tarisha mikhaella

601 26 4
                                    

Dengan mimik wajah yang menyeramkan pak Hendro bergegas untuk membuka pintu dan keluar dari ruangan nya, mencari keberadaan para siswa yang terlibat perkelahian tadi.
Saat ia memegang knop pintu dan membukanya secara perlahan,
Betapa kagetnya pria yang berstatus sebagai kepala sekolah itu  langsung di suguhkan pemandangan yang tidak menyenangkan, dimana sekelompok siwsa pria yang tampak acak-acakan dan penuh luka di bagian wajahnya yang masih membiru dan mengeluarkan darah, pak Hendro yang menyaksikan penampilan tak lazim dari anak muridnya itu, tidak kuasa menahan amarahnya yang sudah memuncak

"Kalian semua ikut ke ruangan saya SEKARANG!"  Bentak pak Hendro dengan penuh penekan di akhir katanya

Tanpa basa-basi para siswa itu pun mengikuti pak Hendro masuk kedalam ruangan nya, saat masuk ruangan pak Hendro  mereka melihat wanita yang tadi merekam perkelahian yang baru saja terjadi, ya tentu saja embun
para kaum Adam itu pun menatap tajam ke arah embun seolah memberi peringatan, embun yang merasa terpojok itupun hanya diam menundukkan kepalanya

"Embun, kamu mau kan keluar dulu, bapak masih ada urusan sama Meraka semua" tunjuk pak Hendro ke arah rombongan pria itu

"eh.. i..iya pak, tapi sebelum itu embun mau minta maaf dulu sama abang-abang ini semua, maaf ya embun udah aduin kalian ke pak Hendro, habisan kalian berantem nya serem banget embun kan gasuka, Tante bintang bilang ke embun kalau kita tuh ga boleh berantem-berantem ga baik"  embun bingung harus berkata apa lagi,
Dan akhirnya ia bergerak mulai menyalami satu-satu para perusuh sekaligus pengurus osis itu

"Maaaf, embun minta maaf, maaf ya sekali lagi"

Terlihat tampang tak tega terlukis  di wajah para pria itu, bagaimana mungkin mereka bisa marah kepada embun, toh ini.juga salah mereka.. bagaimanapun cepat atau lambat  hal ini akan di ketahui pihak sekolah.

"Embun kamu ga perlu minta maaf, mereka yang seharusnya minta maaf, kamu ga salah, tindakan kamu itu sudah benar" geram pak Hendro yang merasa iba melihat embun

"Iya nga?! Kalian salah kan?!" Tanya pak Hendro dengan nada kasar

Hening tidak ada yang berniat menjawab atau sekedar mengangguki  perkataan pak Hendro

"Kalau orang nanya itu di jawab, jangan coba  macam-macam dengan ucapan saya! Kalian itu semua sudah SMA bukan anak SD lagi, tidak sewajarnya melakukan hal-hal tidak berguna seperti ini, dan yang bapak amat sesalkan yaitu keterlibatan anggota OSIS dalam pertikaian ini.. kalian itu pengurus OSIS bukan perusuh sekolah, bersikap lah selayaknya bukan bersikap seenaknya, kalian itu seharusnya menjadi  panutan bagi siswa yang lain" geram pak Hendro yang sudah tidak bisa menahan emosinya lagi

"Ini surat panggilan untuk orang tua kalian, mulai detik ini juga kalian semua saya scors! Sekarang tinggalkan ruangan saya dan jangan sampai surat panggilan itu tidak sampai ke tangan orang tua kalian, mengerti?!"

"Ngerti pak" jawab para pria itu secara bersamaan

......................................................................

Ditempat yang berbeda ketua geng brazen ya siapa lagi kalau bukan guntur, ia sedang sibuk melangkahkan kaki  mengantarkan seorang gadis menuju kelas nya,  guntur memang tidak terlibat dengan  pertikaian tadi, ia belum mengetahui kalau anak buah nya tadi menyerang anggota osis, maklum saja jika sedang bersama tarisha guntur akan melupakan segalanya,
bagi nya tarisha merupakan prioritas
utama dalam hidupnya.
tarisha mikhaella namanya,
sang pujaan hati Guntur fareza, ia merupakan gadis satu-satunya yang mampu meluluhkan hati pria tak biasa itu
wajah nya yang cantik serta kepribadiannya yang baik membuatnya terlihat seperti malaikat tanpa sayap,
wajar saja Guntur amat sangat mencintai nya
Ia bahkan pernah mengatakan bahwa  tarisha adalah tujuan nya hidup, jika suatu saat wanita itu menyakiti lalu pergi meninggalkan nya , ia tak akan membenci apalagi melupakan ... Ia akan tetap bertahan dan mengemis perhatian agar tarisha kembali kedalam kehidupan nya.

embunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang