Author prov.
Pagi ini Via bangun seperti biasa. Ia sudah merasa lebih baik dari semalam.
Walaupun ia lebih baik, namun ia juga merasa kesal. Pasalnya Vano memeluknya erat dan bahkan ia tidak bisa bernafas. Vano tidur dengan pulas tanpa menghiraukan Via yang terus memukul lengannya sambil mengoceh tanpa henti.
"Ihhh kak Vano!!! Aku mau mandi ih!!! Kakak ngeselin!!"
"Enhhg... Apaan sih dekk" racau Vano dengan suara khas bangun tidur.
"Kakak berat tauk!! Dedek mau bangun" ucap Via sambil terus memukuli lengan Vano.
"Isshh.." Vano lalu memalingkan tubuhnya ke arah samping membelakangi Via. Via lalu menjulurkan lidahnya ke arah Vano dan segera bangun untuk mandi.
Selesai mandi dan berganti baju, Via melihat Vano yang masih tertidur pulas. Ckckck.... Via tak segan-segan untuk naik ke atas Vano lalu berteriak agar Vano bangun.
"Kakakkkkk!!!!! Bangun udah siang!!!!" Teriak Via sampai terdengar dari lantai bawah.
"Engghhhhh.. ntar ah.." racau Vano namun malah memeluk Via layaknya guling.
"Ihhh Via udah pake seragam taukkkk!!" Seru Via pada Vano.
"Isshh berisik banget sih.." kesal Vano sambil memandang wajah Via.
"Ih hari ini tuh Via MOS. Kakak kan ketua OSIS masak bangunnya siang. Ini udah jam setengah enam kak!!" Cerocos Via sambil menepuk nepuk kasar pipi Vano agar Vano segera bangun.
"Aaaaakkkhhh iya iya... Bawel banget punya adek." Ucap Vano sambil melangkah ke kamar mandi. Via langsung menuju dapur untuk sarapan.
"Morning mamiku caiyang..." Ucap Via sambil memeluk maminya yang sedang menyiapkan sarapan.
"Morning too by. Eh kata kakak, kamu sakit kemaren? Udah mau sekolah?" Via hanya mengangguk.
"Yakin? Mami sama kakak takut kalo kamu pingsan lagi. G usah sekolah dulu yah!" Pinta mami Via dengan lembut. Namun Via justru menggeleng cepat hingga rambut yang ia kuncir kuda ikut bergoyang.
"G mau!! Mami. Via tegaskan sekali lagi yah! Hari ini itu Via ada MOS. Via harus masuk. Gitu lho. Via kan kuat kaya papi. Jadi Via pasti gak bakal kenapa-kenapa." Ucap Via dengan senyum imuth andalannya untuk membujuk mami maupun kakaknya.
"Hmmm... yaudah deh. Tapi nanti denger apa kata kakak. G boleh tapi-tapi!" Via menggangguku antusias. Mami Via tersenyum manis.
Ia bangga memiliki anak-anak yang sangat berbakti dan tidak pernah melawan perkataan orang tua.
"Ehh kakakmu udah bangun?"
"Udah ko.. lagi mandi." Ucap Via dengan nada seperti anak kecil. Mohon maklum emang kayak gitu.
"Ya udah kamu sarapan dulu, mami mau ke atas bentar bantu papi siap-siap." Via hanya mengangguk mengerti. Lalu melahap roti yang disiapkan oleh maminya.
Baru setengah ia menghabiskan sarapannya, Vano sudah melahap roti yang akan Via masukan kedalam mulut. Viapun kesal sambil memandang Vano yang sibuk main hp tanpa merasa bersalah bahkan tidak perduli pada Via.
"Ihhh kebiasaan!!!" Teriak Via dengan kesal. Hal itu sukses membuat telinga Vano mendenging.
"Idihhh orang situ yang kebiasaan. Pagi pagi udah kek toa." Ucap Vano sambil meminum susu coklat milik Via sampai habis.
"Kakak!!! Ihhh... Hiks.. hiks... Kakak jahat... Punya Via diambil...hiks." Vano langsung menciumi pipi adiknya yang dibanjiri air mata itu. Via semakin kesal hingga memukul lengan Vano dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You {Nevano} | Slow Update
Teen FictionKepo kan? Makanya baca? Semoga kalian suka.. salam syantik author... Wkwkwk