2

48 6 2
                                    

Bel istirahat berbunyi.

"van, mau ke kantin nggak?" Tanya fira yang sudah selesai membereskan bukunya dan sudah siap ke kantin. Vania menoleh dan menjawab dengan anggukan kaku. "nggak usah kaku begitu sama gue. Rileks aja." Ucap fira dengan terkekeh. Vania hanya tersenyum dan mulai melangkahkan kakinya mengikuti fira.

Di perjalanan menuju kantin, fira dan vania mampir dulu ke kelas XI ipa 2. Vania menoleh kepada fira. Seakan mengerti isi kepala vania, fira pun menjelaskan dengan senyum.

"kita jemput incess dulu ya." Ucap fira. Seakan tidak melihat perubahan raut wajah bingung di wajah vania, fira pun tetap menoleh ke dalam kelas XI ipa 2. Seakan tidak mendapatkan apa yang dicarinya, fira pun memanggil yang diperkirakan oleh vania merupakan siswa kelas XI ipa 2.

"ucup, salma kemane? Kok gue nggak lihat batang idung tuh anak." Ucap fira kepada anak kacamata culun bernama ucup.

"dia kagak masuk sekolah. Kayaknya dia belok kiri dari sekolah lagi deh" ucap ucup.

"hadeh... tuh anak bener-bener yee. Yaudah thanks ya, cup." Balas fira kepada ucup.

Setelah dari kelas XI ipa 2, fira dan vania pun berjalan menuju kantin. Sesampainya dikantin mereka melihat sebuah lingkaran besar yang entah apa yang sedang ditonton oleh anak se-antero sekolah. mereka menonton dengan sangat heboh. Vania yang masih anak baru pun tidak tahu apa yang sedang terjadi, sedangkan fira seperti sudah bosan melihat kejadian yang sedang ditonton oleh orang orang yang berada dikantin.

"fir, itu ada apa sih? Kok ramai banget?" Tanya vania dengan kepo.

Fira yang sudah tahu bahwa vania akan menanyakannya pun memutar bola matanya seakan jengah oleh kejadian tersebut. Vania yang melihat reaksi fira pun merasa bingung.

"paling ulah Arga lagi yang lagi nolak cewek. Nggak usah diurusin. Urusan yang nggak penting banget." Ucap fira kepada vania. merasa tidak asing namanya, vania pun mencoba mengingat-ingat siapa arga ini. Sepertinya ia sudah mendengar nama tersebut namun, ia lupa kapan dan dimana.

Melihat vania yang melamun, fira pun membuyarkan apa yang sedang vania pikirkan. Dan mereka memilih untuk tidak ikut melihat kejadian yang tengah ramai ditonton dan memilih memesan bakso mang udin.

***

Bel pulang sekolah berbunyi.

Warga SMA kartika berhamburan keluar dari kelasnya. Ada beberapa yang melanjutkan ekstrakurikulernya. Hari ini merupakan jadwal latihan anak futsal. Beberapa anak futsal sudah berganti pakaian dan melakukan pemanasan di lapangan. Vania dan fira yang baru selesai mengerjakan tugas sekolahnya, mereka baru keluar dari kelas. Fira yang baru mengingat jika hari ini adalah jadwal anak futsal latihan pun, menarik tangan vania menuju lapangan.

"ada apa sih, fir?" ucap vania memegang pergelangan tangannya yang kesakitan karena pegangan fira yang sangat erat tadi.

"map ya, hihi. Gue baru inget kalau hari ini jadwal anak futsal latihan. Kita cuci mata dulu ya sebelum pulang. Rejeki anak sholeh nih." Ucap fira dengan cengirannya. Vania hanya mendengus dan masih memegang pergelangannya. Dan ternyata pergelangan tangannya pun merah sebab kesakitan.

Vania pun duduk dipinggir lapangan dengan fira sambil memandangi anak futsal latihan. Tapi, tiba-tiba ada yang memberi handuk berisi es batu kepada vania. orang tersebut menyodorkan handuk es tersebut.

"nih, kompres tangan lo." Ucapnya dengan wajah datar. Vania yang masih loading hanya menatapnya dengan bingung. "lo nggak mau, nih?" tawarnya lagi. Vania yang baru tersadar pun mengambil handuk tersebut. Belum sempat ia mengucap terima kasih, cowok tersebut pun langsung berjalan menuju lapangan untuk mengikuti pemanasan.

Fira yang hanya memerhatikan disamping vania pun hanya melongo dengan tatapan marah. Sedangkan, anak futsal lainnya yang menyaksikan kejadian tersebut juga menatap bingung kepada lelaki tersebut tetapi tak ada yang berani bertanya kepadanya.

Fira yang menyadari apa yang terjadi barusan langsung menarik kembali tangan vania untuk menjauh dari lapangan. Vania yang merasa tangannya berdenyut, memaksa melepaskan tangannya.

"lo kenapa sih, fir?" Tanya vania dengan wajah kesakitan melihat tangannya. Ia langsung mengompres tangannya yang memerah dengan handuk es yang tadi diberikan oleh lelakimisteri tadi. Melihat apa yang diperbuat vania, fira mengambil handuk es tersebut dan membuangnya ke tong sampah. Melihat kejadian itu, vania menatap mata fira. Terlihat jelas ada tatapan amarah di matanya.

"lo apa-apaan sih,fir? Lo kenapa? Ada masalah apa?" Tanya vania terheran-heran. Fira hanya menatap vania dan keluar meninggalkan vania.

***

Vania berjalan menyusuri jalanan kompleksnya. Setelah ditinggalkan oleh fira, vania memutuskan untuk pulang naik angkot. Rumahnya memang dekat dengan sekolahnya, tetapi untuk berjalan kaki harus berfikir terlebih dahulu karena tak sedekat itu.

Ditengah perjalanan menuju rumahnya, seseorang hamper menabrak vania tapi ia buru-buru menghindar dan terjatuh. Sepertinya hari ini adalah kesialannya mendapatkan begitu banyak luka di tubuhnya.

Ketika ingin bangkit seseorang menepikan motornya disampingkan vania. ia melihat luka dilutut vania akibat terjatuhnya. Ia pun mengeluarkan kapas dan hansaplast dari dalam tasnya. Ia kemudian membersihkan luka vania sebelum infeksi dan menempelkan hansaplast bergambar star wars. Lalu ia membantu vania berdiri. Ia naik ke atas motornya dan menunggu.

" lo mau berdiri disitu sampai kapan? Cepetan naik." Ucap cowok tersebut. Vania dengan kaku langsung naik dan motor tersebut menyusuri jalanan dengan langit yang sedang senja.

***

Sesampai didepan rumah vania. vania turun dari motor dan melihat lukanya yang tertempel hansaplast.

"hansaplastnya harus lo ganti tiap hari. Kalau nggak diganti bakal nggak baik buat lukanya." Ucap lelaki yang entah siapa namanya dan telah dua kali menolong vania.

"hmm... makasih ya, kamu udah nolongin aku hari ini." Ucap vania dengan kaku yang dijawab anggukan datar dari cowok tersebut. Tetapi, satu hal yang belumm diketahui oleh vania. "eh, btw nama kamu siapa?" dengan keberanian vania bertanya kpada cowok tersebut. Tetapi, belum sempat dijawab cowok itu langsung menyalakan motornya dan melaju menyusuri jalanan.

Terlalu banyak kejadian aneh yang dialami vania hari ini. Ia sangat lelah dan butuh istirahat untuk hari esok. Ia tak tahu apa yang terjadi esok dengan dia dan fira. Ia sangat bingung dengan sikap fira hari ini. Mengapa teman sebangkunya itu "seperti" melarangnya dekat atau kenal dengan cowok tersebut. Entahlah. Namun siapapun namanya, terima kasih untuk hari ini. Batin vania.

***

karena ini cerita pertama aku, aku nerima kritik dan saran ya. jadi komen apa aja yang menurut kalian agak gimana gitu hihi. dan maapkan aku jikalau ini pendek sekali wkwkwk.

terus support cerita ini ya. jangan lupa like and komen

love, author

Silent LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang