For Nevano;2

4 3 0
                                    

Author Prov.

Namun sebuah tangan mencekal pergelangan tangan Kiri Via. Via berhenti lalu menengok ke kebelakang. Dan ternyata
...

"Kak Rayhard. Via baru aja mau cari kakak!" Ucap Via yang dibalas senyum manis oleh Rey.

"G usah dicari. Aku dari tadi ngeliatin kamu terus dari pinggir lapangan." Ucap Rey.

"Emang kak Rey g masuk kelas?" Tanya Via lagi.

"Aku kebetulan anggota OSIS, dan hari ini aku ada jadwal MOS." Terang Rey. Sementara Via hanya ber O ria.

"Hello!!! Kacang gurih... Dikacangin perih..." Ucap Syfa sambil memandang ke arah lain seolah menyindir. Rey dan Via hanya tertawa geli melihatnya.

"Ya udah yuk! Kak Rey kita nemenin Syfa nyari kak Vito dulu ya?" Rey mengangguk sebagai jawaban.

"Yuk!" Ajak via sambil menggandeng tangan Syfa dan diikuti Rey dibelakang.

Mereka melihat Vito tengah berkumpul bersama dengan Key dan Vano tentunya. Via langsung bersemangat kala melihat kakaknya disana. Berbeda halnya dengan Rey, ia khawatir bahwa ia tak akan bisa menemani Via karna larangan Vano. Ia sangat yakin bahwa Vano akan semakin tidak menyukainya.

"Kak!" Suara nyaring Via berhasil mengalihkan pandangan ketiga Most Wanted itu.

Tatapan Vano menajam seketika saat mendapati Rey berada dibelakang adiknya. Muka datar dan dingin mulai menghiasi wajah tampannya. Key dan Vito bisa merasakan hawa yang mulai tak enak disekitar Vano. (Ok keknya lebay... But, Bodo amat...)

"Dapet siapa?" Tanya Vano terkesan dingin pada Via.

"Nih!" Ucap Via sambil menunjuk Reyhard. "Dapet kak Reyhard. Kalo Syfa dapet kak Vito!" Ucap Via.

"Lho lho lho... Kok Lo! Yah... Padahal tadi gua berharap dapet Cecans eh dapet Curut!" Ucap Vito.

"Idihhh siapa juga yang mau di ajak tour sama Abang lucnut kek Lo! Yang ada gw abis jadi budak Lo doang!" Ucap Syfa sinis.

"G usah sama dia! Sama kakak aja!" Ucap Vano tiba-tiba yang pastinya kata-kata itu tertuju pada Via.

"Emang kenapa? Kak Vano masih marah sama kak Rey? Kak... Kak Rey itu g jahat kalo sama Via... Boleh ya..." Ucap Via memohon.

Vano berdiri tegak dengan ekspresi datar yang sulit diartikan. Tatapan matanya lurus menatap Reyhard sejak tadi walau yang ia ajak bicara adalah Via.

"Lo suka sama Ade gw?" Tanya Vano pada Rey tepat di depan wajah Rey.

"Jujur... I-iya Van. Gw suka sama Ade Lo..." Ucap Rey sambil menunduk. Jujur ia sangat merasa bersalah karena dulu telah membenci Vano hanya karna dulu ia dianggap bocah oleh Vano. Padahal Vano benar. Rey masih belum cukup dewasa untuk memilih atau mengusulkan sesuatu.

Deg...

Jantung Via berpacu 2 kali lebih cepat dari biasanya. Tangannya reflek memegang dada. Hati dan pikirannya bekerja keras untuk memastikan kembali apa yang dikatakan Rey masuk akal atau tidak.

"Pulsek temuin gw di roof top! Kalo Lo punya nyali buat dapetin Ade gw. Gw bakal kasih dia ke elo!" Ucap Vano lalu menarik tangan Via pergi. Jadi, seperti yang Vano bilang, Via tour bersamanya.

🍃

"Kak... Kakak nanti mau apa nyuruh kak Rey buat ke roof top? Jangan di pukul ya?" Ucap Via dengan tatapan sendu.

Mereka sedang berada di koridor lantai dua. Vano hanya diam. Tak biasanya ia mendiamkan Via. Oleh karena itu Via merasa kurang nyaman. Apalagi ditambah tatapan tidak suka oleh para siswa-siswi yang melihat mereka.

For You {Nevano} | Slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang