kuat.
Jeane meremas rambut Ezra, membuat Ezra mengerang, semakin memantapkan aksi nya.
"Zaa, nghh"
"Ah, damn.."
BRAK.
Ezra menghentikan kegiatannya, membuat Jeane juga meboleh kearah sumber keributan.
"Brengsek." Ezra menegang, melihat Aurora yang berdiri di ambang pintu kamar, dengan nafas memburunya.
"Ra, ini bukan--"
"Gausah panggil-panggil nama aku!" Aurora berteriak. Menendang pintu lalu pergi meninggalkan dua insan yang masih bergeming.
Ezra terpejam, mengendalikan pusing yang menyerangnya.
"Sorry, gue mabuk. Gue kejar dia dulu," Ezra beranjak pergi, menyusul Aurora dan meninggalkan Jeane yang masih terkejut ditinggalkan dalam keadaan seperti ini.
oOo
"Ra, gue ga gitu. Ra.. please," Ezra menarik pelan tangan Aurora yang masih membereskan pakaian camping nya yang sudah dibawa ke rumah Ezra.
Aurora masih bungkam, tetap sibuk merapikan barang-barangnya.
"Ra, denger dulu.."
"Apa sih yang harus didenger? Bahkan aku udah liat pake mata kepala aku sendiri! Iya, aku yang salah karena udah gitu aja biarin kak Ezra masuk ke hidup aku. Bahkan kita baru kenal beberapa hari," Aurora bergetar, menahan tangis akibat rasa tak terimanya pada Ezra.
"Aku terlalu murahan aku tau. Udah, cukup. Aku mau pulang,"
"Ra, ngga. Lo ga boleh bilang gitu. Lo ga gitu. Please, sorry. Gue.. gue ga bakal gitu lagi," Ezra tak tau, mengapa dirinya bisa begitu memelas pada cewek berpiyama ini.
Aurora terdiam, menyesali mengapa iaharus diam-diam mengikuti Ezra yang keluar rumah saat ia hampir tertidur.
"Udah ya, please. Gue minta maaf," Ezra terduduk di karpet, menunduk di pangkuan Aurora yang duduk diatas ranjang.
"Kak Ezra jahat,"
"Ra, please.."
"Jahat, aku gamau kenal kakak lagi,"
"Ra.. gue ga gitu lagi,"
"Yaudah mana pizza sama gelatonya. Baru aku maafin!"
Astaga.. anak ini.
Ezra rasa ia menyesal sudah mati-matian meminta maaf pada gadis menyebalkan yang baru kali ini ia temui di hidupnya.oOo
Udah, jangan nerror lanjut lanjut lagi. Noh udah noh. Happy weekend semua.
Besok senin.
With love,
Gelato is sweet,
Sweet is me.
KAMU SEDANG MEMBACA
EzRora
RomanceTentang Ezra yang jatuh pada pesona lugu Sheeva Caliandra Aurora. Dan tentang Aurora yang tak mampu menolak pesona kakak tingkatnya, Ezra Aileen Jovanka. Warning (18++) GXG Only. Pahami baik-baik ya, teman-teman.