Bus yang membawa sebagian besar siswa SMA DAZA itu berhenti tepat di depan halte bus yang ada disamping sekolah. Para siswa keluar, berbondong-bondong menuju gerbang sekolah yang akan ditutup sekitar 20 menit lagi dari sekarang.Kara, gadis cantik bertubuh mungil itu juga ikut keluar dari dalam bus, merapatkan jaket yang ia pakai sebelum melangkah pelan menuju gerbang sekolah seperti yang lainnya. Ia melangkah diarea koridor yang lenggang, ingin menuju kelasnya yang terletak dilantai dua sekolah ini.
"Karaa..."
Kara berhenti melangkah begitu mendengar namanya di panggil. Ia berbalik, tersenyum cerah dan melambaikan tangannya kearah sosok gadis yang kini sedang berlari kecil kearahnya.
"Mala, tumben udah dateng?"
Gadis yang Kara panggil dengan nama Mala itu tersenyum lebar. Berhenti didepan Kara dan segera menggandeng ringan sahabatnya itu.
"Iya dong, Gue belajar disiplin tahu Kar. Kapok di hukum terus cuman gara-gara terlambat."
Kara tertawa pelan, berjalan berdampingan dengan Mala menuju kelas mereka.
"Harus gitu dong, masa tiap hari Lo langganan bersihin toilet mulu." Ujar Kara.
Mala mendengus, kemudian mereka berdua melangkah masuk kedalam kelas yang sudah mulai terisi oleh sebagian temannya.
"Makanya itu, bau tau Kar." Dumel Mala.
Kara menaruh tasnya diatas meja, menarik bangku yang terletak tepat di depan barisan dan duduk disana.
"Udah, ikhlas aja kali. Itung-itung amal loh." Ucap Kara sambil tertawa.
"Amal sih amal, tapi siksaannya itu loh. Gak banget tahu." Ucap Mala berlebihan.
Kara hanya menggeleng pelan sambil tersenyum, membuka novel yang baru saja ia ambil dari dalam tas dan mulai membaca lembarannya.
"Suka banget sih baca cerita gituan, gak bosen apa?"
Kara menggeleng sebagai jawaban, fokus pada barisan tulisan yang tertera dibuku yang ia baca tanpa menoleh kearah Mala yang tengah menatap jengah kearahnya.
"Kacang ih! Btw, PR matik udah belum Kar?"
"Udah, ambil aja dalam tas." Seolah tahu apa maksud dari pertanyaan Mala, Kara segera membuka tasnya, membiarkan sahabatnya itu untuk mengambil buku Matematika miliknya.
Mala menyengir lebar, segera mengambil buku milik Kara dan menyalin jawaban ke bukunya.
"Eh Mal, Lo udah sarapan?" Tanya Kara.
"Udah, Lo belum ya?"
Kara menutup bukunya, mengalihkan pandangan kearah Mala dan menggeleng pelan.
"Belum, Gue mau kekantin. Lo mau nitip gak?"
"Gak ah, kenyang Gue Kar."
"Kalau gitu Gue kekantin dulu ya."
Mala mengangkat jempolnya, sementara Kara beranjak dari duduknya dan segera keluar dari kelas. Gadis itu berjalan menuruni anak tangga untuk menuju kantin yang terletak dilantai dasar, sesekali tersenyum simpul untuk menanggapi sapaan dari beberapa murid yang mengenalnya.
Kara memang lumayan terkenal dikalangan murid SMA DAZA, cewek itu terkenal dengan kepintarannya dan juga kecantikan alami yang ia miliki meski hanya dengan make up tipis andalannya.
Kara itu bertubuh mungil, berkulit seputih susu yang ia dapat dari ibunya yang keturunan mandarin. Matanya hitam legam, dengan bulu mata lentik dan hidung kecil serta bibir semerah cerry.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABARA ( Open PO )
Teen Fiction( OPEN PO, DARI 20-26JANUARI ) Si posesif Bara dan Si pemberontak Kara Bara yang suka mengekang dan Kara yang suka melawan Kara tak suka Bara, tapi Bara melakukan segala cara untuk mendapatkan Kara Dengan atau tanpa paksaan, Kara harus menjadi milil...