4

300 53 7
                                    

Usia kandungan Suzy sudah mencapai bulan ke lima. Hasil USG bulan lalu menunjukkan janin itu berjenis kelamin perempuan. Membuat keluarga Hwang itu tak henti-hentinya bersyukur.
"Benar tidak apa kalau aku pergi ke Busan untuk melakukan pemotretan?" Minhyung memeluk sang istri yang tengah membereskan alat-alat kedokterannya. Minhyung menjemput Suzy, jadi sekarang mereka ada di ruang kerja Suzy.
"Gwaenchana. Lagipula ada Soobin dan eomonim. Aku tak apa-kau lupa? Aku ini dokter." Suzy berbalik dan mengalungkan kedua tangannya ke leher Minhyung.
"Jangan menggodaku Ny Hwang."
Suzy mengerucutkan bibirnya, membuat Minhyung semakin gemas. "Aku tak menggodamu. Dasar mesum. Hya, jangan-jangan saat pemotretan nanti, kau juga akan berpelukan dengan wanita lain? Geutji?" Suzy kini melepaskan pelukannya, membuat Minhyung terkejut.
"E-eoh. Aku akan berpasangan dengan Ahra sunbae. "
Suzy tersenyun kecut. Moodnya tiba-tiba saja memburuk. "Dasar menyebalkan. Kau bahkan tidak bilang kalau akan melakukan pemotretan dengan wanita lain." Suzy kini mengemasi barangnya lalu berbalik, menatap Minhyun yang masih keheranan.
"Ya, wae irrae, bukankah biasanya-astaga...jangan bilang ini karena efek bayinya?" Minhyung bergumam pelan di akhir kalimat.
"Mworagu? Jadi kau menyalahkan bayinya?! Wuah...bagus sekali Tuan Hwang..."
"Astaga sayang...baiklah-aku minta maaf, heum?" Minhyung mengikuti pergerakan Suzy, tapi wanita itu sudah terlanjur kesal. "Heii...kau marah? Suzy..."
Suzy hanya diam-dan itu berlanjut sampai keduanya memasuki mobil, membuat Jimin yang menyapa Minhyung keheranan. "Ada apa dengan mereka?- eoh, chagiya!" Pria itu kemudian memilih menghampiri istrinya- Seulgi yang baru saja keluar dari lift.
--

Minhyung mencuri pandang ke arah Suzy yang tengah menyiapkan makanan untuk Jio dan Soobin juga Yeonjun. Ya-namja itu menjadi lebih sering menginap semenjak Suzy hamil-katanya ia tak mau kehilangan momen bersama calon keponakannya-padahal itu keponakan Soobin.
"Makan yang banyak uri adeul-kalian juga." Suzy menyodorkan tiga piring nasi ke arah ketiga namja beda usia itu, menyisakan Minhyung yang menatap sendu piring kosongnya. "Eoh, oppa, kau belum mengambil makanan?" Suzy sedikit terkejut melihat Minhyung hanya menatap piring kosongnya.
Pria itu tersenyum kecil, "Ajik."
"Aigoo...kemarikan. Astaga..kau ini manja sekali." Suzy berdecak, membuat Minhyung keheranan. Jadi Suzy tak marah? Astaga..mood ibu hamil memang menakjubkan.
**

Hari ini Minhyung berangkat ke Busan, diantar oleh Aron, karena Suzy sedang ada jadwal pemeriksaan pasien. "Hyeong, aku menitip Suzy ya?"
Namja itu tersenyum. "Ya-aku akan menjaganya dengan segenap hati dan kekuatanku. Tak perlu khawatir. Kau-tak usah kembali juga tak apa."
"YAK!"
Aron terbahak melihat ekspresi hobbaenya itu. "Aigoo...aku hanya bercanda-tapi..kalau kau mau serius juga tak apa."
"YAK! HYEONG!"
Dan Aron kembali terbahak.
--
Perkataan Aron di bandara tadi benar-benar membuat Minhyung tak fokus. Pria itu sejak pemotretan dimulai tak banyak bicara, membuat beberapa kru keheranan.
"Ya, kau ini kenapa?" Eunsuk- manajer Minhyung memberikan sebotol air mineral pada artisnya itu.
"Apa Suzy belum menelpon?" Bukannya menjawab, pria itu malah balik bertanya ke Eunsuk.
"Hya-neo jinca-aku bertanya padamu tapi kau malah balik ber-"
"Hyeonggg~ geunyang malhaee..." rengek Minhyun.
"Mwoya..kau ini kenapa?! Astaga..lagipula tak ada telpon dari Suzy. Solma-kalian bertengkar?"
"Jincayo?! Aish...Aron hyeonggg!!!"
"Astaga...aneh sekali dia." Eunsuk menggeleng heran.
**

Suzy sedang menikmati waktu sorenya dengan Jio juga Aron.  Namja itu tadi mengantar Suzy pulang, karena ia tak sengaja bertemu di rumah sakit.
"Jadi oppa sedang pendekatan dengan Wendy?"
Aron hanya tersenyum.
"Bukan pendekatan-kami sudah menyiapkan tanggal pernikahan."
"Solma- kalian sudah-"
"Ya-" Aron tersenyum puas.
"Uhuk!" Suzy tersedak-membuat Aron dan Jio sedikit panik.
"Samchon..jangan mengagetkan eomma. Kasihan uri aegi." Marah Jio, Aron hanya meringis. Mirip dengan Minhyung sekali.
"Arasseo...mianhae...heum?"
"Samchon jincaa..."
Suzy hanya terkikik geli, dia kan hanya tersedak, tapi kenapa Jio bersikap seperti dia kesakitan saja. "Gwaenchana Jio~ya, eomma gwaenchana. Cha, mau bantu eomma menyiapkan makan malam?"
Jio mengangguk. "Appa tidak pulang?"
Suzy tersenyum kecil, "Appa pulang besok siang. Nanti kita jemput bersama, heum?"
Jio mengangguk lalu menarik tangan Suzy ke arah dapur.
"Astaga...aku jadi ingin cepat-cepat punya anak juga...aigoo..aegi cepatlah datang."
***

Suzy sedang menyiapkan sarapan untuk Jio saat ia mendengar suara bel pintu rumah berbunyi. "Nuguya?" Gumamnya-heran karena Soobin masih berada di kamar atas dan Yeonjun bilang dia tidak akan kemari.
"Jio~ya..chakkaman ne, eomma akan-eoh? Oppa?!" Suzy benar-benar terkejut saat melihat Minhyung sudah berada di hadapannya.
"Dimana Aron hyeong?" Pria itu segera naik ke lantai atas setelah meletakkan tas barangnya, membuat Suzy menatap suaminya penuh tanya. "Aron oppa? Memangnya dia bilang akan kemari?" Suzy mengikuti suaminya di belakang, membuat Minhyung menghentikan langkahnya.
"Mwo? Dia tak menginap di sini?" Pria itu mendekat ke arah Suzy yang berdiri di tangga bawah.
"Aniyo. Memang oppa menyuruhnya kemari?"
"A-aniya-geunyang...aish.."
Suzy mengeryit. "Oppa, mandilah dulu, kau pasti lelah. Setelah itu kita sarapan bersama, heum?"
CUP.
Satu kecupan di pipi membuat Minhyung tersenyum. "Arasseo. Geundae yeobo~"
Suzy memicingkan kedua matanya, Minhyung itu jarang sekali memanggilnya dengan sebutan yeobo. "Wae?"
"Aron hyeong tidak macam-macam padamu kan?"
"Mwoya..." kekeh Suzy. "Apa oppa kembali pagi ini karena alasan itu? Oppa~ , mana mungkin aku berselingkuh dengan sunbaemu sendiri-lagipula..Aron oppa akan menikah dengan Wendy."
"YE!! Wendy?"
"Eumbb...sudahh..cepat mandi."
Suzy mendorong suaminya naik, memasuki kamar mereka.
"Eoh, hyeong, kau sudah pulang? Cepat sekali.." Soobin yang baru saja keluar kamar sedikit terkejut melihat kakak iparnya sudah kembali.
"Ahh...itu-Eoh, Soobin~i, aku ada oleh-oleh untukmu."
"Jincayo? Eodi?"
"Di bawah, buka saja-di dalam kotak merah di tas barangku."
Soobin segera turun, senyum lebarnya membuat Minhyung terkekeh.
"Memang apa yang oppa berikan padanya?"
"Eobseo-geunyang..."
"HYEONGGGG!!!" Soobin memekik begitu membuka kotak dan hanya menemukan sepasang kaos kaki polos dengan nama Soobin. Ya-Soobin itu paling malas diberikan kaos kaki, karena Minhyung sering sekali membelikannya kaos kaki. Penyakit bersih yang paling dibenci Soobin dari Minhyung. Hadiah Kaos kaki.

~~~TBC

Inside (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang