patah hati

438 18 0
                                    

Sepeninggalan tharissa Guntur terlihat tidak bersemangat, seperti kehilangan tujuan hidupnya
Ia tampak murung dan menyendiri, namun kepergian tharissa tidak mengurangkan sedikit pun rasa cinta dan sayang nya kepada gadis yang telah meninggalkan nya itu

Kedua orangtua dan para sahabat Guntur di buat khawatir dengan keadaan Guntur saat ini, Guntur terlihat sangat berantakan

"Tur ayolah, Lo mau sampai kapan kaya gini?" Tanya sakti yang tak mendapatkan respon apapun dari Guntur

Saat ini Guntur dan teman-teman memang tengah berada di kantin

"GUNTUR FAHREZA!" teriak Bu risna kencang

Guntur yang mendengar nama nya di panggil menaikan satu alis nya merasa binggung

"Saya bu?"

"Iya kamu! kemari kamu sini!"

"Kenapa, perasaan saya ga ada buat masalah akhir-akhir ini"

"Sudah jangan banyak bertanya, ayo ikut ibu!"

Guntur mengikuti langkah kaki Bu risna dari belakang

Sampai di lapangan sekolah Guntur di suguhkan dengan pemandangan yang begitu membuatnya binggung, kenapa Bu risna membawa nya ke kerumunan wanita.

"Guntur Fahreza, ibu minta sekarang kamu beri mereka semua penjelasan jangan berkelahi dan membuat keributan di sekolah  hanya karna rebutan mau jadi pacar kamu!"

Seluruh siswi yang mendengar nama Guntur langsung memalingkan wajah ke arah belakang melihat kehadiran pria yang menjadi alasan mereka berkelahi

"Gunturrrrrrr ganteng anjay"

"Ya Allah, susuk gue udah berkerja belum ya?"

"Makin Deket makin ganteng njir"

" Jadi istri ke enam pun gue ikhlas lahir batin"

"Gila emang  yang udah jadi duda keliatan lebih menggoda"

"GUNTUR! kenapa kamu diem?! Ayo ngomong!"

Guntur yang sedang berusaha menebak kejadian akhirnya membuka suara

"Gue ga suka sama Lo semua, jadi berhenti ributin hal yang ga jelas!" Guntur berucap dengan santai dan membuat para wanita yang berada di lapangan semakin terpesona dengan nya

"Udah ya semua, kalian dengar sendiri kan? Jadi jangan membuat keributan lagi Mengerti?! awas saja sampai saya mendengar pertikaian lagi kalian semua akan saya kenakan poin!"

***

Sementara embun yang beberapa hari ini memperlihatkan tingkah laku Guntur yang semakin hari semakin tidak tentu arah, hal ini membuatnya sedih mengapa pria idaman nya itu tak kunjung bersikap seperti biasa nya, hatinya terasa sakit melihat keadaaan Guntur yang terpuruk atas kepergian tarisha ke luar negeri

Dengan sedikit keberanian embun mendekati Guntur yang sedang berada di depan pintu ruang kesiswaan, berbekal sebuah kotak di genggaman tangan nya embun memanggil Guntur dengan suara  pelan, ya sejak semalam embun belajar memasak dan melihat resep di google untuk membuat nasi goreng yang akan di berikan nya kepada Guntur, karna embun perhatikan Guntur terlihat tidak nafsu makan

Padahal hanya melihat dan memperhatikan Guntur dari jarak jauh namun embun seperti mengerti tentang kondisi guntur, the power of embun

"Guntur" embun mengucapkan nama itu dengan sangat pelan, namun Guntur dapat mendengar nya karena jarak keduanya tidak terlalu jauh

"Mau apa Lo?!" Jawab Guntur dengan sentakan

"Emmm... Ini embun mau kasih nasi goreng buat guntur"

"Emang gue ada nyuruh lo buat bawain nasi goreng buat gue?!"

"Eng...engaa sih"

"Sok asik Lo"
Guntur meninggalkan embun yang mematung akibat perkataan nya

Saat ini embun tengah termenung haruskah dia memberanikan diri untuk kembali mendekati Guntur yang tampak butuh kehadiran seseorang, tapi ia juga ragu karna yakin bahwa sampai kapan pun Guntur tidak akan melupakan tarisha.

Lama berfikir embun telah mengambil keputusan untuk mendekati Guntur kembali dan menerima apa pun yang kelak akan terjadi

****

"Embunn, ayo ke kantin!" Teriak yola

"Eh, iy..iyaa"

"Tungguin" Rifan mengikuti kedua gadis itu

"Yol, sakti tu"

"Emm iya gue liat"

"Sama pacarnya dia"

"Iya gue tau fannnn, berisik banget Lo!"

"Lo yang sensian"

"Kalian lagi pada ngomongin apa sih?" Embun yang tak mengerti situasi mencoba bertanya

"Ga kok mbun ga ada apa-apa" jawab yola santai

"Oh oke, ayo pesen makanan, embun laper!" Ajak embun kepada dua orang di hadapan nya

Embun, Rifan dan Yola pun mendekati salah satu warung yang menjual nasi ayam, namun disana tampak segerombolan anak brazen yang tengah berdiri dan saling berbincang.

"Ehh neng yola, makin cantik aja nih"

Yola hanya tersenyum canggung mendengar ucapan aksan salah satu anak brazen

Embun yang melihat Guntur yang beranjak pergi setelah melihat ia Rifan dan Yola datang, embun langsung mengikuti langkah kaki guntur, kepergian Guntur dan embun tak lepas dari pandangan Rifan dan anak brazen lainya

Embun masih saja berada di belakang guntur, mengikuti langkah kaki Guntur kemanapun

"Guntur" panggil embun

"Lo apansih, mau Lo apa ha?!"

"Embun mau Guntur makan"

"Udah gue bilang lo jangan sok asik sama gue, risih gue!"

"Embun ga sok asik kok, cuma nyuruh makan aja"

"Lo siapa nyuruh-nyuruh gue hah?! Ga usah sok kenal, bahkan orang yang gue kenal aja gue anggep gada, apa lagi Lo yang gada harga nya"

Embun yang mendengar kalimat menyakitkan itu hanya menundukan kepalanya sakit rasanya ketika orang yang di anggap berharga malah tak menggangap embun ada

"Minggir lo!"

"Hah..eh.."

"Lo jangan ikutin gue lagi! Awas aja kalau gue liat muka Lo lagi"

Ta...ta.. tapi kan embun"

Guntur pergi meninggalkan embun dengan raut wajah yang tak begitu menyenangkan.

______________________________________________________________________________

Jangan lupa vote dan komen! Semoga suka sama ceritanya 💜




















embunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang