3

29 5 2
                                    

Vania masih menatap atap kamar tidurnya. Terdapat hiasan beberapa bintang di atap kamarnya. Vania sangat suka memandangi bintang itu. Hari pertamanya disekolah baru sangat melelahkan. Ia mencoba menyusun dan mencerna berbagai kejadian yang terjadi hari ini. Ia tak tahu ada apa fira dengan lelaki yang menolongnya tadi. Ia dapat melihat raut kebencian di mata fira tadi. Apa yang telah diperbuat oleh lelaki itu kepada fira yang menyebabkan fira sangat membenci lelaki tadi? Entahlah vania juga pusing memikirkannya.

Ia mencoba memejamkan matanya sebab esok ia harus kembali melewati kejadian yang mungkin dapat memecahkan keingintahuannya mengenai hubungan fira dan lelaki tadi. Tak lama vania telah terlelap dan hanyut ke mimpinya.

***

Pagi ini vania tidak berangkat dengan rayhan -papanya- karena papanya ada urusan pagi tadi sehinggan lebih cepat berangkat dari biasanya. Alhasil, vania berangkat dengan kakaknya. Ia sekarang sudah duduk diatas motor kakaknya yang sekarang sedang berada di tengah kemacetan.

Setelah melewati kemacetan, vania sampai disekolah 5 menit dari jam seharusnya ia masuk. Gerbang sekolah sudah ditutup. Ia mengeluarkan handphonenya untuk meminta bantuan kepada fira. Oh shit, ia lupa bahwa ia belum meminta nomor telepon fira. Ia mencoba mencari pak arif-satpam yang biasa berjaga- namun hasilnya nihil. Vania mencoba mencari cara lain agar dapat masuk.

Tiba tiba ada yang menarik tangannya menjauh dari sekolah. ia melihat seorang laki laki bertubuh tinggi dan memakai seragam sekolah sepertinya. Setelah sampai di tempat tujuan, vania melihat sebuah rumah yang kecil dan melihat beberapa anak sekolah yang mungkin satu sekolah dengannya tengah merokok di tempat itu. Lelaki yang tadi menarik tangannya menjauh dari sekolah, melepaskan genggaman tangannya dan melihat wajah vania yang bingung.

Vania yang baru menyadari bahwa yang menarik tangannya menjauh dari sekolah adalah lelaki kemarin. Lelaki yang membantunya kemarin. Vania sempat terkejut. Ia tidak tahu apa maksud dan tujuan lelaki tersebut membawanya ketempat ini.

"ga, lo bawa siapa tuh? Nggak biasanya bawa cewek kesini." Ucap seorang yang sedang memegang rokok di sela sela jarinya. Yang ditanya pun tidak menjawab. Lelaki yang menarik tangannya tadi berjalan untuk mengambil bangku yang kosong. Setelah ia duduk, ia menepuk bangku disampingnya menandakan menyuruh vania duduk disampingnya. Vania denan ragu berjalan dan duduk disampingnya. Tempatnya agak jauh dari beberapa segerombolan yang merokok tadi. Mungkin karena ada gue jadi agak jauh. Batin vania kegeeran.

"gue arga." Ucap lelaki disamping vania. "gue bawa lo kesini karena meskipun lo nunggu disitu nggak bakalan dibukain gerbang. Entar gue bawa lo masuk. Tenang aja." Ucap arga seakan menjawab pertanyaan yang ada di pikiran vania.

"lo nggak niat ngenalin diri?" ucap arga kembali membuka suara. Mungkin karena keheningan yang tidak ia suka. Karen vania merasakan yang sama. Ia sangat tidak suka keadaan yang hening atau canggung. Vania berdehem mencoba mencairkan rasa gugupnya.

"gue vania." ucap vania singkat.

"pindahan kan?"

"ya." Ucap vania seadanya.

"kenapa pindah?"

"ikut orang tua pindah kerja kesini."

"maksud gue, kenapa lo mau pindah? Mencoba membaur kembali dengan orang yang sama sekali nggak lo kenal dan harus mengenal orang baru. Kenapa lo mau?"

"sebenarnya awalnya emang takut mencoba kehidupan baru disini. Cuman, kalau gue baca beberapa novel kayaknya seru gitu dan selalu berakhir happy ending dan gue orang yang nggak terlalu susah untuk berbaur." Ucap vania

Arga ber-oh ria. "yang selalu baca lo belum tentu lo bisa seperti tokoh yang ada di novel itu."

"ya gue tau. Cuman apa salahnya mencoba? " ucap vania melihat kearah arga yang memandanginya.

"kalau misalnya apa yang lo coba buat lo kecewa? Kan ujung ujung lo juga yang sakit hati." Ucap arga masih memandangi vania.

"sekalian menambah pengalaman dan kalau emang ujung-ujung bikin kecewa kan bisa dijadiin pelajaran." Ucap vania tersenyum. Arga tak menyadari ujung bibirnya terangkat dengan manis.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 10.00. artinya bel istirahat telah berbunyi. Arga bangkit dan menoleh. "lo mau masuk nggak? Gue tau jalan pintas." Ucap arga tersenyum nakal tapi membuat vania terpaku.

***

"van, lo darimana aja sih? Kok baru dateng? Lo tuh masih anak baru disini, kok udah bolos-bolos aja. Gue aja nih ya udah 2 tahun di kartika belom pernah bolos." Ucap fira. Vania saat ini sedang bersama fira menuju kantin. Fira membombardirkan pertanyaan dan beberapa ceramah kepadanya.

"nggak fir, gue udah datang daritadi cuman gue di uks. Tadi sakit perut." Ucap vania yang tentunya dengan ucapan dustanya itu. Jika ia berkata jujur, ia sudah tak tahu bagaimana reaksi fira.

"lo jangan bohong deh, jujur aja sama gue." Ucap fira masih mencoba membujuk vania untuk jujur. Tapi kalian pikir ia akan luluh? Oh tidak segampang itu.

"ihh apaan sih fir. Gue tuh udah jujur, udah ah nggak usah dibahas lagi." Ucap vania.

Mereka pun sampai dikantin yang sangat dipenuhi oleh manusia. Seketika ia mengedarkan pandangannya dikantin. Seperti mencari seseorang. Saat yang dicari telah ditemukan, ternyata arga pun melihat vania dari kejauhan. Terlalu serius melihat arga, vania jadi tidak mendengarkan celotehan fira membuatnya kesal. Vania kembali melihat kearah arga namun nihil, arga sudah tak melihatnya dan memilih kembali mengobrol dengan temannya. Vania menghela nafas. Ia merasa kecewa? Entahlah ia juga tidak tahu ada apa dengan dirinya.

Vania dan fira memutuskan untuk makan bakso hari ini. Fira memilih antri dan vania mencari tempat. Beginilah jadinya jika mereka terlambat kekantin, mereka tidak mendapatkan tempat. Saat vania sedang jalan mencari tempat, ia tidak sadar bahwa ia sedang berada didekat meja arga dan teman-temannya makan.

"eh, ini bukan cewek yang tadi arga bawa ke bu ria?"

Vania yang mendengar kalimat tersebut seolah tertuju oleh dirinya melihat siapakah gerangan yang sedang membuat kartika mendapatkan gossip baru. Saat melihat ke meja arga, ia melihat teman arga berambut keriting sedang menunjuk dirinya.

Ia pun tersadar dan buru-buru lari terbirit-birit sebelum fira tau semuanya. Vania tetap berlari dengan menutup mukanya meskipun sepertinya teman arga tersebut masih memanggil dirinya dengan sebutan "hey hey".

***

Hai

maaf ya jarang update, lagi banyak banget tugas numpuk. ini ku mencoba meluangkan waktuku.

jangan lupa like and comment tapi nggak usah subscribe hehe.

selamat bermalam minggu

Silent LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang